Surat Untuk Raissa

Dear Raissa,

Hari ini adalah hari istimewa bagimu. Kamu genap 3 tahun, yeaaay! Selamat milad, sayang. Semoga kamu tetap jadi anak yang ceria, solehah, dan pintar. Doa ummi, ayah dan kakak selalu yang terbaik untukmu.

Tiga tahun lalu, kamu hadir ke dunia ini di bulan Ramadan yang penuh berkah. Kehadiranmu adalah berkah bagi kami seperti halnya Ramadan. Kamu dirindukan seperti halnya Ramadan.

(Baby Raissa habis mandi)

Dear Raissa,

Saat itu, umi merasakan mulas tiada henti. Kamu menggeliat terus di dalam sana. Umi hanya bisa meringkuk sambil berderai air mata menahan mulas. Kata dokter, paru-paru kamu belum matang sementara umi sudah mengalami kontraksi. Ih, kayak telor saja ya, belum matang. Kamu harus menjalani pematangan paru semalam di rumah sakit.

Namun, dengan berat hati kami menolak. Kami berusaha mencari jalan keluar lain. Kami cari second opinion di dokter lain dan umi banyak mengkonsumsi spirulina. Tahukah nak, manfaat spirulina bagi kehamilan? Ini dia beberapa manfaat spirulia bagi ibu hamil seperti umi:
- Gizi yang seimbang dalam spirulina membantu pertumbuhan janin.
- Kalsium dan Magnesium membantu tulang dan gigi
- Zat besi, Asam Folat dan Klorofil mencegah masalah anemiazat besi
- GLA seimbang membantu sistem hormon dan kestabilan emosi
- Vitamin B12 dan E mengurangi resiko keguguran
- Vitamn B12dan Asam Folat mencegah kelahiran bayi cacat

Dan, tibalah umi dan ayah di dokter yang direkomendasikan kakak kami. Dokter itu bilang kamu sudah siap kok untuk dilahirkan. Waah, alhamdulillah. Kamu tak perlu menjalani pematangan paru seperti yang dikatakan dokter sebelumnya, yang pastinya akan menelan biaya cukup besar karena umi harus menginap dan menjalani serangkaian pemeriksaan.

(Raissa usia 4 bulan-an)

Dear Raissa,

Seminggu kemudian, kamu hadir ke dunia lewat operasi caesar karena panggul umi sempit. Hhh, masih terbayang saat badan ini tergolek tak berdaya di meja operasi. Seonggok daging ini seperti kambing kurban yang siap dipersembahkan untuk Tuhan. Hihi, terlalu hiperbola ya perumpamaannya. Pokoknya, gado-gado deh rasanya. Antara cemas dan berharap. Rasa malu karena hampir telanjang, simpan dulu deh. Seperti kata seorang teman, bersyukur saja sekarang ada teknologi operasi yang bisa menyelamatkan ibu dan bayi, tidak seperti jaman dahulu.

Anehnya, operasi kali ini berbeda dengan operasi kakakmu. Saat mengeluarkan kakakmu dari perut umi, umi tak merasakan sakit operasi. Sakit bekas operasi justru dirasakan setelah operasi. Kali ini sebaliknya. Operasinya kok terasa sakit. Umi bisa merasakan saat jahitan itu ditarik-tarik, perut umi tergoyang-goyang, dan sebagainya. Hiiiy. Umi sampai mengaduh pada dokter. Dokter berusaha menenangkan. Katanya, ada sesuatu yang lengket dari bekas operasi pertama sehingga membuat operasi penjahitan rahim sedikit terganggu.

Untung hal itu tak berlangsung lama, nak. Umi segera dibawa ke ruang lain, berjejer bersama ibu-ibu lain yag habis melahirkan. Umi lihat, ibu di sebelah umi sedang melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Umi bertanya, dimana kamu? Kemana kamu tidak dibawa pada umi untuk IMD? Namun, karena terlalu tegang umi tak bisa melakukan apapun selain menunggu.

(Raissa belajar duduk, masih goyang-goyang)

Dear Raissa,

Setelah operasi, umi belajar berbaring menyamping, duduk, jalan. Kali ini sembuhnya lebih cepat. Alhamdulillah. Seorang teman umi bilang, mungkin obat-obatan dari dokter semakin bagus. Selain itu, seperti biasa ayahmu selalu siap dengan obat herbal berkualitas untuk membantu kesembuhan umi dan melancarkan ASI (Air Susu Ibu). Benar saja, tak lama ASI pun melimpah.

Saat kita pulang ke rumah, saat itu juga nenekmu -ibunya umi yang selama beberapa hari sudah membantu dan menemani umi dalam proses kelahiranmu- harus pulang. Beberapa hari lagi Idul Fitri. Nenekmu tentu ingin menemani kakek berlebaran. Umi harus ikhlas, harus kuat. Kasihan nenek, kakak Zaidan cemburu dan tarik-tarik kerudung nenek saat nenek menggendongmu. Kalau umi jadi nenek, umi juga tentu tak tega meninggalkan ayah sendiri saat lebaran.

(Raissa Sudah bisa lari-lari)

Dear Raissa,

Maka mulailah hari-hari indah kita yang menyibukkan. Hihi. Umi kembali berjibaku dengan cucian kotor, memasak, membereskan rumah, menyusui, menidurkanmu, menemani kakakmu. Hiks, lelah (Boleh dibaca tulisan yang ini). Tapi, kehadiranmu selalu menjadi penyemangat. Ini memang yang umi impikan. Sepasang malaikat kecil telah melengkapi hari umi.

Lebaran datang, sepi. Biasanya kita berkumpul di rumah nenek. Hanya teman dan tetangga yang sebentar mampir. Kurang semarak rasanya lebaran kali ini. Tapi, kita tak perlu membesarkan hal ini ya nak. Karena, kita tetap masih bisa menikmati ketupat dan opor, hehe. Dan, tentu saja ada kamu yang lebih utama.

Tujuh hari setelah kelahiranmu, kami belum juga menemukan nama untukmu. Mm, seperti biasa, ayah banyak mungkin banyak pertimbangan ini itu. Maka, umi ambil sebuah buku di lemari. Umi cari sebuah Nama yang memiliki makna bagus. Dan, umi menemukan Nama Raissa. Umi Lupa dari bahasa apa. Yang jelas, artinya adalah orang yang Beriman. Umi harap kamu selalu menggenggam Tali agama di setiap langkahmu. Selanjutnya, umi ambil Nama ayah dan umi di belakang Nama Raissa. Jadilah, sebuah Nama yang cantik umi rasa, dan sederhana. Mudah diingat orang. Raissa Rahmania.

(Raissa menjelang 3 tahun, waktu begitu cepat ya)

Dear Raissa,

Kita telah melewati saat-saat dimana kamu pertamakali berguling dan terjatuh dari kasur. Saat kamu lulus ASI eksklusif dan belajar makan. Saat kamu belajar jalan dan berlari. Saat pertamakali kamu menyebut yaya (ayah) bukan umi. Saat kamu sakit sehingga badanmu menciut. Saat kamu harus berbagi perhatian dengan kakakmu. Dan sebagainya.

Sekarang kamu menjelma jadi gadis kecil umi yang ceria. Menurut sebuah tulisan di www.parentsindonesia.com, anak 3 tahun sepertimu dapat mulai diajarkan kemandirian. Misalnya makan sendiri, berteman, memakai baju sendiri, mengatur jam tidur, membersihkan rumah, dan belajar bahasa. Alhamdulillah, kadang kamu mau makan sendiri. Kamu mau Bantu umi bereskan mainan ke rak mainan. Kamu mulai tidak Takut lagi bertemu teman sebaya. Kamu selalu mengikuti apa yang diucapkan orang. Walau belum bisa pakai baju sendiri, kamu Sudah bisa melepas celana sendiri. Good girl, Raissa.

Doakan umi agar tetap kuat dan sabar dalam mendampingimu di usia emas ini. Maafkan umi yang belum bisa menjadi ibu sempurna bagimu. Satu yang pasti, doa umi selalu mengalir untukmu.

Comments

  1. Barakallah, Raissa. Semoga selalu sehat dan shalihah ya. Aamiin ^_^

    ReplyDelete
  2. anak memang harta yang paling berharga dalam keluarga. apalagi kalo anak pertama. tiap perkembangannya pasti di pantau terus. Selamat ulang tahun Raissa!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih ucapan selamatnya. Raissa anak ke 2 tante...:)

      Delete
  3. Doa ibu yang shalihaat tak akan pernah tertolak, insya Allah.... selamat milad Raissa cantik nan shalihaat... semoga keberkahan dan rezeki yang melimpah selalu Allah hadiahkan untuk keluarga Raissa yaaa

    ReplyDelete
  4. Raissa sama kaya Alia, belum bisa pakai baju sendiri tapi udah bisa lepas celana sendiri, pakai celana sendiri juga udah bisa tapi kurang rapih :p
    Raissa mudah-mudahan jadi anak yang shalehah ya, aamiin.

    ReplyDelete
  5. Salam kenal Raissa :D, Aduuh, lucunyaaaa
    imutnya.... cantiknyaaaa... selamat ultha ya sayang, semoga panjang umur dan sehat selalu... peluk cium untuk raisa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal jg tante..aamiin..makasih doanya ya:)

      Delete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan