Do Not Run! Do Not Run!
Tulisan sebelumnya:
Ini hari kedua kami di Bali. Pagi-pagi
setelah shalat Subuh, saya dan suami membangunkan Za dan Ra. “Ayo, mau ikut
tidak. Kita mau ke pantai!”
Jalanan masih sepi saat kami
keluar hotel. Lampu-lampu rumah masih menyala. Di jalanan menuju pantai yang
hanya bisa dilewati satu mobil itu, beberapa motor lewat. Mungkin mereka yang
akan menuju tempat kerja. Ya, itu hari Senin dan kami malah libuan! Sejenak
terbayang sekolah anak-anak. Ah, tapi kan tidak setiap saat kami liburan dan nanti bisa dikejar pelajaran
yang tertinggal.
Hanya sekitar 5 sampai 10 menit,
kami sudah sampai di Pantai Kuta. Aaaah, ingin teriak. “Ya Allaah, indah nian
ciptaan-Mu. Hamba terasa kecil di hadapan-Mu!” Pantai Kuta di pagi hari tak
kalah indahnya seperti saat sore hari. Masih sepi, belum banyak orang yang
datang. Udaranya segar, bagus untuk berolahraga atau sekedar jalan-jalan. Pasir
abu-abu terasa lembut menyentuh kaki. Ombak berdebur dan angin yang semilir, perpaduan
suasana alam yang sempurna.
Saya duduk lama di pasir, melihat
dari kejauhan. Suami, Za, Ra, sedang asyik main air. Suara tawa mereka membuat
saya makin bersyukur memiliki mereka. Beberapa orang lalu lalang sambil
berjoging. Seorang ibu bule mendorong kereta bayi. Makin siang, orang-orang
mulai berdatangan untuk berselancar.
***
Setelah mandi dan sarapan, kami
keluar hotel. Supir dan mobil yang dipesan suami sudah menunggu. “Mobilnya
bagus” Kata Za. Warna biru badan mobil dan roda mobil berwarna oranye menarik
perhatiannya. Saya lihat tulisan di belakangnya, Avanza.
Kami dibawa ke sebuah hutan oleh
sang supir. Hutan monyet Ubud, atau disebut juga Mandala Wisata Wenara Wana. Untuk dewasa dikenakan tiket masuk 80 ribu
dan 20 ribu untuk anak. Saya kutip keterangan mengenai tempat ini dari
Wikipedia:
“Mandala Wisata Wenara Wana atau disebut juga Hutan Monyet Ubud merupakan sebuah tempat cagar alam dan kompleks candi yang terletak di Ubud, Bali. Di tempat ini mempunyai kurang lebih 340 ekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) (32 jantan dewasa, 19 jantan muda, 77 betina dewasa, 122 remaja dan 54 bayi). Ada empat kelompok monyet yang menempati wilayah berbeda di taman ini. Di tempat ini pula terdapat atraksi wisata populer di Ubud, dan sering dikunjungi oleh lebih dari 10.000 wisatawan per bulan. Hutan ini memiliki luas kira-kira sepersepuluh dari satu kilometer persegi (sekitar 27 hektare) dan berisi setidaknya 115 spesies pohon yang berbeda. Hutan Monyet ini pun juga terdapat sebuah pura berbentuk yang bernama Candi Pura Dalem Agung PadangTegal dan juga sebagai "Sumber Kesucian" candi-candi lain dan digunakan untuk upacara kremai. Tempat ini berlokasi di desa Padangtegal dan diatur oleh anggota dewan desa yang langsung melayani di Hutan Monyet. Yayasan Wenara Wana Padangtegal yang mengelola tempat ini berfungsi untuk menjaga integritas kesucian dan untuk mempromosikan situs keramat sebagai tujuan bagi pengunjung.”
Begitu masuk, sudah terlihat
beberapa monyet yang bergelantungan. Ada kios kecil dekat pintu masuk yang
menjual makanan untuk monyet. Disini kita boleh memberi makan monyet dengan
makanan yang disediakan.
Namanya juga anak-anak, Za dan Ra
begitu antusias melihat hewan-hewan ini. Para monyet ini loncat sana-sini,
makan, berlarian, saling mengejar, saling cakar, anak monyet memeluk erat
punggung induknya. Kami harus menyingkir sejenak saat mereka berkejaran. Za
sempat terkejut dan berteriak dengan aksi-aksi mereka yang mengejutkan. Hal ini
menyebabkan seorang monyet mengejar Za dan mencakar kakinya.
Za pun menangis dan memeluk erat
saya. Saya berusaha menenangkannya namun tangisnya tak juga berhenti. Serombongan
turis mancanegara bermata sipit berseru, “Do
not run! Do not run!” Ya, di hutan monyet ini kita memang harus tenang,
tidak berlari-lari. Nanti monyet mengira kita mau main-main dengannya. Kalau kita
tenang, saat mereka mendekat pun ya tidak masalah.
Akhirnya, kami tidak berlama-lama
di sini karena Za merasa tidak nyaman. Padahal belum seluruh tempat ini kami
jelajahi.
Di area parkir, Avanza biru sudah
menunggu kami untuk berkeliling ke tempat wisata berikutnya. Di dalam mobil MPV terbaik Indonesia ini, saya
tawarkan minuman dan makanan sama Za dan Ra biar mereka tetap semangat dalam
perjalanan.
Menyewa mobil saat liburan memang
lebih nyaman dibanding harus naik turun kendaraan, dan lebih murah dibanding harus
naik taksi kemana-mana. Apalagi kalau naik mobil
dengan banyak fitur keren seperti Avanza keluaran terbaru, Grand New
Avanza.
Mobil MPV Indonesia banyak kelebihan juga, seperti Grand New
Avanza. Desainnya kokoh dan mewah karena dilengkapi dengan new radiator grille design with chrome garnish, new side body molding, new smootihing panel, dan new advanced alloy wheel design. Penerangannya
optimal berkat desain new head lamp, new
rear lamp design with lens garnish, dan
new rear spoiler with high mount stop
lamp.
Ini Avanza yang bawa kami jalan-jalan, lagi parkir di Pantai Pandawa |
Grand new avanza. Sumber: toyota.astra.co.id |
Interior di dalam mobil keluarga Indonesia ini juga menawan
karena dilengkapi dengan new brown dashboard
panel design, new amber color combimeter design, eco lamp indicator, new steering
wheel design, mew power window design with silver garnish, dan new shift knob design. Audio sistemnya
dilengkapi dengan touchscreen DVD,
CD, AM/FM, USB, AUX, Bluetooth dan
Ipod. Kereeen.
Kenyamanannya terjamin karena
kursi dapat dilipat sesuai kebutuhan. Mesin baru dual VVT-I membuat bahan bakar
jadi irit. Berbagai fitur safety
tersedia sehingga kita bisa jalan-jalan dengan tenang. Ada front passenger seat belt warning untuk mengingatkan penumpang
memasang sabuk pengaman. Ada anti lock
braking system untuk mengontrol pengereman mendadak, side impact beam untuk melindungi dari benturan samping, seat belt with pretensioner & force
limiter untuk mencegah cidera saat benturan keras, 3 point seat belt for center passenger untuk keselamtan penumpang
tengah, isofix untuk keamanan optimal pemasangan child seat, dan immobilizer
key sebagai sistem kemanan pada kunci mobil.
Dengan berbagai fitur menarik
tersebut, Grand New Avanza merupakan mobil
yang cocok untuk Indonesia. Statsistik menunjukkan kecelakaan di jalan
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Maka, Indonesia membutuhkan mobil yang
tidak saja bagus dari segi penampilan, namun standar keamanannya pun terpenuhi. Seperti
Grand New Avanza.
Sumber referensi:
Tips Wisata ke Bali bersama anak:
Menikmati pantai Kuta lebih enak di pagi hari setelah Subuh. Saat itu masih belum banyak orang dan bisa leluasa untuk olahraga atau jalan-jalan. Apalagi kalau bawa anak, belum banyak pemandangan 'orang dewasa'. Kalau ke monkey forest, ingatkan anak dulu untuk tenang biar para monkey tidak mengejar.
Wah Bali. Saya kepengen banget ke Bali, masa iya sebagai orang Indonesia nggak pernah ke Bali. Ntar apa kata dunia hehehe... rencananya sih pengen pergi tahun ini, sekalian pas Ubud Writer Festival bulan depan, cuma sepertinya harus berhalangan karena masalah kesehatan. Mudah-mudahan tahun depan bisa deh kesampaian ke sana... Ubud emang jadi tempat yang paling pengen saya datengin kalo ke Bali, dan Monkey Forest ini bakal jadi salah satu list kunjungan saya. Thanks mbak atas referensinya, moga nanti saya nggak dikejar monkey juga kaya Za dan Ra hehehe
ReplyDeleteiya maklum anak-anak maunya lompat sana sini, teriak, jadi para monkey serasa dapat temen :D
Deletememang monyet di sana bandel2 ya mbak. :D
ReplyDeletesama ko kaya manusia ada yg bandel juga :p
DeleteMonyetnya mau ngajak main ^_^
ReplyDeleteaku takut ketemu monyet liarnya mbak :)
ReplyDeleteAsiiik jalan2 di bali... anak2 pasti seneng ya mak.
ReplyDeleteApalahi dg kendaraan yg nyaman yaa.
wuaa.. monyetnya bikin takut :(
ReplyDeleteduh kasian de Za
ReplyDeletewah asik banget kayanya bisa jalan-jalan ke bali... jadi ngiler...
ReplyDeletekapan ya saya bisa jalan-jalan ke bali -___-
ReplyDeleteMonyet ubud msh jahil ya mb..? Dulu pas kesana..tmnku mpe ketakutan juga....rambutnya kan panjang, di kepang.....mungkin mrnarik perhatian, monyetnya naik ke kepala tmn....narik2 rambut gitu....
ReplyDeleteWaduuuuh ...
Delete