3 Cara Ibu Mencintai Anak



Adakah ibu yang tidak mencintai anaknya? Saya yakin, sebagian besar ibu pasti menyayangi anak-anaknya yang sudah dikandungnya dengan susah payah di dalam rahim sang ibu, menjalin ikatan dengan anaknya sejak dalam kandungan, kemudian dilahirkan ke dunia dengan susah payah juga. Jika ada kasus ibu yang menelantarkan anaknya, saya yakin juga itu hanya sebagian kecil dan pastilah ada perasaan bersalah pada diri sang ibu.

Menjadi ibu itu merupakan proses belajar seumur hidup. Kadang-kadang, saya suka bertanya pada diri sendiri, sudah benarkah cara saya mencintai anak-anak saya? Saya memang jauh banget dari sempurna dalam mencintai anak-anak saya. Saya masih suka marah dan kurang sabar ketika menghadapi tingkah mereka yang kurang berkenan. Namun, hal itu bukan berarti saya tidak mencintai mereka. Sambil terus belajar menjadi ibu yang baik, saya berusaha mengungkapkan cinta saya pada anak-anak dalam berbagai cara. 
 
Pertama, memberi bekal ilmu dunia dan akhirat adalah salah satu bentuk cinta ibu pada anak, yang tentunya dilakukan bersama-sama dengan ayah. Bekal ilmu agama sangat penting agar anak memiliki ‘pegangan’ dalam hidupnya. Jika bekal agama cukup, hal apapun yang berpotensi merusak keimanan akan bisa ditangani. Sebagai ibu, banyaaaaak banget hal yang membuat saya khawatir akan masa depan anak. Pergaulan bebas, narkoba, tawuran, dan sejenisnya, membuat saya harus semakin protektif terhadap anak. Salah satunya dengan memberi  bekal agama yang cukup.

cara ibu mencintai anak dengan memberi bekal ilmu pengetahuan dan agama
menemani kakak Za wisuda Alquran

Ibu juga sering khawatir akan masa depan anak yang berkaitan dengan materi. Setiap ibu tentu tak mau anaknya sengsara di kemudian hari. Kita bisa mewariskan harta yang kita punya untuk masa depan anak. Itu pun kalau ada, karena harta itu titipan Allah SWT yang sewaktu-waktu bisa diambil-Nya kembali. Maka, yang bisa orangtua lakukan adalah dengan memberikannya bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup yang cukup agar kelak ilmu dan keterampilan tersebut bisa dimanfaatkan anak untuk bertahan hidup. 

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim)

Orangtua adalah sekolah pertama anak. Seorang ibu tidak harus menguasai semua hal agar bisa transfer ilmu ke anak, karena sekarang banyak media seperti internet yang untuk hal tertentu bisa dijadikan tempat bertanya serta lembaga pendidikan berkualitas yang bisa kita pilih untuk mendidik anak. Minimal, kita sebagai orangtua memberi teladan yang baik untuk anak. Mau anaknya soleh, lalu menyuruh anaknya solat. Ya jadilah teladan dengan solat bersama anak.

Saya sendiri masih teruuuus berusaha memberi bekal ilmu dunia dan akhirat pada anak. Saat ini, yang bisa saya lakukan adalah dengan menyekolahkan anak-anak di sekolah berbasis agama, mendampingi kegiatan belajar mereka di rumah dan menitipkan anak-anak di tempat les Alquran 3 kali seminggu. Inginnya sih, memasukkan anak juga di berbagai les keterampilan sesuai minat dan bakat, tapi apa daya semuanya butuh dana sehingga saya harus memilih les yang lebih prioritas.

Kedua, mengingatkan ayah untuk menafkahi anak dengan harta halal adalah salah satu bentuk cinta ibu pada anak. Banyak hikmah yang kita dapatkan ketika menafkahi anak dengan harta halal. Diantaranya adalah ketenangan hidup dan keberkahan rejeki. Hal ini juga merupakan bentuk ketaatan akan perintah Allah SWT dalam Alquran.

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (An-Nahl: 114)

Ketiga, melindungi anak dari sakit juga adalah bentuk cinta ibu pada anak. Orangtua manapun akan sedih jika anaknya sakit. Oleh karena itu, orangtua melakukan berbagai cara agar anaknya sehat. Saya sendiri berusaha memberikan makanan dengan nutrisi yang cukup untuk anak-anak. Saya juga selalu sedia berbagai obat-obatan di rumah untuk mengantisipasi keadaan sakit tertentu, salah satunya adalah obat penurun panas.

Beberapa waktu lalu, saya juga sempat khawatir karena adik Ra terkena Typus, pernah saya tuliskan ceritanya di blog ini. Typus itu salah satu tandanya adalah demam yang naik turun. Biasanya, saya tidak langsung membawa anak ke dokter saat demam. Saya berikan pertolongan pertama dahulu dengan mengistirahatkan anak dari berbagai kegiatan fisik, banyak memberikan air putih dan makanan penambah tenaga pada anak, serta memberinya obat penurun panas Tempra Syrup yang diproduksi PT Taisho Pharmaceutical Indonesia.

tempra syrup
Sedia Tempra Syrup untuk membantu meredakan demam anak

Saat demam adik Ra tidak sembuh sampai 3 hari, barulah saya membawa adik Ra ke dokter. Setelah menjalani tes darah, adik Ra dinyatakan kena Typus. Obat penurun panas Tempra-nya bisa tetap diteruskan dikonsumsi sampai panasnya hilang, dokter tinggal menambahkan obat batuk dan antibiotik.

Saya pertamakali mengetahui Tempra dari iklan di televisi dan media sosial. Obat penurun panas untuk anak pasti identik dengan Tempra karena seringnya saya melihat iklan tersebut. Setelah menggunakannya sendiri untuk diminumkan ke anak saat demam, saya pun bisa merasakan sendiri manfaat dan kelebihan Tempra. Ternyata Tempra itu aman di lambung, dosisnya tepat, dan tidak perlu dikocok seperti obat penurun panas lainnya karena cairan obatnya sudah larut 100%.
 
Untuk adik Ra yang berusia 6 tahun, saya memberinya Tempra Syrup rasa Anggur yang setiap 5 ml-nya mengandung 160 mg paracetamol. Saya menggunakannya sesuai petunjuk dalam kemasan, yaitu 10 ml setiap kali minum dengan menggunakan gelas takar yang tersedia dalam kotak kemasan. Bila perlu, saya meminumkan Tempra Syrup setiap 4 jam, namun tidak lebih dari 5 kali sehari. Syukurlah akhirnya setelah beberapa hari, adik Ra kembali sehat dan bisa belajar serta bermain seperti sediakala. 

Oh ya, waktu adik Ra sakit gigi, saya juga memberikan Tempra Syrup untuk meredakan rasa sakitnya sebelum dibawa ke dokter gigi loh. Kandungan Paracetamol dalam Tempra Syrup bekerja sebagai antipiretika pada pusat pengaturan suhu di otak dan analgetika dengan meningkatkan ambang rasa sakit. 

Tempra Syrup bisa didapatkan dengan mudah. Saya biasanya membeli Tempra Syrup di minimarket atau apotek dekat rumah. Jangan lupa, kalau ibu hendak membeli Tempra Syrup, baca baik-baik kemasannya agar tidak salah membeli. Karena Tempra ada yang dalam kemasan drop untuk adik bayi dengan kandungan paracetamol lebih rendah, serta Tempra Forte untuk anak usia 6 tahun ke atas yang kandungan paracetamolnya lebih tinggi.

Bagaimana dengan anda, bu? Bagaimana anda mengungkapkan cinta pada si kecil? Apapun upaya anda, semoga semua ibu di dunia dimudahkan tugasnya ya dan dapat mencintai anak-anak mereka sepenuh hati. 

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.

Comments

  1. Btw..aku suka deh model gamisnya Ra yang hijau itu. Tetap sehat ya semuanya

    ReplyDelete
  2. Anakku yang nomer dua pernah panas sampai kejang mayan lama. Sekarang suka degdegan kalo dia mulai demam. Harus sedia turun panas di rumah.

    ReplyDelete
  3. Orang tua, pasti ada rasa kawatir dengan masa depan anaknya. Dibekali ilmu dan nafkah halal harus menjadi pegangan orang tua.
    wuih, kok sama ya obatnya.

    ReplyDelete
  4. Bekal agama memang paling penting buat anak, tp sayang jaman sekarang malah ada org tua yg menganggap agama gak terlalu penting lagi buat anak

    ReplyDelete
  5. Tempra memang udah terkenal dr dulu ya

    ReplyDelete
  6. Saya pikir saya saja yang sering memiliki kekhawatiran dengan masa depan anak-anak. Hehehe, berasa punya teman. Tapi sekarang saya lebih slow, Mbak. Yakin saja dengan segala rencana Allah.

    ReplyDelete
  7. Bekal ilmu dunia akhirat ini sangat penting ya mbk untuk anak2 kita..

    ReplyDelete
  8. Fira juga baru anget badannya teh, paksi Tempra Drop karena anaknya susah banget kalau udah diminta minum obat

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau drop bisa langsung ketelan ya ga dimuntahin

      Delete
  9. Anak adalah celengan orang tua kelak telah tiada. Tapi anak yg gimana dulu. Karena itu orang tua harus bisa mengarahkan bagaimana jadi anak yg bisa menolong orangtuanya kelak.

    Sehat selalu ya kakak za dan kakak ra :)

    ReplyDelete
  10. Iya, anak2ku kadang merasa lemah kalo jauh dari emaknya, apalagi kalo lagi sakit, memang ibu obat yang mujarab

    ReplyDelete
  11. menjadi orang tua itu memang ga ada sekolah nya ya mba, tapi terus belajar sepanjang hayat ^ ^ the power of mom . so sweet~

    ReplyDelete
  12. Aku selalu sedia tempra di rumah. buat jaga2 kalo boyz demam :)

    ReplyDelete
  13. Saya jg slalu sedia tempra. Bnr aman d lambung 😃

    ReplyDelete
  14. Makasihh infonya mba kaniaa.. semoga tips-tipsnya bisa saya praktekkan di rumah dalam mencintai anak sayaa..

    ReplyDelete
  15. Anak2 sy juga cocoknya pake tempra

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan