Membuka Tabungan Anak di BSM
Saya tidak ingat kapan pertamakali tepatnya memiliki tabungan di bank, SD tahun terakhir atau SMP. Yang saya ingat, bapak saya mengantar saya ke sebuah bank pemerintah yang terletak di pasar dekat rumah kami. Nggak ngerti kenapa bapak membuatkan saya rekening di bank. Saya pun tak banyak bertanya. Duh, dasar nggak kritis ya jadi anak *jitak diri sendiri. Nurut aja waktu digiring ke bank.
Akhir-akhir ini Zaidan banyak diberi rejeki oleh Allah. Saat syukuran sunatan di rumah orangtua saya, banyak orang yang memberinya angpao. Orangtua saya menganjurkan untuk membeli beberapa barang kebutuhan yang diinginkan Zaidan dari uang tersebut. Namun, ayahnya sudah membelikannya. Zaidan sebenarnya berkeinginan beli notebook. Tapi, saya pikir anak kelas 2 SD belum terlalu memerlukannya. Maka, tak ada salahnya uang tersebut ditabung saja untuk keperluan Zaidan di masa yang akan datang. Kalau nggak, bisa-bisa dikorupsi emaknya, hehe.
"Zaidan, uangnya ditabung saja ya di bank. Zaidan kan belum perlu laptop. Kalau beli sekarang, uangnya belum cukup untuk beli laptop yang bagus.."
"Mm...ya udah..ditabung aja.."
"Kalau uang kakak ditabung (sekian) juta, terus tiap habis dapat angpao lebaran kakak tabung lagi (sekian) ratus ribu misalnya, uang kakak akan bertambah terus. Dalam lima tahun ke depan saat kakak keluar SD, insyaAllah uang kakak udah (sekian) juta, bisa beli laptop yang cukup bagus."
"Woooow...."
Mendengar kata juta-juta, Zaidan antusias. Padahal, mungkin nilainya di tahun mendatang tidak sebesar sekarang. Alhamdulillah, Zaidan tidak memaksakan kehendak untuk beli notebook. Kalau beli, bisa-bisa emaknya juga nih yang pake buat ngeblog hihi.
Bank pilihan saya adalah BSM. Selain lokasi dari rumah dekat (2 kali naik angkutan umum), bank syariah (yang insyaAllah tidak menetapkan riba), dan karena saya juga memiliki tabungan di sana. Begitu datang ke kantor BSM, beberapa orang sudah antri depan pintu yang belum dibuka. Mm..alamat lama nih, pikir saya. Padahal saya sudah berusaha datang sepagi mungkin. Orang lain juga mungkin berpikiran sama dengan saya, datang pagi agar dapat antrian pertama.
Begitu dipersilahkan masuk oleh satpam, kami segera masuk dan mengambil nomer antrian di mesin khusus. Lumayan, dapat nomer antrian 3 di customer service. Lumayan lama bagi ibu yang bawa batita seperti saya, hehe. Untung saya bawa amunisi, minum dan snack untuk Raissa. Sempat dia merengek pulang saat amunisinya menipis, untunglah tak berapa lama kemudian nomer antrian saya dipanggil.
Mbak customer service menanyakan keperluan saya. Beliau menjelaskan bahwa untuk anak, jenis tabungan yang tersedia adalah Tabungan BSM dan BSM Simpatik. Manfaat dan karakteristik kedua tabungan bisa dibaca di website Bank Syariah Mandiri.
Jika dibandingkan, bagi hasil Tabungan BSM lebih kompetitif. Namun untuk kepentingan jangka panjang, saya pilih BSM Simpatik karena biaya adminiatrasi per bulannya lebih rendah yaitu sebesar Rp 2000. Saya juga pilih tabungan tanpa ATM untuk Zaidan karena ia belum memerlukannya. Untuk membuka tabungan anak di BSM, kita hanya perlu membawa KTP orangtua dan kartu keluarga/akte kelahiran anak. Nama yang tertera di buku tabungan adalah nama orangtua dan anak. Misalnya, Kanianingsih QQ Zaidan Fathin IZZATI. Nanti, jika anak sudah cukup usia, namanya bisa diganti dengan nama anak sendiri.
Akhirnya, satu setengah jam proses pembuatan rekening untuk Zaidan selesai, plus antrinya. Alhamdulillah dimudahkan, meski Raissa sempat merengek minta pulang. Semoga kelak Zaidan bisa amanah dalam mengelola keuangannya.
Akhir-akhir ini Zaidan banyak diberi rejeki oleh Allah. Saat syukuran sunatan di rumah orangtua saya, banyak orang yang memberinya angpao. Orangtua saya menganjurkan untuk membeli beberapa barang kebutuhan yang diinginkan Zaidan dari uang tersebut. Namun, ayahnya sudah membelikannya. Zaidan sebenarnya berkeinginan beli notebook. Tapi, saya pikir anak kelas 2 SD belum terlalu memerlukannya. Maka, tak ada salahnya uang tersebut ditabung saja untuk keperluan Zaidan di masa yang akan datang. Kalau nggak, bisa-bisa dikorupsi emaknya, hehe.
"Zaidan, uangnya ditabung saja ya di bank. Zaidan kan belum perlu laptop. Kalau beli sekarang, uangnya belum cukup untuk beli laptop yang bagus.."
"Mm...ya udah..ditabung aja.."
"Kalau uang kakak ditabung (sekian) juta, terus tiap habis dapat angpao lebaran kakak tabung lagi (sekian) ratus ribu misalnya, uang kakak akan bertambah terus. Dalam lima tahun ke depan saat kakak keluar SD, insyaAllah uang kakak udah (sekian) juta, bisa beli laptop yang cukup bagus."
"Woooow...."
Mendengar kata juta-juta, Zaidan antusias. Padahal, mungkin nilainya di tahun mendatang tidak sebesar sekarang. Alhamdulillah, Zaidan tidak memaksakan kehendak untuk beli notebook. Kalau beli, bisa-bisa emaknya juga nih yang pake buat ngeblog hihi.
Bank pilihan saya adalah BSM. Selain lokasi dari rumah dekat (2 kali naik angkutan umum), bank syariah (yang insyaAllah tidak menetapkan riba), dan karena saya juga memiliki tabungan di sana. Begitu datang ke kantor BSM, beberapa orang sudah antri depan pintu yang belum dibuka. Mm..alamat lama nih, pikir saya. Padahal saya sudah berusaha datang sepagi mungkin. Orang lain juga mungkin berpikiran sama dengan saya, datang pagi agar dapat antrian pertama.
Begitu dipersilahkan masuk oleh satpam, kami segera masuk dan mengambil nomer antrian di mesin khusus. Lumayan, dapat nomer antrian 3 di customer service. Lumayan lama bagi ibu yang bawa batita seperti saya, hehe. Untung saya bawa amunisi, minum dan snack untuk Raissa. Sempat dia merengek pulang saat amunisinya menipis, untunglah tak berapa lama kemudian nomer antrian saya dipanggil.
Mbak customer service menanyakan keperluan saya. Beliau menjelaskan bahwa untuk anak, jenis tabungan yang tersedia adalah Tabungan BSM dan BSM Simpatik. Manfaat dan karakteristik kedua tabungan bisa dibaca di website Bank Syariah Mandiri.
Jika dibandingkan, bagi hasil Tabungan BSM lebih kompetitif. Namun untuk kepentingan jangka panjang, saya pilih BSM Simpatik karena biaya adminiatrasi per bulannya lebih rendah yaitu sebesar Rp 2000. Saya juga pilih tabungan tanpa ATM untuk Zaidan karena ia belum memerlukannya. Untuk membuka tabungan anak di BSM, kita hanya perlu membawa KTP orangtua dan kartu keluarga/akte kelahiran anak. Nama yang tertera di buku tabungan adalah nama orangtua dan anak. Misalnya, Kanianingsih QQ Zaidan Fathin IZZATI. Nanti, jika anak sudah cukup usia, namanya bisa diganti dengan nama anak sendiri.
Akhirnya, satu setengah jam proses pembuatan rekening untuk Zaidan selesai, plus antrinya. Alhamdulillah dimudahkan, meski Raissa sempat merengek minta pulang. Semoga kelak Zaidan bisa amanah dalam mengelola keuangannya.
wah,sama dong tabungannya sama punya saya hehehe....selamat menabung zaidan :)
ReplyDeleteToss maaaak!
DeleteDgn membuka tabungan anak kita bisa sisihkan sedikit demi sedikit dana utk bekal sekolah anak kelak.. Mantap Mak..
ReplyDeleteiya mak ..saya juga berfikir begitu...
Deleteiya nih mak... hsl angpo lebaran anak saya juga sepertinya lebih baik disimpan di bank ya, mengajarkan anak menabung juga...
ReplyDeleteiya mak..mengajarkan anak menabung juga
DeleteZaidan kita toss ya, tante juga nabungnya di BSM nih :)
ReplyDeleteRaissa udah ngerti nabung belum? Alia sih belum mak..
Raissa belum mak..kalo kakaknya masukin uang ke celengan.dia ikut-ikutan aja:)
DeleteOrang bijak itu pandai menabung....*pepatah* semangat menabung mbak...:)
ReplyDeleteSemangat! Makasih mak udah mampir
Deletememang jika dilihat sepintas hal ini sangat sepele lho, tapi efeknya akan sangat luar biasa. Saya pernah melihat ada temen yang di ndak bisa menentukan prioritas apa yang akan dia konsumsi. pengen? langsung beli, tidak ada goal yang harus di capai dengan apa yang diperoleh. Nah dengan membiasakan menabung dan menanamkan goal-goal tertentu akan bisa melatih anak menentukan prioritas. Tanks sharenya yah....
ReplyDelete============================
rahasia merawat kelinci
Sama2 pa..:)
DeleteSejak kecil dibiasakan untuk menabung. Keren nih, udah punya tabungan di bsm :D
ReplyDeleteIya mak..barang kali nantinya butuh untuk sekolahnya..
Delete