Jurus Geleng-Geleng Kepala di Pantai Carita

“Ayo mi, kita ke pantai…”

Kata Za heboh begitu sampai kondominium Lippo Pantai Carita. Ya ampun sebentar dong nak, baru aja nyampe. Walaupun sama-sama di Provinsi Banten, perjalanan dari Bintaro ke Kota Labuan tempat Pantai Carita berada itu lumayan juga ternyata. Jam 8 lebih saya berangkat dengan rombongan keluarga besar, jam 1 lebih baru sampe.

Setelah makan siang dengan menu nasi padang, istirahat sebentar sambil menunggu matahari turun, jam 4 sore baru saya turun ke pantai yang ada di belakang kondominium. Kebetulan, kondomonium tempat saya menginap ada di lantai 3.

Pemandangan pantai dari atas kondominium

Baju ganti, handuk, handphone, dompet, tas kresek untuk baju basah, sudah saya masukkan. Ra sedikit ketakutan saat menuruni tangga kayu dan minta digendong ayahnya. Za dan sepupu sudah melesat duluan ke pantai. 

Sampai di pantai, Za menurunkan celana yang menutupi baju renangnya, melepas sandal dan meluncur ke air laut. Begitu juga ayahnya dan Ra, mereka melepas sandal dan menyerahkannya ke saya lalu lari ke air laut. Hyaellaaaah, padahal saya tertarik main air juga dan berniat gak jadi penunggu sandal kayak saat di Pantai Kuta dan Pandawa.
Pantai Carita

Seorang penjual jasa sewa tikar menghampiri dan menawari saya untuk menyewa tikar seharga 15-20 ribu sampai puas (sepuas-puasnya nyewa tikar paling 1-3 jam). Mm, perlu gak ya? Saya menggeleng. Ah, baru aja nyampe, jalan-jalan dulu kali ya. Saya pun berjalan menyusuri pantai sambil membawa tas kain di bahu kiri dan tas kresek di tangan kiri. Tangan kanan memegang handphone, berusaha mengambil foto dan video pemandangan Pantai Carita.

Seorang pedagang otak-otak menghampiri dan menawarkan dagangannya. “Nggak bu, nanti aja…” Jawab saya. Dia gak mau menyerah, menawarkan terus dagangannya. Saya terus menjawab “nanti” dan menggeleng.
Za & sepupu

Pantai Carita ini walau bukan pantai yang paling bagus di Anyer, namun cukup terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan terutama wisatawan domestic (wisdom). Menurut hasil googling, pantai-pantai indah di Anyer itu antara lain Pantai Tanjung Lesung, Pantai Jambu, Karang Bolong, dan seterusnya. 

Walau pantainya gak sebagus pantai-pantai tersebut dan air lautnya gak sejernih pantai-pantai tersebut, Pantai Carita masih tetap layak jadi tempat liburan sekeluarga karena berbagai fasilitas di sekitarnya. Selain ombaknya yang asyik buat main-main, juga yang tak kalah menarik adalah pemandangan puncak anak Gunung Krakatau dari kejauhan.

Puncak anak Gunung Krakatau di kejauhan

Oh ya, di perjalanan ke Pantai Carita, saya sempat ngobrol sama kakak tentang anak Gunung Krakatau yang masih aktif ini. beliau bilang, gunung ini pernah meletus tahun 1800-an dan menghancurkan hampir seluruh Pulau Jawa. Setelah itu, muncullah anak Gunung Krakatau yang bisa kita lihat di kejauhan dari pantai Carita. Andai anak gunung Krakatau ini meletus, bisa jadi akibatnya akan sama, Pulau Jawa akan hancur karena gunung ini ada di bawah laut Pulau Jawa. Yang terlihat di kejauhan hanya puncaknya saja. Naudzubillah. Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Yang harus kita lakukan hanya bersiap pulang kampung ke 'akhirat' dengan bekal amal salih.

Back to the topic...

Di sekitar Pantai Carita banyak hotel, villa, dan kondominium untuk tempat menginap. Fasilitas lainnya ada banana boat dan snorkling. Di pinggir pantainya banyak penjual jasa sewa papan seluncur mini, jasa tato, pijat, penjual mainan pantai, dan sewa tikar. Belum lagi penjual makanan seperti seafood, warung kopi, petai, jengkol, ikan asin, emping, bakso, dan yang lainnya. 

