Galau, Pilih-pilih Kontrasepsi



“Mi, sini deh mau ngomong”
“Ada apa ya?”
“Ini, mama Icha minta tolong saya bilangin ke umi. Dia ga bisa kerja lagi, sakit.”
“Oh ya udah gapapa, makasih ya udah dikasih tau.”
“Iya, maaf ya, dia ga berani bilang sendiri ke umi.”

Begitu kira-kira percakapan saya dengan seorang teman ngaji, dulu waktu saya masih mengontrak rumah di daerah Jakarta Selatan. Kakaknya teman ngaji saya itu kerja di rumah, beres-beres, nyuci, dan menyetrika. Saya sekeluarga biasa manggil dia mama Ica, karena anaknya bernama Ica. Kerjanya rapi banget. Kami sudah menganggap dia saudara sendiri. Zaidan pun sering main sama Kaka Ica, panggilan Zaidan untuk anaknya.


Memang, beberapa saat sebelum teman saya datang itu, mama Ica kelihatan bermasalah. Menyetrika yang biasanya rapi, jadi sebaliknya. Saya suruh dia istirahat dan kembali saat sehat. Saat menengok mama Ica, dia bilang penglihatannya bermasalah. Dia tidak bisa melihat dengan jelas lagi. Kata dokter, akibat pemakaian kontrasepsi pil hormonal!

Kemarin, saya tiba-tiba saja ingat mama Ica karena sedang mempertimbangkan berbagai kontrasepsi. Apa kabarnya dia sekarang ya. Mudah-mudahan sehat aja. Tiba-tiba, saya juga merasa galau karena alat kontrasepsi yang saya pakai sekarang adalah hormonal. Dari berbagai informasi di internet, usia 35 tahun ke atas -yang sebentar lagi saya menuju kesana- disarankan untuk tidak memakai kontrasepsi hormonal.

Oke, baiknya kita ketahui dulu berbagai alat kontrasepsi yang ada.

Sumber: https://evinseptiari.wordpress.com/2012/09/20/alat-kontrasepsi-susuk-kb/


KOntrasepsi sederhana tanpa alat:

  1. Senggama terputus
  2. Sistem kalender, yaitu tidak melakukan hubungan badan saat istri dalam masa subur.
Kotrasepsi memakai alat:

  1. Kondom
  2. Diafragma, yaitu kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
  3. Spermisida, yaitu bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma. Bisa berupa aerosol, tablet vaginal, atau krim.
  4. Suntik dan pil hormonal. Efek sampingnya pusing, mual, payudara terasa kencang, menurunnya libido, pendarahan atau tidak haid sama sekali, mood sering berubah.
  5. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Nah, saya ga punya keberanian kalau yang dimasukkin ke rahim lewat vagina. Syerem.
  6. Implant. Alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam .Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api.
  7. Tubektomi, yaitu setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi.
  8. Vasektomi, yaitu prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Semua alat dan metode kontrasepsi di atas ada keuntungan dan kerugiannya. Bisa anda googling. Begitu juga Kontrasepsi hormonal yang saya gunakan sudah lebih dari 5 tahun ini. Contoh kecil saja, saya jadi jerawatan, libido rendah, penglihatan rasanya makin berkurang dan mood swing

Dilema euy, saya nggak mau jadi mama Ica berikutnya. Kasian anak-anak masih kecil. Mau nambah anak pun lebih baik di usia sekarang sebelum usia 35 yang datang sebentar lagi. Tapi, semuanya saya serahkan sama Allah SWT saja ah. Saya mencegah kehamilan pun bukan tanpa alasan. Ingin hamil lagi, juga harus ada persiapannya lahir batin. 

Sumber referensi:
http://seputar-ibu-anak.blogspot.com/2012/12/macam-macam-dan-jenis-kontrasepsi-untuk.html

Comments

  1. Aku lebih memilih gak pakai kontrasepsi. Aku takut dengan semua pilihan kontrasepsi yg ada :D

    ReplyDelete
  2. Aku pake sistem kalender mak,,dulu pernah nyobain suntik, tapi ga tlaten tiap bulan ke bidan

    ReplyDelete
  3. aku gak pakai KB mbak. aku udah di atas 35 jadi gak nambah anak ya hehehe alasan

    ReplyDelete
  4. Apa nggak konsultasi ke dokter dulu supaya disesuaikan dg kondisi fisik?

    ReplyDelete
    Replies
    1. terakhir konsultasi waktu abis lahiran anak kedua mak :p

      Delete
  5. saya dan istri memilih tanpa kontrasepsi, karena takut bermasalah dengan kesehatan istri..

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang seharusnya ada kerjasama dengan pasangan ya pa

      Delete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)