Petualangan Za & Ra

  Internet kini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Selain menjadi sumber informasi, internet juga bisa dimanfaatkan untuk mendidik dan menemani anak belajar. Caranya bagaimana? Baca yuk ulasan lengkapnya di artikel saya kali ini. Cara Memanfaatkan Internet untuk Mendidik dan Menemani Anak Belajar Menggunakan Platform Belajar Online Saat ini banyak tersedia aplikasi belajar online yang bisa diunduh di smartphone atau tablet. Aplikasi ini biasanya dilengkapi dengan materi belajar yang menarik dan interaktif, serta dilengkapi dengan gambar, animasi, dan video pendukung.  Seperti yang dirilis dalam artikel di salah satu website teknologi , ada disebutkan beberapa platform belajar online untuk anak yang bisa Anda akses secara langsung jika menjadi pelanggan internet cepat dari IndiHome, yaitu Khan Academy, Rumah Belajar, Quipper, dan sebagainya.  2.             Menonton...

Beberapa hari yang lalu, saya menemani anak saya mengikuti salah satu program sekolah yaitu rekreasi ke Taman Hutan Kota Jombang . Taman ini termasuk tempat wisata yang relatif baru di Tangerang Selatan karena baru diresmikan tahun 2020 yang lalu.  Pendirian taman ini konon merupakan upaya Pemerintah Kota Tangerang Selatan membenahi kota dengan mendirikan ruang terbuka hijau. Selain itu, Pemkot juga berupaya untuk memfungsikan kembali Kali Mati di kelurahan Jombang agar saluran kali kembali berfungsi sebagai saluran pembuang dari Jalan Sumatera ke Kali Cibenda. Beralamat di Jalan pertanian, Jombang, Tangerang Selatan, taman ini berada di samping Pusat Kesehatan Hewan (PusKesWan) tangerang Selatan. Tak dikenakan biaya saat masuk ke Taman Hutan Kota Jombang, namun hanya dikenakan biaya parkir jika kita membawa kendaraan. Fasilias di dalamnya ada taman bermain anak dengan aneka mainan yang bisa digunakan, trek joging, alat olahraga, meja dan kursi kayu, gazebo, air mancur, bangku, dan...

Punya anak yang sekolah di kelas playgroup ya tentunya berharap anak bisa bermain sambil berlajar dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Saya belum banyak berharap anak berkompetisi dengan mengikuti berbagai lomba. Kan namanya juga kelas playgroup, kelas kelompok bermain, ya pastinya anak masih senang main. Tapi karena program sekolah untuk mengikuti lomba di Porseni Tangsel tahun 2022 ini, ya kita ikuti program sekolah.  Namanya juga anak usia 3 setengah tahun, masih suka nangis di sekolah, kadang masih suka digendong kalau pulang sekolah. Aah, sesuatu banget deh saat usia mamanya tak lagi muda. Makanya tak berharap banyak deh saat tahu anaknya mau ikut lomba menari. Tidak nangis pun sudah alhamdulillah bersyukur banget. Sukurlah bu guru pilihkan lagu yang memang disukai anak-anak playgroup dan TK, yaitu Wheels On The Bus. Jadi saat latihan pun anak-anak kelihatannya masih bisa mengikuti dengan cerita seperti bermain. Gerakannya pun tak cukup sulit, walaupun belum tentu bisa d...

  Dampingi anak belajar. Dengar kata ini gimana menurutmu sih mom? Semangat, seru, menyenangkan? Atau malah sebaliknya kesel, gregetan, pengen marah? Kalau aku sih nano-nano perasaannya. Menyenangkan tentu dong, kan anak sendiri yang didampingi untuk belajar. Dulu aku suka sedih waktu jadi guru, karena gak bisa dampingi anak belajar setiap hari, dikarenakan  ada tanggung jawab di luar rumah untuk mendampingi anak-anak lain di sekolah. Sekarang alhamdulillah aku udah jadi full time mom yang bisa dampingi anak belajar kapanpun. Walau begitu bukan berarti gak ada halangan dalam mendampingi anak belajar. Apalagi belajar saat pandemi seperti ini dimana kegiatan belajar sekolah dilakukan secara online, atau seringkali disebut PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).Seringkali saat anak minta didampingi mengerjakan tugas, sayanya lagi ada pekerjaan lain seperti memasak atau menenangkan si kecil yang rewel. Sering juga saya gak punya cukup ilmu saat anak tanya tentang tugas sekolah atau ma...

