Broadcast: Fase Pengasuhan Anak

Beberapa hari sebelum Zaidan milad ke-7, saya terima broadcast di grup keluarga saya, sebuah artikel tentang pengasuhan anak. Sangat bermanfaat. Walau sudah punya 2 anak, walau sudah baca beberapa buku parenting dan menghadiri seminar parenting, tetap saja saya harus diingatkan tentang bagaimana pengasuhan anak yang baik. Tetap saja, hati nurani seorang ibu yang bicara saat menghadapi anak.

Broadcast ini mengingat kan saya bahwa Zaidan Sudah memasuki fase dua pertumbuhannya. Mm..tak terasa ya. Waktu begitu cepat berlalu. Di hari ulang tahunnya 3 Mei lalu saya hanya bisa membisikkan doa semoga ia smakin soleh dan pintar serta senantiasa dijaga oleh-Nya. Tak ada kue ultah atau nasi kuning. Tapi, membuntuti ayah yang lagi kerja dan menginap semalam di Crown Plaza Hotel sudah membuatnya bahagia.

Broadcast ini entah siapa penulisnya. Saya yakin dia tak keberatan tulisannya saya share. Dengan begitu, amal kebaikan penulisnya menebar dimana-mana. Berikut broadcast nya, selamat membaca:


Nih copas dr grup sblh; Sedikit oleh-oleh dari Seminar Parenting "Smart Parents Smart Children" yang diadakan Has Darul Ilmi 12 April 2014. Materi yang sangat bagus untuk para orang tua yang diberikan oleh Bunda Kurnia Widhiastuti dari Sygma Parenting Community.

Tidak terasa, sebenarnya waktu kita untuk mendidik anak itu sangatlah singkat. Saat anak sekolah ditempat jauh, saat anak waktunya kuliah di kota lain, saat ia menikah... Sangat singkat Bunda! Gunakanlah waktu sebaik-sebaiknya untuk menanamkan hal baik ke anak, karena tidak terasa, itu akan segera berlalu.

Waktu berharga pengasuhan anak:

7 tahun pertama (0-7 tahun): Perlakukan anakmu sebagai raja.
Zona merah - zona larangan jangan marah-marah, jangan banyak larangan, jangan rusak jaringan otak anak. Pahamilah bahwa posisi anak yang masih kecil, saat itu yang berkembang otak kanannya.

7 tahun kedua (7-14 tahun): Perlakukan anakmu sebagai pembantu atau tawanan perang.
Zona kuning - zona hati-hati dan waspada. Latih anak-anak mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, mencuci piring, pakaian, setrika, dll. Banyak pelajaran berharga dalam kemandirian yang bermanfaat bagi masa depannya.

7 tahun ketiga (14-21 tahun): Perlakukan anak seperti sahabat.
Zona hijau - sudah boleh jalan. Anak sudah bisa dilepas untuk mandiri. Mereka sudah bisa dilepas sebagai duta keluarga.

7 tahun keempat (21-28 tahun): Perlakukan sebagai pemimpin.
Zona biru - siap terbang. Siapkan anak untuk menikah.

Pada masa anak-anak yang berkembang otak kanannya. Otak kiri berkembang saat usianya menjelang 7 tahun. Anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat. Sedangkan anak laki lebih lambat. Keseimbangan otak kanan dan kiri pada anak laki-laki baru tercapai sempurna di usia 18 tahun, sedangkan anak perempuan sudah cukup seimbang otak kanan dan kirinya di usia 7 tahun. Ampun dah lama bener ya? No wonder our hubby suka rada ajib. He...he....

Ternyata ada rahasia Allah mengapa diatur seperti itu. Laki-laki dipersiapkan untuk jadi pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Untuk itu, jiwa kreatifitas dan explorasinya harus berkembang pesat. Sehingga pengalaman itu membuatnya dapat mengambil keputusan dengan tenang dan tepat.

Sementara perempuan dipersiapkan untuk jadi pengatur dan manajer yang harus penuh keteraturan dan ketelitian. Untuk memberi intruksi pada anak, gunakan suara Ayah. Karena suaranya bas, empuk dan enak di dengar. Kalau suara Ibu memerintah, cenderung melengking seperti biola salah gesek. Itu bisa merusak sel syaraf otak anak. 250rb sel otak anak rusak ketika dimarahin. Solusinya, Ibu bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat jika ingin memberikan instruksi. Suara perempuan itu enak didengar jika digunakan dengan nada sedang. Cocok untuk mendongeng atau bercerita.

Cara berkomunikasi yang efektif dengan anak:
1. Merangkul pundak anak sambil ditepuk lembut.
2. Sambil mengelus tulang punggung anak hingga ke tulang ekor.
3. Sambil mengusap kepala. Dengan sentuhan ada gelombang yang akan sampai ke otak anak sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur.

Demikian sedikit oleh-olehnya. Mudah-mudahan bisa bermanfaat....

Comments

  1. Makasih sharingnya mbak.. duh aku sering marah-marah nih, hiks semoga bisa sabar selalu aminnn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hik hik..saya juga mba..kita saling mengingatkan ya

      Delete
    2. 250 ribu sel otak rusak kayaknya berat juga ya..

      Delete
  2. Saya masih harus latihan banyak untuk ini mak .. makasih sudah mengingatkan

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan