Perjalanan Hidup Seorang Perempuan

giveaway ika puspitasari

Hai sahabat Za & Ra, assalaamualaikum. Pada postingan kali ini saya ingin menceritakan perjalanan hidup seorang perempuan. Siapa dia? Baca saja ya tulisan ini.

Dia dan keluarganya

Perempuan ini lahir dan besar di sebuah desa di kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Udara di desa ini cukup segar. Setiap hari saat keluar rumah, dia melihat Gunung Galunggung gagah berdiri di kejauhan. 

Ayah perempuan itu adalah seorang guru dan berpendidikan sarjana. Sedangkan ibunya adalah seorang wirausahawati yang SMP pun tak tamat dan membuka warung di depan rumah. 

Perempuan itu punya dua kakak dan satu adik, semuanya laki-laki, sudah berkeluarga dan tinggal di kota yang berbeda. Memiliki 3 saudara laki-laki tak membuat perempuan itu jadi anak yang tomboy. Malah sebaliknya, sangat feminim bahkan cenderung  introvert, pemalu, dan sensitif. Hrrrgg, kombinasi yang bagus untuk jadi orang yang menyebalkan. Tapi, itulah dia adanya.

Bisa dibayangkan, menjadi anak perempuan satu-satunya pasti dimanja. Ya, dalam hal tertentu, tapi tidak dalam hal lain, itu yang dirasakan perempuan itu. Memang ibunya seringkali membelikan dia pakaian dan kerudung, bahkan tanpa diminta. Saat dia belajar sepeda pun sempat dilarang. Tapi di luar itu, dia tetap punya tugas di keluarga seperti saudaranya yang lain. Ssst, sebenarnya dia ingin sekali dapat tugas masak. Tapi, seringkali ibunya memberinya tugas menyapu dan jaga warung.

perjalanan hidup seorang perempuan

Dia dan sekolahnya

Masa kecilnya di desa dipenuhi dengan kegiatan sekolah dan main dengan teman-teman dan saudara. Dia sekolah di sebuah sekolah dasar negeri tak jauh dari rumah. Setiap pagi berangkat dengan terlebih dahulu samperin temen mainnya. Lalu pulang dan main lagi. Di sore hari, dia berangkat ke madrasah untuk belajar ilmu agama. Madrasah di desanya, adalah sebutan untuk sekolah sore yang diadakan pengurus masjid khusus untu belajar berbagai ilmu agama seperti ngaji, sejarah Islam, bahasa Arab, dan sebagainya. Pada saat  di bangku SD lah (kelas 4), perempuan ini belajar berhijab ke sekolah. Namun di rumah masih di lepas saat main. Maklum belum ngerti kewajiban sebagai muslimah.

Selepas SD, perempuan itu melanjutkan sekolah ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) tempat sang bapak mengajar. Tau tidak apa yang paling tidak ia sukai saat MTS? Bahasa Arab! Ya, dia tidak suka pelajaran ini karena mau dibolak-balik pun dia sangat kesulitan untuk mengerti. Tak heran, nilainya sangat kecil untuk pelajaran ini. Sebaliknya, dia cukup menyukai Bahasa Inggris karena pernah menjalani kursus bahasa Inggris. Dia juga pernah mewakili sekolahnya mengikuti lomba karya tulis dan kasidah. Hey, anak yang pemalu itu pernah nyanyi-nyanyi di depan ratusan orang loh. Hal ini berkat dorongan para gurunya, bener-bener didorong alias setengah dipaksa hehe. Karena sebenarnya dia tidak suka tampil di depan banyak orang. Namun dalam keadaan tertentu, dia ternyata bisa juga melakukannya.

perjalanan hidup seorang perempuan
metamorfosis sang perempuan
Selepas MTs, perempuan itu memasuki sebuah SMU Negeri yang katanya pavorit di kotanya. Prestasinya sangat biasa, banyak saingan, karena di sekolah ini berkumpul berbagai remaja hebat di kotanya. Hal yang menyenangkan dan tidak tentu saja ada. Menyenangkan saat cerpen pertamanya dimuat di sebuah majalah remaja terbitan PT Pos Indonesia. Karena hobinya berfilateli, dia juga berkesempatan pergi pertamakali ke Bandung untuk melihat Pameran Filateli bersama teman-teman filatelis yang lain. Hal-hal manis telah dilaluinya dengan teman-teman di geng “beautiful angle”. Mulai dari belajar bersama, jalan-jalan bareng, ngecengin kakak kelas, dan lainnya. Hal yang tak menyenangkan? Mungkin guru fisika yang super killer di kelas namun sebenarnya baik di luar kelas. Pada masa SMU inilah, dia juga mengikuti oraganisasi remaja masjid sehingga semakin mengerti kewajiban muslimah untuk menutup aurat.

Selepas SMU tahun 1999 (kyaaa, ketauan angkatan berapa ><), sebenarnya perempuan itu ingin melanjutkan kuliah di Jurusan Psikologi atau Bahasa Inggris. Sayang sekali, ujian UMPTN yang ia tempuh gagal. Dalam kebingungan, bapaknya menyarankannya mengikuti tes di Politeknik Negeri Bandung. Alhamdulillah, dia berhasil mengikuti seleksi dan diterima di Jurusan Administrasi Bisnis. Cita-citanya pun jadi berubah ingin bekerja kantoran. Lulus dari D3, perempuan itu sempat bekerja selama setahun sebagai staf administrasi lalu melanjutkan kuliah sarjana di Universitas Padjadjaran bandung di Jurusan yang sama. 

Dia dan pekerjaannya

Lulus D3 dari Politeknik Negeri Bandung, perempuan itu mencari kerja kesana kemari. Berbulan-bulan tiada hasil, akhirnya dia mendapat panggilan dari sebuah penerbit majalah dan buku yang selama ini majalahnya ia baca. Wah, bukan main senangnya, apalagi setelah ia diterima sebagai staf administrasi di sana. 

Dunia kerja dan ibukota Jakarta tak selalu mudah, mungkin juga tak cocok dengan karakternya yang kurang luwes bergaul. Dia hanya tahan setahun saja bekerja lalu memutuskan keluar dan kembali ke Bandung untuk melanjutkan kuliah sarjana.

sekolah alam bintaro
a sweet moment with the kids

Tahun 2010, kerinduannya untuk beraktivitas di luar rumah membuatnya memutuskan menjadi seorang pengajar di sekolah alam. Ini adalah pengalaman terbaiknya bekerja di luar rumah. Dia sudah jatuh cinta saat pertamakali datang untuk interview di lingkungan sangat asri itu. Dia merasa inilah tempatnya untuk berkarya tanpa dibatasi baju kantoran.

Sayang sekali, karena prioritas lain yaitu keluarga, lagi-lagi dia hanya bertahan setahun menjadi pengajar. Teman-teman satu tujuan dan keceriaan anak-anak adalah bayangan yang sulit dilupakannya dan akan selalu dirindu.


Dia dan pernikahannya

“Kapan nikah?” Itulah salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan pada perempuan itu dari keluarga dan tetangga selepas kuliah. Dia juga bingung kapan. Perkara jodoh ini bikin rumit saja. Ada yang datang ke orangtua si perempuan, tapi si perempuannya tak mau. Ada yang ditaksir perempuan itu, eh ternyata dia udah mau nikah. Mungkin memang belum waktunya. Allah SWT ingin si perempuan siap, mungkin.

Akhirnya perempuan itu memilih untuk membiarkan saja, tak usah disuik-usik urusan jodoh ini. Dia memilih untuk tetap berusaha tenang walau dalam hati ketar ketir. Bagaimana tidak, saat teman SD nya sudah beranak 3, dia masih berstatus single aja. Dia memilih untuk banyak berdoa sama Allah SWT, mengikuti berbagai kegiatan organisasi walau hanya sebagai tim hore, fokus menyelesaikan kuliah sarjana dan…menulis! Kegiatan tersebut tidak hanya melupakannya sejenak dari huru-hara jodoh tapi juga mendewasakannya. Hidup itu tak melulu satu hal, tapi banyak hal menarik yang bisa dilakukan.
bapak dan anak
Pernikahan adalah proses belajar sepanjang masa

Satu persatu tawaran taaruf ia jalani dengan penuh harap dan kepasrahan sama Yang Kuasa. Ada saat dimana dia sudah pasrah dan ikhlas, orangtua tak setuju. Ada saat dimana saya sudah membuka hati, si dia mundur. Namun mendung tak berarti hujan. Ada saatnya mentari cerah, yaitu pada saat seorang teman menjadi perantara perjodohannya dengan orang yang kini menjadi suaminya. Orang yang akan dijodohkan dengannya  bukanlah orang asing, tapi kenal dekat pun tidak. Mereka hanya pernah bertemu di organisasi kampus yang sama.

Pernikahan pun berlangsung di tahun 2006 saat kuliah sarjananya belum lagi kelar. Beberapa bulan kemudian, dia mengikuti sidang sarjana saat mengandung anak pertama. Kini, anaknya sudah dua, laki-laki dan perempuan.


Dia dan baca tulis

Awalnya adalah membaca majalah anak saat SD, lalu perempuan itu menulis surat untuk sahabat pena yang dia temui di majalah anak. Dia lalu mewakili sekolah MTs-nya mengikuti lomba karya tulis tapi dia lupa apa yang sering dibacanya saat SMP, mungkin masih majalah anak ><.

Saat SMU, dia suka menyewa buku dan komik di sebuah kios sepulang sekolah. Bacaannya juga sudah beranjak menuju majalah remaja dan tabloid. Pada saat inilah, cerpen pertamanya dimuat di media cetak. Sejak itu, dia sering mencoba mengirim karyanya yang kebanyakn cerpen ke media cetak. Ada yang dimuat, ada juga yang tidak. Karya cerpennya sudah dimuat di Majalah Sahabat Pena, Tren, Anggun, Ummi, Annida, Koran Seputar Indonesia, dan sebagainya. Sebagian majalah itu sudah tutup usia kini.

salah satu buku antologi sang perempuan

Perempuan itu sudah menerbitkan 2 novel (satu novel anak dan satu novel remaja) dan 5 buku antologi. Perempuan itu ingin suatu saat bisa menerbitkan buku lagi, namun perlu niat yang lebih mantap. Sambil terus mengasah kemampuan menulis, perempuan itu memilih menulis di blog. Eh, ternyata asik juga menulis di blog karena bisa dijadikan lahan mencari rejeki namun tetap bisa ada di dekat anak-anak. Kini, perempuan itu punya beberapa blog. Namun yang sering dia isi salah satunya adalah blog www.petualanganzara.com, dimana dia sering memasukkan 2 tokoh dalam blognya ini, yaitu dua anaknya Za & Ra.

Loh, itu kan blog yang sedang sahabat baca. Iya, perempuan itu adalah pemilik blog ini, yaitu saya. Saya sedang mengikuti giveaway blogger Ika Puspitasari tentang sejarah hidup. Ika Puspitasari, nama ini mengingatkan saya pada tetangga saya yang sama-sama punya 2 anak karena namanya benar-benar mirip, Cuma beda satu hurup pada nama Ika. Mbak Ika juga sama seperti saya, sama-sama pengajar sebelum menjadi blogger dan berkacamata. Bedanya saya dengan mbak Ika, beliau sudah 3 anaknya sedangkan saya masih betah men-dua :D


Comments

  1. Memang sejak kecil ga jauh2 dr buku ya kegiatannya

    ReplyDelete
  2. Jadi kepingin bikin metamorfosis foto perempuan yang sedang menulis komentar, asyik keknya ya teh,

    ReplyDelete
  3. Lengkap mbak.. Kadang buku yg kita baca itu membawa kita ikut kedunianya

    ReplyDelete
  4. Kapan menerbitkan buku lagi? Ditunggu ya...he..he..

    ReplyDelete
  5. jadi orang pemalu itu kadang gemesin ya mba, aku ngalamin sendiri, haha

    ReplyDelete
  6. Duh Mbak ... bicara ttg diri sendiri koq begini: feminim bahkan cenderung introvert, pemalu, dan sensitif. Hrrrgg, kombinasi yang bagus untuk jadi orang yang menyebalkan. :)))

    Btw, perjalanan hidup yang kaya. Gutlak yah :D

    ReplyDelete
  7. Wow karya perempuan itu udah banyak ya Mbak? xixixixixi
    Sukses GA-nya ya Mbak :D

    ReplyDelete
  8. Pemalu tapi karyanya banyak. Keren banget Mbak kania nich :)

    ReplyDelete
  9. Mbak hebat! Karyanya udah banyak ternyata. Penasaran...anak cewek diantRa 3 cowok..kok bisa nggak tomboi ya mbak..

    ReplyDelete
  10. Keren mbak Kania sudah punya 2 novel dan 5 antologi, sangat menginspirasi :)

    Semoga sukses GA nya ya mbak :)

    ReplyDelete
  11. Hahaha dah ketebak ini cerita ttg Kania. Abis taubampe detail gitu xixix

    ReplyDelete
  12. Mbak Kania pemalu dan introvert tapi produktif. Keren deh, Mbak :)

    ReplyDelete
  13. Biar kata pemalu, tetapi tulisannya mantab2 #ngiri. Aku pemalu, tulisanku jg masih malu2 hehe

    ReplyDelete
  14. Mbak Kania orang Kuningan, lalu kuliah di Bandung? Sama dong kayak saya, hehe...
    Wah, sudah 2 buku diterbitin yah. Semoga tambah produktif :).

    ReplyDelete
  15. kehidupannya mirip2 saya, termasuk yang ini: "Ada saat dimana dia sudah membuka hati, si dia mundur" :D
    yah kecuali porsi anaknya :)

    ReplyDelete
  16. hebat mak...terus semangat berkarya yaa :)

    ReplyDelete
  17. Mb Kania meskipun masih punya anak 2 tapi lebih banyak karyanya daripada saya..hehe
    makaaih sudah ikutan ya, baru sempat komen..padahal sudah berkunjung sebelumnya :p

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan