Bahaya Mikroplastik Di Sekitar kita
Mengejutkan. Menurut data dari jurnal Environmental Science & Technology tahun 2024, masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi mikroplastik sebanyak 15 gram per bulan. Jumlah tersebut setara dengan satu kartu ATM. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai peringkat teratas untuk konsumsi mikroplastik di dunia. Bahkan, Indonesia juga merupakan negara penyumbang polusi plastik terbesar ketiga setelah India dan Nigeria, yaitu sebanyak 3,4 juta metrik ton per tahun.
Sebagian besar mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, penyerapan kulit, dan konsumsi. Yaitu partikel plastik yang berasal dari sumber perairan seperti makanan laut san sungai, penggunaan plastik sekali pakai, air dan udara yang terkontaminasi mikroplastik, dan penggunaan produk perawatan diri yang mengandung microbeads, serta penggunaan produk berbahan plastik seperti talenan plastik.
Sebagian besar sungai di Indonesia telah tercemar mikroplastik yang berasal dari domestik dan limbah industri yang tidak dikelola dengan baik. Padahal sebagian besar sungai di Indonesia digunakan sebagai bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang tiap hari dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Tidak hanya air, udara yang kita hirup juga terpapar mikroplastik. Menurut data penelitian ECOTON pada tahun 2022 sampai 2024, setiap orang di Indonesia memiliki potensi menghirup 90 partikel mikroplastik per jam, yang dapat masuk ke sistem pernapasan dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
![]() |
| Sumber: dlhluwu.org |
Menurut website https://dlhluwu.org/berita/ yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan/ DLH Luwu, makanan yang setiap hari kita konsumsi pun tak luput dari paparan mikroplastik. sebanyak 90% sampel yang diteliti pada protein hewani dan nabati dinyatakan positif mengandung mikroplastik. Misalnya terdapat pada ikan nila, mujaer, bandeng, serta apel dan wortel,dan yang lainnya. Bayangkan setiap hari manusia memakan makanan yang terkontaminasi mikroplastik tersebut, tentu akan menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Yang lebih mengejutkan ditemukan dalam penelitian terbaru. Mikroplastik telah ditemukan di plasenta, cairan ketuban, feses bayi, dan ASI. Hal ini menunjukkan paparan sejak dalam kandungan dan setelah lahir, sehingga meningkatkan risiko gangguan kesehatan jangka panjang, termasuk masalah hormonal dan reproduksi dikarenakan adanya kandungan zat kimia pengganggu hormon yang terkandung dalam mikroplastik.
Oleh karena itu, untuk mencegah dampak kesehatan serius dari mikroplastik kita sebaiknya melakukan berbagai hal pencegahan sendiri. Walaupun dianggap sederhana, namun sangat penting untuk dilakukan, yaitu:
1. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
2. Mengutamakan makanan segar.
3. Memperhatikan kemasan makanan dan sumbernya. Sebaiknya hidari produk yang dikemas dengan bahan ftalat, stirena, dan bisfenol, yang merupakan jenis bahan kimia yang terhubung dengan berbagai plastik.
4. Menggunakan talenan non-plastik, misalnya yang terbuat dari kaca, bambu, atau serat kertas. Penggunaan talenan plastik berpotensi meningkatkan perpindahan mikroplastik ke makanan.
5. Mendesak pemerintah untuk kebijakan pengendalian dan penetapan baku mutu mikroplastik untuk melindungi warganya. Diantaranya kita dapat menghubungi Dinas Lingkungan Hidup yang ada di tiap daerah.

Comments
Post a Comment
Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.