Penjual seafood, bisa minta sekalian dibakar seafoodnya

Ya kalau bermaksud beli oleh-oleh sih gapapa ya, silahkan aja belanja buat pengunjung pantai. Tapi kayanya harganya lumayan mahal. Misalnya untuk emping saja, 100 keping dihargai 20-25 ribu (sekitar ¼ kg). Padahal di pasar biasa kita bisa dapat emping 1 kg dengan harga 40 ribuan. 

Saking banyaknya orang berjualan di Pantai Carita, dikit-dikit saya harus geleng-geleng kepala karena sebentar-sebentar ada pedagang yang menawarkan dagangannya. Agak gak nyaman memang. Dan kalau udah berulang-ulang mereka menawarkan lagi dan lagi padahal saya udah mengeluarkan jurus geleng-geleng kepala (which means no), akhirnya dengan tegas saya harus bilang, “Tidak pak, bu!”

Kayak ibu penjual otak-otak yang menawarkan dagangannya saat saya pertamakali datang, dia berkali-kali nawari lagi dan lagi. Salah saya juga sih jawabnya “nanti” jadi dia ikuti terus sampai saya mau beli. Saat saya kembali dari jalan-jalan menyusuri, dia nawari lagi dan saya menggeleng sambil jawab “nanti”. Saat saya ambil foto Za dan Ra yang lagi main air, dia nawari lagi dan saya jawab “nanti” sambil menggeleng. Saat saya lagi takjub lihat ombak, dia nawari lagi dan saya jawab “nanti” sambil geleng-geleng kepala. Saat saya mau pulang, dia nawari lagi dan kali ini saya jawab “”Tidak!!!”

Penjual emping di Pantai Carita

Pengalaman kakak saya lain lagi. Ada ibu penjual sewa papan seluncur mini yang terus-terusan nawarin jasanya. Terus kakak saya bilang, “Ya silahkan saja kalau anaknya mau…” Ternyata anaknya kakak gak mau pake papan seluncur mini karena pengalaman hari kemarin tak terlalu terpakai. Lebih asyik main air dan bergulugn dengan ombak daripada harus meluncur dengan papan mini yang sekali-kali talinya lepas dari tangan (papan itu dikasih tali yang diikatkan ke tangan, jadi kalau lepas masih terikat ke tangan, gak terbawa jauh ke laut). Anehnya, udah diibilang gitu, tetap maksa si ibu. Hadeuuuh.

Memang sih yang namanya cari rejeki itu harus terus diupayakan. Tapi jangan juga bikin pengunjung jadi gak nyaman dan memaksa untuk dibeli dagangannya. Kalau memang tertarik untuk beli (dan butuh), pengunjung pantai pun pasti gak usah dipaksa akan beli. Dan saya pun akhirnya beli mainan untuk mengeruk pasir buat Ra karena Ra lebih senang main pasir daripada main air. Sejak jalan-jalan ke pantai-pantai di Bali memang yang diminta Ra (yang paling kenceng) ya mainan buat mengeruk pasir dan bikin istana pasir. Harganya 55 ribu rupiah, ditawar jadi 50 ribu, gak bisa kurang ><.

Penjual mainan di pantai Carita

Jadi, jika kamu datang kesini, ke Pantai carita, siap-siaplah dengan beragai jurus jika tak ingin diganggu penjual ini itu saat sedang menikmati liburan di pantai. Jurus diam seribu bahasa, jurus geleng-geleng kepala, atau jurus Katakan Tidak. Mana yang akan kamu pilih?


Comments

  1. Itu penjual mainannya pas banget ya jualannya di Pantai, hehe...
    Udah lama nih ga ke pantai...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, mainan pantai kaya bola, pengeruk pasir, dsb

      Delete
  2. Terima kasih sharingnya Mak, penting nih soalnya ada juga di tempat wisata lainnya yg seperti inu, penjual memaksa ingin barang dagangannya dibeli (misalnya yg pernah saya alami di Gn Tangkuban Perahu, saya waktu itu bawa turis Jepang, aduh rasanya malu sama tingkah laku para penjual itu)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita yg harus tegas ya mba, bilang tidak..biar mereka gak menawari lagi

      Delete
  3. seru ya mak liburan di pantai :)
    sedikit informasi mak.. karena kebetulan saya tinggal di cilegon jadi sedikit lebih tau. Pantai Anyer dan Pantai Carita itu sudah beda kota :D
    Pantai Anyer ada di kota cilegon dan Pantai Carita ada di Kota Labuan yang masuk kabupaten Pandeglang. Kalau mau ke carita ada dua Jalur kalau dari jakarta. Pertama jalur Cilegon (keluar tol cilegon timur atau barat) yang artinya jalur kita memutar. muterin pantai Anyer dulu sampai ujung. Setelah itu baru deh ketemu pantai carita. Yang kedua via kota pandeglang (keluar tol serang timur) dan menempuh perjalanan via kota. Saya sendiri sudah lama sekali tidak ke carita. secara kalau dari cilegon lumayan bisa 2 jam an kesana. Kalau dari rumah ke Anyer cuma 45 menit. Dan memang lebih suka pantai pasir putih di Anyer karena lebih bersih :D

    ReplyDelete
  4. Wah saya baru mau nge draft soal carita. Hihihi. Kita jodoh kayaknya. Memang agak kurang nyaman kalo di carita, pedagangnya maksaan, cuma kalo saya kebetulan ibu orang kafulisung jadi pas ada yang nawarin malah diajak ngobrol bahasa sana. Mereka yg jengah diajak ngobrol tapi ga dibeli jadi ga mau deket" lagi. Hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. ogitu ya mba jurusnya, ajak bahasa sana..sunda kan? kalo sunda saya juga urang sunda

      Delete
  5. jurs pura2 sibuk atau gaklihat juga bisa ya mbak :)

    ReplyDelete
  6. Di Carita yang jualan memang banyak bgt ya...biasanya sih kalau otak2 aku beli, soalnya enak sih .emping juga..

    ReplyDelete
    Replies
    1. tadinya pengen juga beli otak2..tp udah kenyang

      Delete
  7. Saya belum pernah ke Pantai Carita nih Mba, lihat postingan ini saya jadi ada gambaran :D
    Asyik banget ih liburannya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo mba, kalo mba Ani sih udah keliling Indonesia ya

      Delete
  8. Nasib ya kalau jadi emak2. Jadi tukang nungguin barang. Eh, aku itu mah.

    Iya, aku kesel kalau ada orang dagang yang maksa gitu, mba Kania.

    ReplyDelete
  9. belum pernah kemari, secara cukup jauh juga ya dari cirebon

    ReplyDelete
  10. Penjual di tempat2 wisata kebanyakan kyk gitu yah.

    ReplyDelete
  11. Ah penjaja dagangan bikin ilfil ya. Kenapa ga difasilitasi di kasi kios gitu ya? Begitu ada yg butuh bisa langsung ke kios mereka

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo kios mahal kali ya mba hrs sewa dan bangun bangunan

      Delete
  12. indah banget, jadiepengen,,, tapi budjet masih geleng geleng,
    numpang promosi blog ya,,,,,, www.rahmanfiles.blogspot.co.id

    ReplyDelete
  13. aku mainan pasir bawa sendiri...dari hotelnya juga disediain gitu seh sebenarnya tinggal pake...
    tapi emang mahal2 makanya melipirnya ke....alfamart kalau mau jajan kecuali beli kelapa muda :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu mba, saya jg biasnaya mampir minimarket dulu beli cemilan anak

      Delete
  14. waah dah lama banget gak ke Carita, perasaan terakhir ke sana lg jd penagntin baru deh hahaha.
    Jalan ke sana sudah bagus mak? kan smpt rusak parah gt...

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang masih rusak itu jalan ke pantai ciputih mba..

      Delete
  15. kl feeling saya mrk sengaja bikin pengunjung gak nyaman supaya akhirnya beli. Saya juga pernah mengalami pas lagi wisata di salah satu pantai di Jogja. Lagi serius mau foto pantai, diuberin terus sama barang dagangannya. LAngsung deh saya bilang, mas... tolong kasih saya kesempatan foto dulu nanti baru saya beli!
    Dan karena dia akhirnya mundur beberapa langkah supaya saya bisa foto2 dgn tenang maka pas kelar ya langsung saya beli deh...

    ReplyDelete
  16. itulah yg bikin aku males mba ke pantai Carita... males ngadepin penjual2nya yg ganggu bgt itu -___-.. kita ke pantai mw happy, udh dibilang ga tertarik, ttp aja maksa beli.. makanya aku ogah bgt dtg k pantai ato tempat2 wisata yg trlalu bnyk penjual maksa kyk gini nih..

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan