Komidi Putar, Riwayatmu Kini
Apa yang ada di benak saat mendengar kata komidi putar? Kalau saya, komidi putar yang ada di benak adalah sesuatu tentang kuda, berputar, musik, indah dan penuh lampu yang berkilau. Seringkali saya melihat permainan ini saat kecil saat melewati pasar malam. Namun tak ada satu pun memori masa kecil saya tentang menaiki permainan ini.
Komidi putar adalah sebuah wahana permainan yang usianya sudah sangat tua. Sejarah komidi putar dimulai pada jaman medieval di abad 12. Saat itu para ksatria berkuda berlatih perang dengan naik kuda berputar-putar mengelilingi lapangan sambil menghindari bola beraroma yang terbuat dari tanah liat. Para ksatria akan dinyatakan lulus ujian jika tak satu pun bola tanah liat mengenai tubuhnya.
Di abad ke-17, Prancis mengubah aturan permainan itu dengan sebuah tiang dan roda berjeruji kayu. Sebuah kuda yang juga terbuat dari kayu diletakkan di tengah. Roda kemudian diputar dan para ksatria itu melempar lembing ke ring-ring yang diletakkan di luar mesin. Di turnamen gem di akhir tahun 1700-an atau awal 1800-an, mesin itu dinamai carousel. Di masa pemerintahan Henry IV, carousel digunakan untuk hiburan yang terdiri dari pawai, latihan dan kontes dengan peserta pasukan berkuda.
Komidi putar makin populer dengan adanya The Place du Carrousel, yang terletak di antara Taman Tuileries dan Louvre di Paris. Dinamakan seperti itu setelah sebuah carousel dihadiahkan oleh Louis XIV di tahun 1662. Sebuah komidi putar yang indah diciptakan dengan banyak kuda oleh seorang pembuat mainan asal Paris. Ia ingin memberi semua orang kesempatan untuk bisa naik komidi putar spektakuler, karena umumnya hanya kaum bangsawan yang bisa menikmatinya. Setiap orang, baik anak-anak maupun dewasa sangat menyukainya. Kabar ini pun segera menyebar ke Amerika.
Tiang kekuningan, kaca yang bisa berputar, pencahayaan yang benderang, musik, kuda-kuda kayu yang bisa naik turun saat carousel berputar memang indah. Tapi seiring perkembangan jaman, kuda kayu mulai tergeser dengan karakter binatang lain dan juga bahan dasarnya. Pemilik pabrik kuda kayu Allen Herschell, menjual firmanya di tahun 1950 ke seorang pembuat kuda fiberglass. Sekarang kuda kayu otentik dihargai senilai 200 hingga 80.000 dolar, tergantung usia dan kondisi.
Tiang kekuningan, kaca yang bisa berputar, pencahayaan yang benderang, musik, kuda-kuda kayu yang bisa naik turun saat carousel berputar memang indah. Tapi seiring perkembangan jaman, kuda kayu mulai tergeser dengan karakter binatang lain dan juga bahan dasarnya. Pemilik pabrik kuda kayu Allen Herschell, menjual firmanya di tahun 1950 ke seorang pembuat kuda fiberglass. Sekarang kuda kayu otentik dihargai senilai 200 hingga 80.000 dolar, tergantung usia dan kondisi.
Dekorasi umum komidi putar adalah kuda yang mengacu pada sisi romantis, karena kuda adalah kendaraan penarik kereta Raja. Kadang-kadang ada pula kursi bagi mereka yang tak ingin naik kuda. Komidi putar terkini memasang aneka karakter yang unik dan lucu, seperti gajah, jerapah, beruang, onta, dan seterusnya. Kelap kelip lampu diiringi musik riang dijamin akan membuat anak senang.
Bagaimana dengan anak-anak sekarang, apakah mereka bisa menikmati wahana permainan komidi putar? Bisa. Di berbagai pelosok daerah komidi putar masih ada, biasanya saat pasar malam. Seperti yang diceritakan salah satu blogger Hariyanto Wijoyo di tulisan berjudul Komidi Putar Hidup Segan Mati Tak Mau. Dari judulnya saja, kita bisa menebak bahwa permainan ini masih eksis namun keadaannya memprihatinkan. Komidi putar masih tetap dinanti banyak anak karena tiket yang murah walau fasilitas seadanya.
Anak-anak di perkotaan bisa merasakan wahana permainan ini, biasanya ada di pusat perbelanjaan. Tiketnya memang lebih mahal, waktu bermain lebih sebentar, namun biasanya kondisi permainannya bagus dan dijalankan dengan mesin.
Setelah hanya bermimpi dengan indahnya komidi putar, saya pun akhirnya bisa menaiki permainan ini. Beberapa waktu lalu, saya menemani Ra menaiki komidi putar. Waktu itu, Ra masih kecil jadi harus didampingi. Namun sekarang Ra sudah berani duduk sendiri di kursi yang tersedia di komidi putar, seperti hari sabtu kemarin saat saya sekeluarga berkunjung ke sebuah pusat belanja. Sementara itu, Za naik kuda sambil memegangi tiang. Begitu musik mengalun, ingatan saya pun merambat ke masa kecil.
Komidi putar juga seringkali menjadi setting berbagai film. Saya pernah melihat sebuah serial horror yang bersetting pasar malam dimana semua permainan ada di situ termasuk komidi putar. Lupa serial apa ya.
Oh ya, orangtua yang suka pakai aplikasi dan ingin mengenalkan anaknya dengan permainan ini, mungkin bisa mencoba aplikasi Si Boci. Salah satu tema permainan edukasi dalam aplikasi tersebut adalah Pasar Malam, tentu ada komidi putarnya dong. Saya pernah mereview aplikasi Boci ini, namun bukan tema Pasar Malam melainkan Tebak Warna.
Permainan apapun itu, semoga ada manfaatnya yaitu membuat anak senang dan jadi banyak belajar. Karena pengalaman naik komidi putar, saya pun tertarik mencaritahu sejarah permainan ini dan jadilah tulisan ini.
Sumber referensi:
http://www.bayibubu.com/article/detail/195/Asyiknya-Naik-Komidi-Putar
naik sesekali aja di Mall supaya gak ketagihan :)
ReplyDeleteiya mba, kalau sering-sering kantongnya bisa bolong juga
DeleteBaru tau sejarahnya hehhe tak kirain ga ada sejarahnya, TFS Mba ^^
ReplyDeletesama-sama
Deletemai suka naik kita mba cuma bukan di pasar mall tapi di mall
ReplyDeleteiya di mall saya juga
Deletedi tempatku masih ada Mba, anak2 juga suka naiknya
ReplyDeleteFilm horror yang ada komedi putarnya, coba nonton film klasik Something Wicked This Way Comes deh.
ReplyDeleteJadi inget sama carrousel, keliatan angkatannya ya mba kania. Sekarang komedi putarnya nggak muter tapi digenjot sama bapak-bapak yg lewat di depan rumah.
ReplyDeleteKalau saya pengalaman naik komedi putar itu pusing karena muter terus haduh saya kan belum terbiasa diputer puter tapi walaupun pusing komedi putar memang okeh dan muantappp.
ReplyDeletewah di cirebon masih ada komedi putar saat ada muludan
ReplyDelete