“Umi, kayanya hasil ETS (Evaluasi Tengah Semester) ku jelek deh” Kata putri saya, Ra, saat kami sedang antri untuk ambil raport mid testnya di sekolah beberapa hari lalu. Seperti semua orangtua, saya pun sebenarnya menginginkan Ra mendapatkan hasil ujian yang bagus. Tetapi, hal itu tidak bisa dipaksakan. Anak mau belajar di sekolah dengan senang saja saya sudah sangat bersyukur. Maka, saya pun tidak terlalu memaksa putri saya untuk mendapatkan nilai yang bagus. Yang penting, ia sudah berusaha sendiri melakukan tugasnya sebagai pelajar. Seringkali saya sedih kalau melihat Ra pulang ke rumah dengan wajah murung lalu bercerita tentang berbagai masalahnya di sekolah. Pernah dia bercerita, kalau ia sulit menyelesaikan soal pecahan. Ketika saya jelaskan berkali-kali dan saya berikan contohnya pun, putri saya tidak langsung mengerti. Saya sempat putus asa, bingung, bahkan kesal, bagaimana menjelaskan hal ini padanya. Lalu saya pasrah, saya dan Ra sudah berusaha, hasilnya terserah ...

Sudah muali akhir tahun nih. Biasanya, sebagian orangtua disibukkan dengan kegiatan mencari sekolahan untuk anak-anaknya. Karena sebagian sekolah, terutama yang swasta, sudah mulai membuka pendaftaran di bulan Oktober sampai Desember. Termasuk saya, sedang bersiap-siap memasukkan si sulung ke SMP di sekitar rumah. Inginnya sih yang ada muatan agamanya, metodenya belajar aktif yang tak hanya duduk di kelas, modern dan tidak ketinggalan teknologi, serta mengedepankan akhlak mulia. Hmm, ada nggak sih sekolah yang seperti itu ya. Banyak maunya, hehe, ya.. tak apa-apa kan namanya ikhtiar. Dan ini ada informasi beberapa sekolah Menengah Pertama Islam yang sebagian sudah saya survey.

Pagi hari biasanya waktu tersibuk buat para ibu, iya tidak bu. Bagaimana tidak, dalam waktu yang begitu sempit ibu harus menyiapkan anak dan suami yang mau sekolah dan pergi kerja, menyiapkan sarapan mereka dan bekal sekolah anak. Belum lagi, pekerjaan rumah tangga yang menumpuk saat pagi hari. Semuanya menunggu ‘sentuhan’ tangan ibu. Enak sih kalau punya asisten rumah tangga. Setidaknya beberapa pekerjaan bisa didelegasikan. Jadi ibu bisa sedikit bernafas atau tidak terlalu diburu-buru. Berbeda jika di rumah tidak ada asisten rumah tangga seperti saya, harus punya tips dan trik tertentu agar anak dan suami bisa sarapan sebelum berangkat dengan baju yang sudah rapi tersetrika dan bekal sekolah anak yang siap dibawa.

Ayah, ibu, pernah gak sih si kecil ikut-ikut nimbrung saat kita sedang bekerja di depan laptop? Saat Za dan Ra balita, mereka seriiing banget ikut-ikutan ‘merusuh’ saat saya sedang menulis atau membaca artikel dari laptop. Sekarang pun saat masa balita sudah lewat, mereka masih sering ikut penasaran dengan apa yang saya lakukan di depan laptop. Yah, wajar lah, namanya juga anak, mereka meniru apapun dari lingkungan sekitarnya. Kalau ayah dan ibunya setiap hari ‘mojok’ di depan laptop, mereka tentu saja akan penasaran dan meniru. 

Uhuk, uhuk . Kemarin saya mendengar adik Za terbatuk. Duh, jangan-jangan mulai kambuh lagi nih radang tenggorokannya, pikir saya. Naudzubillah, jangan sampai. Semoga adik Ra, juga kakaknya tentu saja, tetap sehat. Apalagi sekarang adik Ra sudah mulai Mid Test (Ujian Tengah Semester), kasihan kalau harus menyusul sendirian nanti.  Ada beberapa hal yang saya lakukan jika sedang menghadapi minggu ujian sekolah anak. Pertama, tentu saja mendampingi mereka belajar. Nggak kakaknya atau adiknya, kalau belajar untuk ujian harus dibacain materinya kalau mereka sudah capek membaca, atau minta tolong di test dengan diberikan pertanyaan berkaitan dengan materi yang diujikan. Kalau sudah berusaha belajar, tinggal tawakal menunggu hasil ujiannya.

Suatu hari di lingkungan kami, saya mendengar ada orang yang membuang tumpukan sampah kain di sungai di belakang komplek perumahan kami. Tidak tanggung-tanggung, kira-kira ada 3 kardus kain bekas baju tak terpakai yang dibuang. Salah satu warga yang kesal mempertanyakan, kenapa baju-baju bekas itu tidak diberikan saja pada pemulung yang setiap hari lewat di komplek perumahan kami?  Masalah sampah ini menjadi permasalahan yang pelik buat kita. Kalau melihat berita di televisi tentang sampah-sampah di tempat penampungan sampah, kok rasanya sedih ya. Sampah-sampah itu setiap hari bertambah terus menjadi gunungan yang bukan tidak mungkin suatu saat akan ‘mengubur’ tempat tinggal kita sendiri dalam arti kiasan. Misalnya saja sampah plastik yang sulit terurai akan menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir ke lingkungan kita.

Beberapa waktu lalu di blog ini saya pernah cerita kalau saya beli voucher diskon es krim di bambideal.id. Awalnya, saya ingin beli voucher diskon untuk tempat wisata edukasi Sky World di Taman Mini Indonesia Indah. Karena ingin memberikan pengalaman antariksa sama Za dan Ra. Tetapi karena saat itu lagi musim ujian akhir semester dan tidak memungkinkan bagi kita untuk pergi, maka jadilah kita beli voucher diskon es krim. Dan sekarang saat udah mau masuk liburan sekolah, voucher diskon Sky Worldnya malah sudah tidak ada :(

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting disiapkan untuk anak. Karena dengan bekal pendidikan yang baik bisa mendukung masa depan anak. ilmu yang didapatkan dari pendidikan yang baik tidak hanya bermanfaat untuk kehidupan di dunia, sebagai bekal anak mencari nafkah. Namun juga akan bermanfaat untuk kehidupan akhirat nanti, sebagaimana bunyi hadist berikut ini. “ Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh ” (HR. Muslim)

Artikel utama Tabloid Halo Jepang edisi Juli 2017 tentang system pendidikan di Jepang, pas banget dengan momen tahun ajaran baru sekolah di Indonesia. Dalam artikel itu disebutkan bahwa system pendidikan dasar di Jepang terbukti mampu menghasilkan sumber daya manusia yang handal. System pendidikan di sana mencakup:

Hari sabtu kemarin, Ra mengikuti kegiatan pentas seni dan perisahan TK B di sekolahnya. Kali ini Ra tampil sebagai penari ondel-ondel, menampilkan drumband dan membaca kesan dan pesan untuk guru. Sempat pangling sama Ra yang di-makeup tebal, kakak Za sampai nggak mengenali Ra. Mm, apa ya, saya ingin nulis panjang lebar tapi kok gabisa berkata-kata ya. Saya takjub aja lihat Ra yang berlenggak-lenggok di atas panggung membawakan tari ondel-ondel, lalu menjadi bagian dari pasukan drumband dan membacakan kesan pesan untuk guru. Aduuh, kalau bukan gurunya yang membimbing dia, siapa lagi? Ra yang sekarang tentu banyak dengan banyak kemajuan yang dicapainya, tentu tak lepas dari peran guru. Ra udah berani tampil di depan panggung, Ra udah bisa baca tulis, Ra juga bisa bersosialisasi dengan baik dengan teman. Many thanks to them. Silahkan menikmati video acara milik salah seorang orangtua murid J

Tanggal 21 April selalu diperingati sebagai Hari Kartini. Media sosial dipenuhi dengan tulisan tentang Kartini dan ucapan Selamat Hari Kartini. Sekolah dan instansi ramai dengan peringatan salah satu pahlawan wanita Indonesia ini, termasuk sekolahnya Za dan Ra. Di sekolah dasar tempat Za bersekolah, peringatan Hari Kartini tak diperingati secara khusus setiap 21 April. Di kelas, anak-anak sudah cukup diperkenalkan dengan sosok Ibu Kartini. Nama Raden Ajeng Kartini pun dijadikan salah satu nama kelas di sekolah Za. Dengan begitu, nama RA Kartini dan jasanya akan terekam di ingatan anak.

"Mi, kakak mau jual barbekyu ya nanti kalau Market Day di sekolah" Begitu kata kakak Za saat pulang sekolah suatu hari. "Oh ya, barbekyu apa ya?" Tanya saya sambil membayangkan sosis bakar lezat yang masih hangat dengan asap mengepul. Dalam benak saya, barbekyu itu makanan yang dibakar dengan diguyur saus lezat. Kalau kakak Za mau jual barbekyu di market day sekolahnya, alamat saya harus masak banyak nih, dan tentu harus enak karena akan dijual. Masalah saya, kalau masak banyak untuk orang lain di luar keluarga suka grogi dan tidak percaya diri. "Itu mi, barang bekas ber..." Kakak Za tak melanjutkan perkataannya, mungkin lupa kepanjangan dari Barbekyu. "Ooh, barang bekas berkualitas" Kata saya. "Barbeku kali kak, kan barang bekas berkualitas. Kalau barbekyu, jadinya barang bekas berkyualitas dong" Kata saya lagi, disambut kakak Za yang tertawa. "Kenapa kakak mau jual barbeku? Bukan makanan atau minuman?" ...

Assalaamualaikum… Hari kamis kemarin, saya menemani Ra mengikuti kegiatan field trip daei sekolahnya ke Taman Wisata Matahari. Baru kali ini saya berkunjung ke sini. Jadi, cukup membuat penasaran. Walau sedang agak batuk pilek, saya berusaha mengumpulkan semangat untuk menemani adik Ra. Berangkat sekitar jam setengah tujuh dari Bintaro, rombongan bus sekolah Ra sampai di Taman Wisata Matahari sekitar jam 9 pagi. Taman ini terletak di Jalan Raya Puncak, Bogor dan merupakan tempat rekreasi keluarga yang mempunyai moto “ Recreational and educational Park ”. Tiket masuknya sebesar 25 ribu rupiah setiap orang, sudah termasuk gratis beberapa permainan seperti dan diskon 10% makan di Restoran Sunda Express.

"Kak, bangun..bangun..!" Rutinitas pagi hari selalu membuat saya sedikit kalang kabut. Selain menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, membangunkan Za dan Ra yang akan berangkat sekolah juga menjadi salah satu tantangannya. Za membuka mata. Seperti biasa, saya sodorkan segelas susu padanya agar dia mau bangun untuk wudhu. Urusan adiknya nanti deh, karena sekolahnya lebih dekat. Setelah beberapa kali meminta kakak Za bangun, akhirnya ia mau berdiri dan pergi wudhu. Saya menyuruhnya bergegas makan dan mandi, karena mobil jemputan sekolahnya selalu datang pagi sekali.

Kemarin, hari Rabu tanggal 18 Desember 2016, kakak Za dan teman-teman dari sekolahnya di SDIT Auliya Bintaro mengadakan kegiatan di kampus UI dengan dipandu oleh Bee White Management. Bee White merupakan lembaga training yang menghadirkan program-program pengembangan diri anak, remaja, guru dan orang tua yang dikemas dengan konsep multimetode, multimedia dan multiaksi. Didirikan tahun 2009, lembaga ini menerapkan metode 4F dalam berbagai pelatihannya yaitu Fun, Friendly, Focus, Fresh.

" Mi, nanti umi semangatin Raisa ya.." Beberapa kali Ra bilang seperti ini saat hendak beangkat. Saya pun mengiyakan. Terlihat semangat Ra mengikuti salah satu kegiatan dari sekolahnya ini. Ya, hari Kamis kemarin, Ra ikut lomba drumband TK se-Tangerang Selatan yang diadakan di Ancol. Ra dan teman-teman serta guru dan bunda POMG sudah bekerja keras berlatih selama beberapa bulan. Drumband memang salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah Ra, jadi meski tak ada lomba kegiatan ini tetap dilaksanakan di sekolah setiap seminggu sekali.