Catatan Talkhow Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat)



Bagi seorang ibu, menjaga kesehatan keluarga itu hukumnya (seperti) wajib walau tak ada aturan tertulis mengenai hal itu. bukan karena mentang-mentang saya full time mom berbicara demikian, tapi karena naluri seorang wanita itu (biasanya) merawat dan menyayangi. Bahkan ibu bekerja pun tak akan bisa konsentrasi saat ada anggota keluarga yang sakit. Sebentar-sebentar telepon ke rumah, menanyakan kabar si sakit. 

Senang sekali saat saya bisa mengunjungi Pameran Pembangunan Kesehatan 2015 di JIExpo Kemayoran hari Sabtu tanggal 14 November kemarin. Baru tahu saya ternyata ada pameran di bidang kesehatan. Apalagi saat saya bisa mengikuti talkshow tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat, insyaallah semakin membuka wawasan saya tentang kesehatan terutama dalam penggunaan obat untuk keluarga.

Pameran Pembangunan Kesehatan 2015

Ra, anak saya yang paling kecil masih tidur saat saya pamit sama suami untuk pergi. Dengan menaiki commuter line (CL), saya tiba 2 jam kemudina di JIExpo Kemayoran. Sebenarnya bisa saja saya tiba lebih cepat, namun karena saya tidak memperhatikan jadwal CL jadi tertinggal jadwal yang lebih awal dan terpaksa menunggu pemberangkatan CL berikutnya. Dari stasiun kemayoran, saya bisa menaiki ojek atau bajaj biru menuju JIExpo Kemayoran dengan ongkos sekitar 20 ribu rupiah.

suasana Pameran Pembangunan Kesehatan 2015
stand WHO, ada kuis dan buku gratis disini ^^

Sambil menunggu waktu talkshow berlangsung, saya mengunjungi stand-stand yang ada di Pameran Pembangunan Kesehatan 2015. Di sebuah stand jamu, saya bisa mencicipi beberapa jamu seperti jamu beras kencur dan yang lainnya. Di stand Kalbe Farma, saya bisa mencicipi jus jeruk yang segar dan kalau mau beli bisa mendapat diskon. 

Di stand Puskesmat Sehat Satu, seorang teman blogger mba Farichatul Jannah mencoba plester anti air dan Alhamdulillah dapat sampel plester anti air untuk digunakan di rumah. Unik, lagi-lagi saya dapat pengetahuan baru tentang plester anti air ini. Plesternya transparan, jadi tidak terlalu mencolok jika dipakai.  

stand optik, bisa periksa mata gratis..
stand kalbe, bisa mencicipi jus jeruk segar ^^

Ada juga stand untuk pemeriksaan mata gratis, pemeriksaan kesehatan gratis dan sebagainya. Banyak dari stand tersebut juga menyediakan merchandise berupa macam-macam barang dan buku tentang kesehatan. Ah, nggak rugi pokoknya datang kesini.

Talkshow Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat)

Talkshow menghadirkan 2 pembicara. Pertama, dr. Purnamawati Sujud, SpA(K)., MMPED,  pendiri Yayasan orangtua Peduli (YOP) dan anggota Komite Pengendalian Resistensi Anti Mikroba Kemenkes RI. Kedua, Dra. Azizahwati M.S., Apt., Ketua Umum Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan praktisi Farmasi komunitas. Talkshow dipandu moderator Mira Sahid. Aah, kayaknya kalau blogger sudah pada tahu mbak yang cantik dan ramah ini. Ya, Mira Sahid merupakan founder KEB (Kumpulan Emak Blogger) dan aktivis beberapa komunitas lain seperti TDA (Tangan Di Atas).

Menurut dr. Purnamawati, hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa 35,2% rumah tangga menyimpan obat untuk swamedikasi. Dari 35,2% tersebut, 35,7% diantaranya menyimpan obat keras dan antibiotik, 27,8% menyimpan antibiotik dan 86,1% antibitotik tersebut diperoleh tanpa resep. 

kiri ke kanan: Mira Sahid, Dra. Azizahwati, dr. Purnamawati

Kurangnya pemahaman masyarakat dan informasi dari tenaga kesehatan, menyebabkan masyarakat menggunakan antibitotik tanpa supervisi tenaga kesehatan. Banyaknya masyarakat yang membeli antibiotik secara bebas tanpa resep dokter memicu terjadinya masalah resistensi antibitotik. Penggunaan obat secara berlebihan (over dosis), kejadian efek samping, interaksi obat atau penyalahgunaan obat, seringkali terjadi pada masyarakat dan dapat menyebabkan masalah kesehatan baru. Informasi obat yang tercantum pada kemasan obat sering tidak diperhatikan dan dipahami dengan baik oleh masyarakat. Kasus penjualan kembali obat dari limbah rumah tangga yang pernah terjadi di Jakarta disebabkan karena masyarakat belum memahami cara penyimpanan dan pembuangan obat secara benar di rumah tangga.

Menurut beliau, tubuh manusia punya mekanisme sendiri untuk sembuh dari sakit seperti batuk, pilek, demam, muntah dan diare. Batuk adalah refleks tubuh untuk melindungi paru. Sedangkan muntah dan diare berguna untuk membuang racun-racun dalam tubuh. Penyebabnya biasanya virus, sedangkan virus tidak dianggap makhluk hidup sehingga tidak bisa dibunuh dengan antibiotik. 

Sebagian masyarakat biasanya ketika anak sakit batuk, pilek, demam, muntah dan diare  langsung berobat dan mendapat antibiotik. Ehem, ya termasuk saya. Apalagi kalau Za dan Ra sakit, suka khawatir dan ingin mereka segera sembuh. Namun ternyata ke-5 kondisi sakit itu bisa sembuh dengan sendirinya asal banyak istirahat, matikan AC, hindari udara rentan, minum paracetamol, dan banyak minum air putih.

Kapan antibiotik diperlukan?

Di tubuh manusia terdapat banyak bakteri, baik bakteri jahat maupun baik. antibiotik diperlukan untuk membunuh bakteri jahat ketika kita sakit TBC, typus, infeksi saluran kemih dan infeksi paru. Bayi, ibu hamil, dan manula biasanya paling rentan dengan sakit tersebut.

Terlalu banyak mengkonsumsi antibiotik menyebabkan bakteri baik dalam tubuh ikut terbunuh. Lama kelamaan, bakteri menjadi kebal antibitotik (superbugs), sakit menjadi lebih parah, bahkan resiko kematian makin tinggi.

Cara Memilih dan mengkonsumsi Obat Yang Benar

Menurut Dra. Azizahwati, obat yang ada di pasaran itu berbeda-beda. Kadarnya berbeda-beda, isinya ada yang tunggal atau kombinasi, penggunaannya juga berbeda, ada yang berbentuk tablet atau sirup untuk anak. Obat berlogo merah (antibiotik) biasanya termasuk obat keras. 

peserta talkshow mendapat tugas membacakan isi obat dari Dra. Azizahwati

Ibu Dra. Azizahwati membawa contoh beberapa obat dan meminta beberapa peserta talkshow maju ke depan untuk membacakan isi obat yang dipegang masing-masing peserta. Semua obat yang dipegang mengandung paracetamol dengan kadar berbeda. Seorang peserta talkshow perwakilan dari pramuka menanyakan kenapa kadar paracetamol tiap obat berbeda. Menurut beliau, tiap obat tersebut disesuaikan dengan berat badan dan usia pasien. Makanya kadarnya bisa berbeda. 

Mengkonsumsi paracetamol dengan kadar berlebihan bisa berbahaya untuk kesehatan dan menyebabkan liver rusak. Mengkonsumsi obat juga harus sama jeda waktunya agar tidak bertumpuk di dalam darah. Misalnya, jika aturan konsumsi obatnya 3 kali sehari, maka jeda waktu minum obatnya 8 jam (24 jam dibagi 3).Yaitu pukul 6 pagi, 2 siang dan 10 malam. 

"Mengapa kadar paracetamol tiap obat berbeda?" tanya siswa ini

Membeli obat secara bebas lebih baik di apotik karena jelas tanggal kadaluarsanya dan ada apoteker yang akan menjelaskan cara minum obat. Setelah itu, simpan obat di tempat tertutup yang bersih seperti kotak obat atau toples. Jangan lupa untuk mempelajari isi obat, tidak menghafal merek!

Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat)

Dalam upaya peningkatan penggunaan obat rasional muncullah satu gerakan bernama Gerakan Masyarakat Cerdas menggunakan Obat (GeMa CerMat). Gerakan ini merupakan upaya pemerintah dan masyarakat melalui berbagai rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar. Gerakan ini sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan yang dituangkan dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 (Kepmenkes nomor HK.02.02/MENKES/52/2015).

Sasaran kegiatan ini adalah seluruh masyarakat dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program, organisasi profesi farmasi dan organisasi profesi kesehatan lainnya, perguruan tinggi, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, tokoh agama, tokoh adat serta elemen-elemen lain yang ada di masyarakat.
Silahkan bubuhkan tanda tangan anda di sini untuk mendukung GeMa CerMat!

