Posts

Showing posts with the label percaya diri

Banyak Barang Bekas di Rumah, Diapain Ya?

Image
Suatu hari di lingkungan kami, saya mendengar ada orang yang membuang tumpukan sampah kain di sungai di belakang komplek perumahan kami. Tidak tanggung-tanggung, kira-kira ada 3 kardus kain bekas baju tak terpakai yang dibuang. Salah satu warga yang kesal mempertanyakan, kenapa baju-baju bekas itu tidak diberikan saja pada pemulung yang setiap hari lewat di komplek perumahan kami?  Masalah sampah ini menjadi permasalahan yang pelik buat kita. Kalau melihat berita di televisi tentang sampah-sampah di tempat penampungan sampah, kok rasanya sedih ya. Sampah-sampah itu setiap hari bertambah terus menjadi gunungan yang bukan tidak mungkin suatu saat akan ‘mengubur’ tempat tinggal kita sendiri dalam arti kiasan. Misalnya saja sampah plastik yang sulit terurai akan menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir ke lingkungan kita.

Ra Ikut lomba Drumband TK se-Tangsel

Image
" Mi, nanti umi semangatin Raisa ya.." Beberapa kali Ra bilang seperti ini saat hendak beangkat. Saya pun mengiyakan. Terlihat semangat Ra mengikuti salah satu kegiatan dari sekolahnya ini. Ya, hari Kamis kemarin, Ra ikut lomba drumband TK se-Tangerang Selatan yang diadakan di Ancol. Ra dan teman-teman serta guru dan bunda POMG sudah bekerja keras berlatih selama beberapa bulan. Drumband memang salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah Ra, jadi meski tak ada lomba kegiatan ini tetap dilaksanakan di sekolah setiap seminggu sekali.

Semaraknya Ulang Tahun RI ke-71

Image
Pertama-tama mau sungkem dulu sama pembaca blog ini. Ya, tema ulang tahun RI sudah tak menggairahkan tentunya karena suah lewat sebulan yang lalu. Sebenarnya saat itu ingin menuliskan tentang hal ini tapi belum sempat, jadi baru menuliskan idenya saja di dalam pikiran. Flashback dulu ya… Saya tak ingat apakah saya mengikuti berbagai kegiatan ulang tahun RI di sekolah sewaktu kecil. Tapi saya ingat begitu ramainya desa saya saat menyambut ulang tahun RI. Ada sebuah lapangan kecil di depan masjid. Di sanalah biasanya keramaian berasal. Ada lomba balap karung, lomba makan kerupuk, dan perlombaan lainnya.

Ra, Si Putri Salju

Image
Dalam rangka memperingati Hari Kartini, sekolah Ra mengadakan lomba mewarnai dan lomba fashion show. Saya pun mengikutkan Ra di lomba tersebut sebagai bentuk partisipasi dan proses sosialisasi Ra dengan lingkungan sekolahnya. Setiap orangtua pasti ingin anaknya menjuarai lomba. Gak bisa dipungkiri, saya pun demikian. Namun menurut Dr. Scheuerer-Englisch (psikolog lembaga konsultasi keluarga, pendidikan dan anak, di Regensburg, Jerman) ukuran anak-anak dibandingkan orang dewasa sangat berbeda dalam urusan persaingan. Selama ini yang terjadi di lingkungan kita, persaingan tak hanya melibatkan sang anak namun orangtua juga terlibat. Padahal seharusnya persaingan antar anak (balita) dibiarkan saja menjadi persaingan atau kompetisi diantara mereka. Anak-anak melihat persaingan sebagai bagian dari kegiatan bermain. Pada masa ini orang tua bertugas mengarahkan anak agar persaingan berlangsung sehat. Artinya, persaingan tanpa campur tangan orang dewasa merupakan bagian dari...

Saat Anak Belajar Berbelanja

Image
Hari Kamis lalu, Za dan teman-teman sekolah mengadakan kunjungan ke pasar modern dan tradisional, sebagai salah satu program belajar. Dari cerita Za, Za dan teman-temannya belajar membandingkan pasar tradisional dan modern. Apa perbedaannya, suasananya, barang apa saja yang dijual, apa yang harus dilakukan saat di pasar, dan yang lainnya.  Oh ya Za dan teman-teman juga belajar berbelanja sendiri loh. Mereka dibagi beberapa kelompok dengan didampingi oleh guru dan bunda pengurus Istiya (istilah organisasi POMG di sekolah Za). Dengan begitu, mereka bisa belajar rasa percaya diri karena mau bertanya pada penjual. Za dan teman-teman juga belajar mengenal nilai uang serta dttuntut bisa berhitung, berapa uang yang digunakan untuk belanja, berapa kembaliannya, dan seterusnya. Sebenarnya, di rumah juga beberapa kali Za pernah belanja sendiri ke minimarket yang berjarak kurang lebih 500 meter dari rumah. Awalnya Za pengeeeen sekali jajan sereal yang diidamkannya. Saya memang ...

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Image
Saya tinggal di komplek perumahan. Satu persatu teman seusia Ra sudah sekolah di usia 3 bahkan 2 tahun. Ada satu teman Ra yang lebih muda usianya. Dia terlihat lebih percaya diri dibanding Ra. Dia sudah ‘bersekolah’ sejak usia 2 tahunan. Sedangkan Ra, sangat takut jika bertemu orang baru. Maklum saja, di rumah teman bermainnya hanya saya, Za, dan ayahnya. Hal inilah yang kemudian mendorong saya untuk menyekolahkan Ra di usia 4 tahun kurang. Maksud saya yang utama ingin Ra belajar bersosialisasi dengan orang lain. Masalahnya adalah, Ra masuk playgroup atau TK A ya? Ra lahir bulan Agustus. Jadi usianya termasuk usia nanggung, bikin bingung untuk memutuskan kapan ia akan sekolah. “Memang sih kalau ke playgroup usianya cukup sekali, tapi masuk TK A juga Cuma kurang 1 bulan usianya. Saya kembalikan ke orangtua saja apa akan masuk playgroup atau TK A” Begitu kira-kira kata kepala sekolah calon sekolah Ra saat itu.  Saya tahu kalau untuk masuk ke SD negeri minimal 7...

Menang Kalah Biasa, Yang Penting..Fun!

Image
“Victory is sweetest when you’ve known defeat” – Malcolm Forbes (Kemenangan adalah hal yang paling manis ketika kau sudah tahu rasanya kalah) Rasanya, peringatan 17 Agustus tahun ini yang paling heboh buat saya. Saat kecil, rasanya saya tidak terlalu banyak ikut lomba pada 17 Agustus-an. Mungkin saya tergolong anak pemalu atau pemalas, entahlah hehe. Orangtua pun rasanya tak banyak mendorong untuk ikut lomba-lomba. Anak kedua saya, Raissa, kadang-kadang masih belum bisa ditinggal di sekolah. Jadi saya banyak mengikuti perkembangan kegiatannya di sekolah. Pada peringatan 17 Agustus tahun ini, sekolahnya mengadakan berbagai lomba. Tak tanggung-tanggung, Raissa yang usianya 4 tahun ikut 3 perlombaan! Yaitu lomba mewarnai, lomba ketangkasan dan lomba sepeda hias. Masing-masing dilaksanaka di hari yang berbeda. Saya sadar Raissa itu yang paling muda di kelasnya. Tak adil mendorongnya untuk jadi juara. Saya berusaha untuk mendorongnya ikut lomba semampu dia.

Lomba Fashion Show di Hari Kartini

Image
Minggu kemarin, saya udah seneng banget Raissa mau ditinggal di kelas kelompok Bermain (KB) , tidak saya tunggui lagi. Dengan begitu, saya pikir guru akan lebih mudah mendekati anak untuk menanamkan ilmu dan kedisiplinan tanpa campur tangan atau perasaan tak enak terhadap orangtua. Hari sabtu kemarin, tanggal 25 April 2015, sekolah tempat Raissa belajar mengadakan acara lomba fashion show busana mancanegara dalam rangka memperingati hari Kartini. Saya pikir tak ada salahnya Raissa ikut untuk memeriahkan acara, bersosialisasi dengan banyak orang, melatih kepercayaan diri, dan menambah pengetahuannya tentang budaya bangsa lain. Walau tentu saja, untuk ke depannya, kami - me and husband - berharap Raissa tak memilih profesi sebagai model catwalk hehe.

Melatih Percaya Diri Anak Dengan Mengikuti Lomba

Image
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, mesjid di komplek kami mengadakan berbagai acara dalam tajuk Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW pada 1 February lalu. Acara yang digelar antara lain lomba mewarnai, lomba kaligrafi, lomba MHQ, lomba pildacil, dan cerdas cermat. Lomba-lomba tersebut diikiti oleh TPA-TPA di wilayah tempat tinggal kami. Zaidan mengikuti 2 lomba, yaitu mewarnai dan MHQ.  Jam 6 pagi Zaidan baru bangun dan langsung bersiap, shalat Subuh, makan, mandi. Sebelum berangkat, Zaidan sempat menghafal lagi surat Alquran yang dilombakan. Menurut jadwal, lomba mewarnai akan dimulai jam 7 sampai 9 malam di dalam ruangan mesjid. Ternyata dalam pelaksanaannya molor, lomba baru dimulai jam 8 sampai jam 10. Mmm..duuh, 1 jam molornya. Padahal kami udah datang tepat waktu. Mungkin karena cuaca juga tidak mendukung, hujan terus menerus dari semalam, jadi mempengaruhi kedatangan peserta. Kasihan Raissa. Lagi sakit saya bawa-bawa karena tak ada yang menunggu di rumah. Akhir...

Training dan Outbound? SPIRIT Enterprise Group saja...

Image
"Zaidan, Hebat ya Sudah bisa Flying Fox. Gimana rasanya? Menyenangkan?" "Ya, seneng.." "Nangis nggak?" "Nggak, temenku ada yang nangis.." " Good boy !" Percakapan di atas terjadi saat Zaidan berusia empat tahun-an, saat dia masih di bangku TK. Saat itu dia mengikuti kegiatan outbound dari sekolahnya. Saya Sudah khawatir saja dia akan menangis dan ngamuk-ngamuk. Saya tidak bisa ikut Serta kegiatan tersebut karena saya sendiri saat itu harus mendampingi murid-murid SD saya di sekolah lain. Sedih rasanya, soalnya ibu-ibu lain menemani anaknya sampai tempat outbound, menyaksikan dan menyemangati anaknya. Pernah suatu saat anak saya pentas di panggung, saya hanya bisa mengantarkan dan menitipkannya pada bu guru. Seorang ibu berkata, "Kasihan anaknya tak ditemani saat mau pentas..." Ah, andai dia tahu saya juga punya tanggung jawab yang lain. Saya hanya bisa berkata bahwa saya Sudah ditunggu di tempat kerja. Saya yakin guru...

Mari Bersepeda

Image
"Kring kring kring ada sepeda. Sepedaku roda dua. Kudapat dari ayah karena rajin belajar" Loh ko malah nyanyi. Hehe iya nih soalnya saya sedang menggiatkan anak saya untuk bersepeda, terutama sepeda roda dua. Kenapa sepeda? Bukan tanpa alasan saya ingin anak saya yang masih enam tahun supaya bisa mengendarai sepeda roda dua. Pertama, alhamdulillah ayahnya punya rejeki untuk beli sepeda. Kedua, bersepeda bisa meringankan beban saya orangtuanya agar dia bisa bermain mengayuh sepedanya kesana kemari sehingga saya tinggal mengawasinya dari jauh. Ketiga, bersepeda melatih tubuhnya supaya bergerak sehingga dia menjadi anak yang sehat. Masalahnya adalah sampai usia enam tahun anak saya belum bisa sepeda roda dua. Memang tidak ada aturannya usia berapa anak harus bisa sepeda roda dua mengingat emaknya juga kelas 6 SD naik sepeda roda duanya masih gagap hihi. Tapi sebagian besar anak seusianya di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya sudah bisa mengendarai sepeda roda dua. Alhas...