Desa Wisata Tanon, Inspirasi Untuk kampung Halaman


Saat saya pulang kampung halaman beberapa waktu lalu, saya sempat sedikit terkejut sekali karena desa saya menjadi semakin cantik. Di desa saya sekarang ada lapangan basket dan lapangan bola. Jalanannya semakin rapi. Kegiatan untuk Masyarakat juga semakin banyak.

Tak jauh dari desa saya, di desa tetangga, juga ada desa wisata yang bisa disambangi para wisatawan dari mana saja. Namanya desa Cikaso. Pesawahan yang berjejer berwarna kehijauan disulap menjadi tempat wisata yang mengasyikan. Saung-saung berdiri di pinggir sawah dimana kitab isa memesan makanan untuk disantap di saung ini. pemandangan gunung Ciremai terlihat gagah di kejauhan. Rasanya ingin setiap hari datang menikmati kesegaran udara dan pemandangan sawah dan gunung yang bikin adem.

Pesona daerah pedesaan memang bisa menjual karena keindahannya. Selain itu, tentu saja bisa mendatangkan penghasilan yang lumayan untuk desa dan warganya.

Nah, nun jauh dari kampung halaman saya juga ada sebuah Desa Wisata di Semarang, Jawa Tengah, yang tak kalah menarik. Namanya Desa Wisata Tanon. Dulunya Desa Tanon dikenal miskin dan penduduknya tak berpendidikan. Bahkan desa tetangga melarang warganya menikah dengan penduduk Desa Tanon.

Sebagian besar penduduk Desa Tanon merupakan petani dan peternak sapi perah. Namun seorang pemuda Bernama Trisno melakukan terobosan dengan mengajak warga sekitar untuk sadar wisata dan mengolah desa mereka menjadi desa wisata. Awalnya orang-orang pesimis. Namun setelah melihat hasilnya, barulah banyak warga yang ikut serta berpartisipasi.

Trisno sendiri merupakan warga kelahiran Desa Tanon pada 12 Oktober 1981. Ia adalah permuda pertama di kampungnya yang berhasil menyelesaikan Pendidikan sarjana. Setelah menamatkan pendidikannya di Universitas Muhammadiya Surakarta, Jurusan Sosiologi, Trisno bertekad Kembali ke kampungnya yang miskin.


sumber: Tribunnews


Trisno membuat brand Desa Tanon dengan sebutan Desa Menari agar mudah dikenal. Selain itu, penduduk Desa Tanon juga dikenal memiliki jiwa seni yang tinggi dan sudah ada sejak jaman leluhur mereka.

Mereka yang berkunjung ke Desa Menari akan disajikan berbagai kesenian diantaranya Penampilan Tari Topeng Ayu, Kuda debog, Kuda Kiprah dan warok Kreasi yang dibawakan penduduk dari orangtua hingga anak-anak Desa Tanon.

Selai itu, pengunjung juga diajak menikmati berbagai permainan desa yang menarik, seperti toy agila, tangga manusia, pipa bocor dan serok mancung. Semuanya adalah permainan tradisional yang menggunakan alat sederhana seperti bambu. Permainan turun temurun dari leluhur itu tetap dipertahankan sebagai warisan budaya.

Jika masih ada cukup waktu, pengunjung juga diajak menginap di rumah warga dan mengikuti kegiatan mereka. Seperti mencari rumput untuk makan ternak, serta memetik hasil pertanian dan bercocok tanam. Dan malam harinya disajikan berbagai kesenian dari desa Tanon.

Bagi pengunjung yang ingin merasakan kesejukan alam dan suasana pedesaan yang asri, dapat berkeliling dengna berjalan kaki di lereng Telomoyo, mengunjungi Prasasti Ngrawan dan air terjun.

Ada sekitar 114 orang di Desa Tanon. Semuanya berperan dalam kegiatan desa wisata, dari anak-anak sampai orangtua. Agar ada regenerasi, Trisno mengajarkan menjadi pemandu dan sekarang sudah ada empat orang yang menjadi pemandu desa wisata. Trisno juga mengajak para mahasiswa untuk turut aktif dengan mengajarkan Bahasa inggris secara gratis.

Dalam tiga tahun perjalanannya, Desa Wisata Tanon sudah menghasilkan 250 juta, belum termasuk pendapatan perorangan dari hasil menjual produk mereka. Karena kegiatan yang dilakukannya di Desa Wisata Tanon, Trisno juga mendapat penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2015.


penggagas desa wisata tanon
sumber: antaranews


Trisno yakin Desa Wisata Tanon akan lebih meningkat. Terlebih karena alamnya juga masih asri di kaki Gunung Telomoyo. Keadaan yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan modern dan polusi tentu sangat menarik perhatian masyarakat kota. Suasana yang tenang dan adem teresbut menjadi daya Tarik yang ditawarkan sebagai desa wisata. Selain itu, letak Desa Tanon juga strategis dan mudah dijangkau.

Trisno akan menyajikan berbagai kegiatan baru yaitu wisata peternakan. Dengan banyaknya pekerjaan yang bisa dilakukan di kampungnya, Trisno berharap para pemuda tidak lagi bekerja menjadi buruh di tempat lain, tapi bisa bekerja di kampung sendiri. Karena sering berinteraksi dengan pengunjung, kesadaran penduduk akan Pendidikan pun meningkat. Dan tentunya pendapatan penduduk pun bertambah dengan adanya desa wisata.

Melihat Desa Tanon, semoga menjadi inspirasi untuk desaku juga menjadi lebih maju dan sejahtera.

Sumber referensi:

Comments

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan