Berkaca Dari Kasus Rangga

Beberapa hari lalu kita dikejutkan oleh berita tentang seorang pelajar SMP yang bunuh diri. Rangga atau Aga, begitu pelajar ini biasa dipanggil. Dia ditemukan sudah tergantung di lemari saat sang tante membangunkannya untuk pergi ke sekolah. Rangga memang sudah tidak terlihat sejak kemarin sore sebelum ditemukan meninggal. 

Menurut tetangga, Rangga ini pintar dan disiplin, namun pendiam. Setiap hari, jam 6 pagi dia sudah siap saat tukang ojek menjemputnya untuk ke sekolah. Rangga hanya menyebut nominal pada tukang warnet, saat selesai menggunakan fasilitas warnet. Setiap hari rutinitas Rangga sepulang sekolah adalah masuk kamar dan belajar. Tak ada yang tahu sebenarnya apa yang dilakukan di dalam kamar. 

Di beberapa media dan broadcast (saya juga menerimanya), disebutkan bahwa Rangga bunuh diri karena pengaruh manga (kartun Jepang) yang mengajarkan suicide (bunuh diri) itu menenangkan. Namun menurut psikolog Elly Risman, game atau kartun hanyalah satu cara untuk mempercepat keinginan. Orangtua memiliki peranan dalam hal ini. Masih menurut Elly, banyak orangtua tak sadar betapa kejamnya mereka terhadap jiwa anak karena:


  • Kurang memberikan perhatian dan kasih sayang 
  • Orangtua mau menang sendiri
  • Anak-anak tak pernah didengarkan
  • Menuntut anak menjalani pikiran orangtua dan mewujudkan impian orangtua
  • Menyalahkan terus menerus
  • Memberikan cap tertentu pada jiwanya
  • Tak sempat mendengarkan perasaan anak
Naudzubillahi min dzaalik (Kami berlindung pada Allah SWT dari hal yang demikian).

Sumber gambar: republika


Saya yakin orangtua Rangga sedih sekali. Kita yang mendengar berita ini pun rasanya shock. Bagaimana bisa seorang pelajar kelas 2 SMP bisa merencanakan sebuah aksi menakutkan. Dalam sebuah thread di kaskus, disebutkan Rangga sudah merencanakan semua detail bunuh diri di smartphonenya. Orang dewasa pun akan berpikir beribu kali untuk melakukan hal ini. 

Perceraian orangtua Rangga yang ditenggarai menjadi salah satu pemicu, tak bisa sepenuhnya disalahkan. Seperti kata mbak Aulia Gurdi dalam tulisannya berjudul “Mengapa Bisa Rangga Seorang Bocah SMP Bunuh Diri?”, banyak orangtua bercerai masih bisa mengantarkan anaknya menuju kesuksesan. 

Berkaca dari kasus Rangga, saya hanya bisa mengambil sebuah pelajaran: berdoa dan berusaha. Ora et labora, pepatah dari bahasa Latin ini memang sepertinya klise, namun ada benarnya. Bagi seorang muslim, tentu percaya bahwa Allah SWT Maha Mengabulkan Doa. Ini sudah tercatat dalam Alqur’an.

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu.” [QS Al-Baqarah : 186]

Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).

Doa orangtua pada anak-anaknya merupakan doa yang mustajab (akan dikabulkan Allah SWT). Yuk, kita doakan anak-anak kita di kala mereka jauh dan dekat, agar mereka menjadi anak yang soleh/solehah dan berbakti. Agar mereka bisa menjadi manusia yang bermanfaat. Agar mereka dicintai Tuhan dan manusia.

Untuk Rangga, saya doakan semoga Allah SWT menempatkanmu di tempat terbaik dan mengampuni semua kesalahan. Semoga orangtua dan keluarga Rangga diberi kesabaran melewati ujian ini. Kamu membuka mata kami, orangtua, agar selalu berusaha memperhatikan anak-anak kami. Bukan hanya dari segi materi, tapi juga non materi. Bukan hanya ketika senggang, namun juga ketika sibuk.

Sumber referensi: 

Comments

  1. Iya Mak....sedih sekali melihat anak anak SD yang berani merencanakan bunuh diri.
    Semoga Allah melindungi putra putri kitadari hal-hal yang buruk,Amiiin...

    ReplyDelete
  2. saya sampai detik ini masih merinding baca kasus Rangga ini. khawatir banget menjadi orangtua yang tidak bijak pada anak-anak, mengingat jaman sekarang ini aneh-aneh, mulai dari tayangan tv, bacaan, media sosial, lagu-lagu dsb.., semuanya banyak mengandung kontek' berbahaya' buat anak. moga-moga kita termasuk orangtua yang bisa mendidik dengan hati para buah hati kita ini ya Mbak, bukan semata-marta menempatkan ereka di tempat pendidikan yang mahal, tapi kitanya berlepas tangan menyentuh jiwanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga khawatir mak. ikut mengaminkan doa mbak :)

      Delete
  3. Semoga kita senantiasa mampu menjaga anak-anak kita ya Mak

    ReplyDelete
  4. Beratnya tugas kita sebagai ortu ya mak..apalagi di zaman serba ajaib begini..semoga Allah senantiasa menuntun kita dlm mendidik anak2 kita

    ReplyDelete
  5. Ya Allah ngeri banget. Zaman sekarang, tugas orangtua memang berat banget ya, Mak. Semoga kita bisa menjadi orangtua yang baik buat anak-anak kita. :'(((

    ReplyDelete
  6. menyedihkan ya Mbak :(
    semoga kita bisa menyelesaikan amanah yang dititipkan kepada kitadengan baik :)

    ReplyDelete
  7. semoga kita bisa jadi sahabat buat anak ya mak...turut berduka cita untuk orangtua Rangga..

    ReplyDelete
  8. Terkadang mengajarkan anak untuk bercerita dan mengungkapkan sesuatu itu sangat perlu diajarkan. Bagi org tua, blajar menghargai cerita anak cukup perlu dikembangkan.

    Salam kenal(tandapetik.com)

    ReplyDelete
  9. MasyaAllah.... saya baru dengar berita ttg Rangga ini. Menyedihkan tentunya. Dan tugas orangtua memang berat apalagi di zaman seperti ini. Semoga anak2 kita selalu dilindungi oleh Allah SWT ya mak...

    ReplyDelete
  10. Jujur sebagai perempuan yang belum memiliki anak, saya masih sebagai pengamat saja untuk kasus-kasus seperti ini. Semoga setiap orang tua mampu mengasihi dan mendidik anaknya ya, terlepas mereka telah bercerai maupun tidak.

    ReplyDelete
  11. Sy ga ngikutin beritanya, Mba..
    sedih kalo bc berita kayak gini. Smg kasus spt ini dpt berkurang ya.

    ReplyDelete
  12. Banyak anak2 yg ksepian dan gak tau mau mengadu ke mana ktika mengalami masalah :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mereka mengadu pada media digital: internet, game, kartun..

      Delete
  13. Banyak anak yang kesepian karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua... dan terkadang semua disebabkan karena kesibukan orang tuanya demi mengejar karir, dan anak seolah tak dipedulikan... selain bunuh diri, banyak cara yang dilakukan oleh anak yang kurang perhatian... salah satunya tersesat dalam pergaulan bebas, narkoba, dsb..

    Untuk kasus rangga, saya turut prihatin sebesar-besarnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul pa..naudzubillah...alfatihah untuk Rangga...

      Delete
  14. Saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa ...karena saya tidak tau cerita sejatinya
    Yang jelas hal ini semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih memperhatikan buah hati kita

    Salam saya
    (19/1 : 11)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul om...kita selalu diingatkan dengan kejadian2 seperti ini :(

      Delete
  15. Saya sedih membayangkan Rangga yang merasa sendirian dan tidak dicintai lagi oleh kedua orang tuanya, pasti sangat berat n memilukan sekali dia harus tumbuh besar dengan segala perasaan itu. semoga Rangga tenang di alam baka n diberi kebahagiaan di sana, aamiin.

    ReplyDelete
  16. Beritanya berseliweran dibahas di grup2 yg aku join, mak. Tp ngga berani aku baca... Mending kesini aja supaya lebih netral :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga dapat 1 BC mak yg katanya terpengaruh manga..kita yg di luar pintu ya sebaiknya netral aja mak. Kan ngga tau sebenarnya apa yg menjadi penyebabnya.. :(

      Delete
  17. ya begitulah, apa yang dia dengar dan yang dilihat... itulah yang dia contoh

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan