Menyempatkan Ziarah Kubur Saat Mudik

  

Bapak atau ayah adalah cinta pertama anak perempuan, begitu katanya. Kata siapa saya kurang tau, yang jelas banyak orang menyetujuinya. Saya pun begitu, bapak adalah lelaki pertama yang saya cintai saat lahir ke dunia ini. Lalu setelah itu, saya dikenalkan ilmu untuk mencintai Nabi Muhammad SAW dan ajarannya, kemudian saya pun belajar mencintai lelaki yang kini menjadi suami saya.

Dua tahun lebih bapak meninggalkan kami, menyisakan banyak kenangan. Selalu ada saat hening yang tetiba mengingatkan pada beliau. Pada perkakas yang rusak, ingat beliau yang suka memperbaiki. Pada majalah lama, tetiba ingat beliau yang suka membelikan Majalah Bobo dan Ananda. Pada wajah ibu, tetiba ingat beliau yang kini tiada lagi di sampingnya.

Saat mudik, ziarah ke kuburan bapak adalah salah satu kegiatan yang ingin selalu saya lakukan. Memang, mendoakan orangtua itu bisa darimana saja. Tetapi mendoakan orangtua di depan kuburannya pun tidak dilarang.

Menurut sebuah artikel tentang ziarah kubur di website muhammadiyah.or.id, pada awal penyebaran Islam Nabi Muhammad SAW melarang ziarah kubur karena khawatir ummatnya meminta-minta pada selain Allah SWT atau menjadikan kuburan sarana untuk menyekutukan Allah SWT. Kemudian setelah dirasa keimanan umat meningkat pada saat itu, Ziarah kubur kemudian diperbolehkan karena bermanfaat untuk mengingat kematian dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. 

Dalam artikel itu juga disebutkan amalan-amalan saat ziarah kubur adalah sebagai berikut: 

1. Meluruskan niat dan tujuan saat ziarah kubur, karena segala perbuatan tergantung niatnya. Jika niat kita untuk mendoakan orangtua, mengingat kematian dan mendekatkan diri pada Allah SWT, semoga malaikat mencatatnya sebagai amal baik. 

2. Mengucapkan salam pada ahli kubur saat masuk ke kuburan. "Assalamu'alaikum yaa ahlal kubur.. ", adalah salam yang kerap kami ucapkan. Ada juga doa lainnya yang disebutkan dalam sebuah hadist riwayat Muslim. 

3. Melepas alas kaki saat masuk kuburan, diceritakan dalam sebuah hadist Bukhari dalam artikel tersebut. Namun karena area pekuburan di kampung kami beralas tanah yang kadang becek dan kotor, kebiasaan kami tak membuka alas kaki saat masuk kuburan. Wallahualam, semoga Allah SWT memberi kami ilmu yang lebih banyak. 

4. Menerapkan etika saat ziarah kubur yaitu menghadap kiblat saat ada di kuburan seseorang, dan tidak menduduki kuburan. 

5. Mendoakan ahli kubur, baik yang kita tuju seperti orangtua dan anggota keluarga lainnya maupun ahli kubur secara keseluruhan. 

6. Tidak meminta-minta pada kuburan, karena hal itu termasuk perbuatan syirik. 

ziarah kubur
dokumen pribadi


Pagi hari setelah Subuh adalah waktu favorit saya ziarah ke kubur bapak, karena matahari belum naik dan udara sejuk. Bersama anak-anak, saya menyusuri jalanan kecil menuju kuburan desa kami yang terletak di perbatasan dengan desa tetangga. Melewati rumah-rumah tetangga, pepohonan dan kolam ikan, sambil mengenang masa kecil di desa kelahiran. 

Tak banyak yang berubah, kuburan atau rumah masa depan kita itu ya bentuknya itu-itu saja. Yang berubah adalah kuburan makin luas yang berarti selalu ada yang meninggal setiap tahunnya. Ya iyalah, setiap yang hidup di dunia ini akan mati termasuk kita. Kapan dan dimana? Itu rahasia Allah SWT, hanya Dia Yang Maha Mengetahui. 

Takutlah kita? Ya, takut, akankah kita kebagian lahan kuburan di dunia yang makin banyak populasinya ini? Atau yang lebih buruk lagi, akankah timbangan amal baik kita lebih berat dari timbangan amal buruk? Entahlah, lagi-lagi itu rahasia Allah SWT. Kita manusia hanya bisa berusaha untuk berbuat baik sesuai tuntunan-Nya. 

Di depan kuburan bapak, saya berdoa. Saya doakan semua yang terbaik untuk bapak di alam sana. Semoga Allah SWT mengampuninya, melapangkan dan menerangi kuburnya, dan memberinya tempat terbaik di surga-Nya. 

Ingin berlama-lama depan kubur bapak, ngobrol dengannya, curhat padanya tentang hidup yang saya hadapi sekarang tanpanya. Tetapi saya tak bisa lama bersedih, karena anak-anak yang polos menunggu saya. Kami pun segera pulang kembali ke rumah orangtua saya. 

Di perjalanan, saya bertemu seorang tetangga yang menyapa dan bertanya pada kami, memangnya saya tak takut pergi ke kuburan hanya dengan anak-anak? Tidak tentu saja, karena hari masih pagi dan selalu ada orang yang lalu lalang menuju tempat beraktifitas mereka di jalan raya depan kuburan. Entah kalau sore hari dan keadaan sepi, saya mungkin akan sedikit takut. Bukan pada makhluk di kuburan, karena sebenarnya alam mereka sudah berbeda dengan kita, melainkan takut pada orang jahat yang mencari peluang dalam suasana sepi. 

Inilah sedikit ceritaku saat mudik kemarin dan melakukan ziarah ke kuburan almarhum bapak. Bagaimana dengan ceritamu? 


Comments

  1. sama Mbak Kania
    alhamdulillah bisa ziarah kubur ke makam ayah
    kebetulan cuaca mendung jadi enak lah karena biasanya sangat terik
    semoga Allah lapangkan kubur bapakmu dan ayahku. aamiin.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan