Semaraknya Ulang Tahun RI ke-71

Pertama-tama mau sungkem dulu sama pembaca blog ini. Ya, tema ulang tahun RI sudah tak menggairahkan tentunya karena suah lewat sebulan yang lalu. Sebenarnya saat itu ingin menuliskan tentang hal ini tapi belum sempat, jadi baru menuliskan idenya saja di dalam pikiran.

Flashback dulu ya…

Saya tak ingat apakah saya mengikuti berbagai kegiatan ulang tahun RI di sekolah sewaktu kecil. Tapi saya ingat begitu ramainya desa saya saat menyambut ulang tahun RI. Ada sebuah lapangan kecil di depan masjid. Di sanalah biasanya keramaian berasal. Ada lomba balap karung, lomba makan kerupuk, dan perlombaan lainnya.


ulang tahun RI ke 71
Lomba mewarnai di sekolah Ra. Foto dari grup sekolah

Saya ingat, saya jarang ikut lomba-lomba tersebut. Diajak teman dan saudara pun, saya Cuma ikut sebentar lalu pulang atau hanya jadi penonton. Orangtua pun tak memaksa atau menemani ikut lomba ini itu, maklum keduanya sibuk bekerja. Ibu sibuk menjaga warung, dan bapak mengajar serta aktif sebagai pejabat desa.

saya sering merasa, ulang tahun RI itu peristiwa yang biasa yang berulang setiap tahun. Setiap tahun selalu ada lomba-lomba dan kemeriahan. Setiap tahun selalu ada nuansa merah dan putih. Itu saja. Hidup saya datar rasanya.

Kini…

Za dan Ra –karena sudah sekolah- turut serta memperingati ulang tahun Republik Indonesia (selanjutnya disebut RI) di sekolah mereka dan mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan. Za ikut lomba futsal. Sedangkan Ra ikut lomba mewarnai, ketangkasan, dan lomba menghias sepeda. Semarak ulang tahun RI makin terasa karena komplek perumahan dihiasi dengan bendera berwarna merah dan putih.

Saya mencoba menggali makna ulang tahun RI yang hilang dari masa anak-anak saya. Jangan Tanya tentang nasionalisme. Saya lahir dan besar di negeri ini, sudah seharusnya saya mencintai Indonesiaa dengan berusaha menjadi warga Negara yang baik.

Saya melihat ada hal-hal menarik yang bisa diambil hikmahnya ketika Za dan Ra ikut serta dalam kemeriahan ulang tahun negeri ini.

ulang tahun RI ke 71
lomba ketangkasan di sekolah Ra. Foto dari grup sekolah

1. Anak terdorong bercerita pada orangtua

Za sempat bercerita kalau ia mengikuti lomba futsal di sekolahnya dan ia kalah. It’s okay, tak masalah. Kalah dan memang dalam perlombaan adalah hal yang biasa. Terimakasih telah bercerita sama umi, nak. Mungkin kemeriahan itu sangat menarik bagimu sehingga kamu perlu teman untuk menceritakannya. Mm, padahal tak jarang juga, seorang anak ketika ditanya orangtuanya “Hari ini belajar apa?”, eh jawabannya malah tidak tahu. Apa karena belajarnya dilakukan dengan tidak menyenangkan? 

2. Anak bersosialisasi dengan teman-temannya

Kegiatan ulang tahun RI dengan berbagai perlombaannya diikuti oleh banyak orang/anak. Ini adalah momen bagi anak untuk belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Yang biasanya anak belajar di kelas, pada momen tersebut semuanya berkumpul di satu tempat untuk memeriahkan ulang tahun RI.

3. Semuanya adalah pembelajaran

Za belajar menerima kekalahan dengan lapang dada saat tim futsalnya tidak menjuarai perlombaan. Ra belajar untuk konsentrasi dan teliti saat lomba mewarnai. Ra juga belajar melatih fisik dan kepercayaan diri saat lomba memasukkan jarum ke dalam botol, karena Ra biasanya tidak pede untuk urusan maju ke depan banyak orang. Tapi ternyata dibantu gurunya, dia mau ikut lomba tersebut dan malahan jadi juara 2. 

4. Bonding orangtua dan anak

Orangtua bisa menyemangati anak sebelum ikut perlombaan, mendorong anak untuk bercerita tentang kegiatannya, membesarkan hatinya saat kalah, dan mendorongnya untukrendah hati saat menang. Dalam lomba sepeda hias yang Ra ikuti, saya bisa meminta Ra ikut membantu menghias sepedanya. Sehingga Ra ikut terlibat dengan memberi bantuan-bantuan kecil. Menghias sepeda bersama bisa menjadi bonding antara orangtua dan anak. 

ulang tahun RI ke 71
Lomba dan pawai sepeda hias (dokpri)

5. Jalan bagi bertambahnya pengetahuan

Menjadi orang yang baik menurut agama dan aturan Negara, rasanya sudah cukup. Tapi jika ada jalan bagi bertambahnya pengetahuan, kenapa tidak. Adanya kemeriahan ulang tahun RI membuat Za dan Ra banyak bertanya tentang berbagai hal. Za pernah bertanya tentang sejarah penjajahan Indonesia, yang mana saya tak bisa menjawab dengan detail. Kalau Ra, ia bertanya hal-hal yang mendasar tentang lirik lagu Indonesia Raya, warna bendera Indonesia, dan sebagainya.

Bagimana dengan sahabat Za dan Ra? Kemeriahan seperti apa yang dirasakan saat ulang tahun RI Agustus lalu?

Comments

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan