Antara Bahasa Inggris dan Mengetik
pixabay.com |
“Kak, kakak
paling suka pelajaran apa di sekolah?” Tanya saya suatu hari sama kakak Za.
“Aku paling suka
Matematika, mi” Jawabnya. Saya lupa alasannya apa, yang jelas yang menyenangkan
dari matematika itu adanya kepastian.
“Kalau Aisa,
sukanya belajar apa di sekolah?” Kali ini saya bertanya sama adik Ra.
“Aisa sukanya
belajar Tematik, kalau sudah besar ingin jadi guru tematik” Jawabnya, mungkin
karena ia lebih percaya diri dalam pelajaran Tematik.
Dari sedikit
obrolan dengan dua anak ini, saya bersyukur. Kenapa? Karena mereka setidaknya punya
hal yang disukai di sekolah, walaupun yang tidak disukai juga ada. Padahal saya
sering membayangkan betapa sulitnya belajar untuk anak-anak jaman sekarang. Kadang
saya suka kasihan sama mereka dan tak terlalu memaksa mereka belajar dibalik
meja setiap hari, kecuali kalau ada ulangan belajar dikit dong hehe. Saya ingin
mereka datang ke sekolah dengan semangat dan bahagia.
Setelah diingat-ingat,
saya kok rasanya tak punya pelajaran favorit saat SD dan SMP. Halah,
jangan-jangan kerjaannya main melulu nih saya. Tapi saat SMA, ada satu
pelajaran yang melekat di benak saya yaitu Bahasa Inggris. Yang saya suka
adalah selain karena gurunya baik dan mengajarnya enak, seminggu sekali semua
murid harus membuat sebuah tulisan di
sebuah buku tulis khusus dalam Bahasa Inggris lalu dikumpulkan untuk
dinilai. Terserah tulisan apapun itu termasuk curhat. Karena saya memang doyan
nulis, seneng banget saat mendapat tugas ini. Momen ini selalu saya tunggu
karena ini adalah kesempatan saya untuk..curhat, LOL.
Pelajaran ini
memacu saya untuk lebih memahami Bahasa Inggris. Jadi saya sering menyempatkan
ke perpustakaan sekolah untuk meminjam novel berbahasa inggris. Saya sebenarnya
nggak pinter dan butuh waktu lama untuk memahami sesuatu. Membaca novel tipis
berbahasa Inggris pun butuh waktu berhari-hari, dengan berkali-kali
membolak-balik kamus.
Kegiatan menulis
tersebut sedikit banyak ada pengaruhnya terhadap kehidupan saya. Cerita pendek
pertama saya dimuat di majalah remaja saat SMA. Inilah saat pertama kali saya
merasakan penghasilan dari menulis, senangnyaa. Walau tidak banyak, tapi tetap
saja merasakan hasil kerja sendiri itu menyenangkan.
Sementara itu,
Bahasa Inggris tetap lebih saya sukai dibanding pelajaran lainnya, walaupun
mahir juga nggak. Saya lebih suka mendampingi anak belajar Bahasa Inggris dibanding
mengajari Matematika. Giliran Pelajaran Matematika, biar ayahnya yang turun
tangan. Tetap tidak sia-sia walau saya tidak berkarir di perusahaan tertentu,
ilmu yang saya pelajari bisa saya turunkan pada anak.
pixabay.com |
Oh ya,
sebenarnya ada satu lagi pelajaran yang melekat, yang ini saat saya kuliah,
yaitu pelajaran mengetik. Bukan mengetik biasa. Karena saya kuliah di Jurusan
Administrasi Niaga dengan konsentrasi Kesekretariatan dan Perkantoran,
mengetiknya pun harus 10 jari. Kesepuluh jari harus dimainkan di atas keyboard
mesin tik.
Kalau saya nggak
lupa, mengetik 10 jari begini caranya. Mulai dari kelingking ke jempol kiri,
masing-masing jari stand by di posisi
keyboard A, S, D, F, spasi. Sementara
mulai dari jempol ke kelingking kanan harus stand
by di posisi keyboard Spasi,
J,K,L, dan ;. Kalau sudah latihan atau ujian mengetik, wuih ramainyaaa dengan
bunyi tak tik tuk mesin ketik dan suara gandaran yang digeser (manual) atau
dipencet (elektronik).
Selalu ada tawa
saat pelajaran mengetik. Karena selain gurunya lucu, pelajarannya juga gak
membosankan. Gimana mau membosankan, wong tangannya gerak terus, adrenalin
dipacu terus biar tak ada hasil ketika yang salah. Pengaruh pelajaran ini ya
jadi bisa mengetik sedikit lebih cepat aja dari yang lain saat menulis, jadi bisa
menghemat waktu.
Bagaimana dengan
teman-teman, pelajaran apa yang melekat saat sekolah dan berpengaruh pada karir
dan kehidupan?
Aku dulu anak IPS mba. Ada pelajaran mengetik 10 jari. Tapi sekarang kok ya suka-suka. Padahal kalau ulangan gitu mesin ketik pasti tertutup semua angka dan hurufnya. Pada waktu itu mau tak mau ya harus hafal.
ReplyDeleteJadi ingat dulu ada matkul pengetikan baik yang mesin ketik manual ataupun elektrik. Sekarang kalau ketak-ketik jari-jarinya tetep tidak pada tempatnya :)
ReplyDelete