Petualangan Za & Ra

    Bagi seorang perempuan yang sudah menikah, keluarga adalah hal yang seharusnya diprioritaskan. Apakah ia seorang wanita karir atau ibu rumah tangga saja yang banyak berkaktifitas di rumah, keluarga tetaplah prioritasnya. Begitupun sebaliknya, ketika seorang Perempuan akan bekerja atau melakukan aktifitas lain di luar tugasnya sebagai istri dan ibu, keluarga adalah support sytem terbesar yang mendukung aktifitasnya itu. Setidaknya begitu buat saya yang saat ini beraktifitas sebagai blogger selain menjadi ibu rumah tangga yang mengurus keluarga. Ketika pertamakali membuat dan menulis di blog, awalnya saya tidak memberitahu suami. Tetapi kemudian lama-lama beliau tahu karena saya suka meminjam komputernya. Beliau tidak bilang melarang atau membolehkan. Responnya yang biasa saja itu tanpa melarang, saya anggap sebuah ijin untuk membiarkan saya menulis di blog. Beliau sudah tahu ketika menikah bahwa saya suka menulis. Ketika saya dibolehkan menggunakan komputer dan fasilitas inter

    Menjalin pertemanan karena ngeblog, sangat memungkinkan. Dengan memasuki komunitas blogger, kita akan bertemu banyak blogger lainnya, lalu bertukar pikiran dan bahkan menjalin pertemanan. Di komunitas Kumpulan Emak Blogger (KEB) sering mengadakan acara blogger baik offline maupun online sehingga memungkinkan setiap blogger bertemu lalu menjalin pertemanan. Dengan minat yang sama yaitu pada kegiatang ngeblog dan berada di komunitas yang sama, akan membuat peluang pertemanan terjadi lebih besar. Saya sendiri pertama kali mengenal KEB dari teman penulis yang saya kenal. Jadi, saya sudah berteman dengan beliau sejak sebelum masuk komunita blogger. Ia Leyla Hana, penulis dan pemilik blogger leylahana.com. Saya dan Leyla dulu pernah bekerja di sebuah Perusahaan penerbitan yang sama dan ngekos di rumah kos yang sama bahkan di kamar yang sama. Suatu hari, saya melihat Leyla membuat postingan di Twitter tentang KEB. Saya lupa tentang apa detailnya. Saya penasaran sekali dan mencoba

    Hiatus atau jeda sementara. Ya, jadi ceritanya setelah bapak meninggal tahun 2019 akhir, seperti ada yang hilang dari diri saya. Semangat saya untuk menulis menjadi menurun sehingga saya jeda sementara dari menulis di blog dan lama sekali tidak update blog. Bahkan, sempat terbersit dalam pikiran saya untuk menyudahi saja kegiatan ngeblog. sumber: pixabay Terus terang, beliau adalah salah satu pendukug saya dalam menulis. Perannya dari kecil begitu besar pada saya dalam kegiatan menulis. Sejak kecil beliau selalu membelikan majalah anak yang membuat minat saya pada membaca dan termasuk menulis menjadi besar. Saat kuliah, buku fiksi saya lebih banyak daripada buku kuliah. Bapak pun tidak protes karena ia tahu saya butuh berbagai referensi fiksi untuk menulis fiksi. Saat itu saya memang sudah memulai menulis fiksi dan mengirimkannya ke berbagai media. Oh ya, bapak juga yang membelikan laptop mungil untuk kegiatan saya menulis. Kini, laptop tersebut sudah tiada seperti bapak juga y

Sudah lama sekali saya tidak menulis cerita anak, rasanya berabad-abad lamanya. Terakhir kali menulis cerita anak adalah tahun 2004. Sebuah cerita anak berjudul Pak Tua Pemungut Sampah dimuat di majalah Ummi (sekarang sudah tidak ada) nomor 2/XVI/2004 . Jika teman-teman browsing, cerpen itu dipakai oleh salah satu buku Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai bahan ajar. MashaAllah, terimakasih orang baik sudah menggunakan salah satu karya saya untuk belajar. Suatu hari, ketika sedang membuka platform Facebook, tidak sengaja melihat postingan mas benny Rhamdany tentang tantangan mengembangkan ide untuk Picture Book. Mas Benny ini salah satu penulis senior yang karyanya sudah tak diragukan lagi. Saya pun tertarik untuk mengikuti tantangan tersebut sembari Latihan menulis. Mas Benny memberikan beberapa ide cerita tentang hewan untuk dikembangkan menjadi sebuah picture book. Picture book bisa dibuat dengan menggunakan aplikasi Canva sebanyak 10 frame termasuk cover. Saya pikir ini tangan

  Beberapa waktu lalu anak saya demam , disertai batuk dan pilek. Seperti biasa, saya tak langsung membawanya ke dokter. Saya beri ia obat penurun panas. Namun setelah 3 hari demamnya tak kunjung reda, saya pun membawanya ke dokter untuk diperiksa. Dokter memberi obat penurun panas dan beberapa obat lainnya tanpa antiobiotik. Anak saya pun sembuh setelah meminum obat dari dokter. Namun seminggu kemudian, demamnya kambuh dan saya langsung melakukan cek laboratotium seperti saran dokter. Ternyata ada beberapa hal yang tidak normal, salah satunya adalah CRP (C-Reaktive Protein) yang tinggi sekali yang menandakan adanya infeksi. Anak saya harus dirawat untuk disuntikkan antibiotik. Tiga hari dirawat, anak saya sembuh. Eh, selang beberapa minggu demam lagi sampai hampir 40 derajat celcius. Saya sempat panik tentu saja, apalagi anak saya sampai gemeteran. Saya lagi-lagi membawanya ke UGD Rumah sakit terdekat dan si ekcil harus dirawat kembali. Beberapa hari di rumah sakit, anak saya se