Di sela-sela talkshow, seorang teman blogger yang dulunya bekerja di bidang farmasi, membenarkan bahwa tidak semua petugas kesehatan mengerti penggunaan obat yang rasional. Seringkali, mereka memberikan antibitotik pada pasien dengan beragam dosis padahal pasien tidak memerlukannya. Hal ini membuat prasangka di benak saya tentang kekuatan uang yang akan dihasilkan dari penjualan berbagai antibitoik, mudah-mudahan sih mereka hanya belum tahu  dan perlu diingatkan. GeMa CerMat sudah tepat menjangkau semua lapisan masyarakat.

Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat) memiliki tujuan untuk:
  1. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar.
  2. Meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar.
  3. Menignkatkan penggunaan obat secara rasional.
Mira Sahid, Dra. Azizahwati, dr. Purnamawati, dan Drs. Bayu Teja Muliawan, Apt, M. Pharm (Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian)

Strategi pelaksanaan GeMa CerMat meliputi:
  1. Strategi regulasi dan advokasi. Misalnya denagn dilakukannya penyusunan rancangan Keputusan menkes tentang GeMa CerMat dan Peraturan Menkes tentang Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam peningkatan Penggunaan Obat Rasional.
  2. Strategi edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Misalnya dengan metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA).
  3. Strategi komunikasi dan publikasi. Misalnya dengan penyebaran informasi dan kampanye publik melalui media cetak dan elektronik. Seperti yang saya lakukan ini dengan menginformasikan hasil keikutsertaaan saya dalam talkshow Gerakan Masyarakat Cerdas menggunakan Obat (GeMa cerMat). Semoga menambah pengetahuan kita semua. GeMa CerMat juga memiliki fanpage facebook "Cerdas Gunakan Obat", akun fb "GeMa CerMat", serta twitter @gemacermat. Silahkan pantau media sosial GeMa CerMat untuk mendapat informasi terbaru dengan hashtag #cerdasgunakanobat.
  4. Strategi optimalisasi peran tenaga kesehatan. Misalnya dengan melakukan orientasi dan sosialisasi pada tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan serta masyarakat umum melalui berbagai media.
GeMa CerMat dilaksanakan secara bersama dibawah koordinasi Kementrian Kesehatan dengan melibatkan berbagai kementrian (KemenDaGri, KemenDikBud, KemenKomInfo, dan sebagainya), lembaga dan organisasi (organisasi profesi kesehatan, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya), dan mitra lainnya (Rumah Sakit, apotik, WHO, sektor swasta, media massa).

Blogger berfoto bersama dr. Purnamawati dan Drs. Bayu Teja Muliawan, Apt, M. Pharm (Direktur Bina Pelayanan Kefarmasian) (Foto milik Kartina Ika Sari)

Dalam talkshow tersebut, dr. Purnamawati menegaskan kepada semua orang untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang dunia kesehatan terutama dalam penggunaan obat secara rasional. Apalagi sekarang tiap orang sudah menggunakan gadget. Dengan adanya gadget, semua informasi bisa dikases dengan mudah. Intinya menurut beliau, “Belajar dan bertanya” harus terus dilakukan, tidak diam saja dan menerima. Beliau juga berpesan pada semua yang hadir dalam talkshow untuk menjaga pola hidup sehat denggan banyak jalan pagi, konsumsi buah dan sayur, serta olahraga yang cukup.

Baiklah Bu Pur, semoga kami semua (terutama saya) bisa konsisten untuk menjaga kesehatan dan semakin cerdas untuk menggunakan obat.

Comments

  1. Bagus ya.. Semoga masyarakat makin cerdas menggunakan obat

    ReplyDelete
  2. Lengkapppp bangett. Makasih sudah sharing

    ReplyDelete
  3. Memang bener mbak, harus pinter2 dalam memilih dan mengkonsumsi obat ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, memang agak berat untuk melihat isi obat apalagi bukan apoteker tapi harus terus belajar dan bertanya

      Delete
  4. Makasih sharingnya mbak. Kadang memang suka panik kalo anak-anak sakit, jadi sedikit-sedikit kasih obat :D

    ReplyDelete
  5. Wahh baru tau singkatan gema cermat.. bagus bgt program nya.. sangat edukatif

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, menambah wawasan untuk kita semua terutama saya yg punya balita, yg dikit2 anaknya bapil dan demam..

      Delete
  6. Terima kasih banyak untuk sharingnya, Mbak. Lengkap dan informatif.
    Tapi mohon diralat, untuk caption foto ya..
    (Padahal jelas-jelas beliau laki-laki.. hehehe)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan juga untuk strategi publikasi dan komunikasi, mohon ditambahkan juga salah satu saluran informasi adalah melalui media sosial, yaitu fanpage facebook "Cerdas Gunakan Obat", akun fb "GeMa CerMat", dan twitter @gemacermat. Hashtag : #cerdasgunakanobat. Terima kasih.

      Delete
    2. Mohon maaaf, baik saya tambahkan...

      Delete
    3. Gak apa-apa Mbak. Namanya manusia, tempatnya beebuat salah. Hehe
      Terima kasih sudah diperbaiki.

      Delete
    4. Gak apa-apa Mbak. Namanya manusia, tempatnya beebuat salah. Hehe
      Terima kasih sudah diperbaiki.

      Delete
  7. mengkonsumsi obat juga harus cermat, ya. Karena ada efek sampingnya :)

    ReplyDelete
  8. Utk urusan obat, aku sepertinya percaya bhw obat yg direkomendasikan oleh dokter kandungan aman utk segala usia... hehhehe

    ReplyDelete
  9. Utk urusan obat, aku sepertinya percaya bhw obat yg direkomendasikan oleh dokter kandungan aman utk segala usia... hehhehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo ga hamil masa ke dokter kandungan mba Ade?? :D

      Delete
  10. terima kasih sharingnya. sekarang jadi lebih aware dengan konsumsi obat2an

    ReplyDelete
  11. Mbak Kania, memang juru kunci di rumah itu ibu ya, namun sesungguhnya ini peran bapak dan anggota keluarga lainnya. Keknya tujuannya ke arah, bijak dalam menggunakan obat-obatan apapun ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih masukannya mba Astin....iya ini peran semuanya yaa

      Delete
  12. Acaranya menarik sekali mak... coba dekat, ikutan deh... hehe
    Sy paling ga berani kasih anti biotik ke anak mak, klo panas biasanya sy kasih dl paracetamol sesuai dosis, bila semalam tdk turun, cepat2 sy bawa ke dokter takut kenapa2...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba saya juga kasih paracetamol dulu kalo udah 3 hari baru ga turun demamnya baru ke dokter

      Delete
  13. aku ga suka minum obat, tapi waktu mau lahiran di induksi sempet kebal obat. hehehe

    ReplyDelete
  14. Kesehatan memang mahal ya Mbak, semoga selalu diberikan kesehatan dan harga obat bisa terjangkau bagi mereka yang sedang sakit

    ReplyDelete
  15. saya gak bernai mba pake obta tanpa resep dokter, kalo cuma batuk atau flu ringan saya biarkan aja, dulu pas di kampung, nenek saya sering banget beli obat warung padahal gak semuanya aman dan ampuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ibu saya buka warung dan jualan obat harus dikasih pengertian nih tentang cerdas pake obat

      Delete
  16. Iya emang penting banget penyuluhan kayak gini, soalnya banyak masyarakat kita masih awam dengan cara - cara menggunakan obat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya aja sering hrs diingatkan mba alhmdulillah ikut acara ini

      Delete
  17. Kalau batuk pilek memang bakal sembuh sendiri sih, tapi ya kadang-kadang suka khawatir kalo gak sembuh-sembuh, apalagi kalo yang sakit anak-anak, jadi pasti pergi ke dokter

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba kalo anak2 yg sakit sy juga suka panik dan akhirnya segera k dokter beda klo sy sndr yg sakit msh bisa tahan

      Delete
  18. saya malah suka sebel sama dokter2 di sini... batuk pilek aja dkasih antibiotik, biasanya sih ga saya tebus, cmn butuh vitaminnya aja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya biasanya ditebus krn 1 paket sm
      asuransi tp nti kadang dminum kadang ngga

      Delete
  19. Acara yang bagus, sebab memang di masyarakat kita, penggunaan obat tanpa resep dokter sangat marak terjadi. Begitu juga dengan antibiotik. Masih dianggap sebagai rajanya obat. Alhamdulillah, saya dan keluarga sudah jarang makan obat-obatan kimia. Dan lebih menggunakan makanan serta obat luar (misalnya obat oles) tradisional sebagai penyembuh. Semoga gerakan ini bisa menyadarkan kita semua...

    ReplyDelete
  20. Informasinya bermanfaat banget *bookmark

    ReplyDelete
  21. Ayo cerdas menggunakan obat. Acaranya keren neh, banyak sekali manfaatnya dan informasi yang bisa kita dapat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mudah2 am sy bisa konsisten nih cerdas menggunakam obat

      Delete
  22. Sayang banget gk nonton pameran ini ya...padahal bagus banget ilmu nya...

    ReplyDelete
  23. Obat herbal jauh lebih bagus dari pada obat kimia :)

    ReplyDelete
  24. Acaranya emang bagus bangeet yah mbak, jadi buka wawasan kita lebih jauh lagi..
    ternyata banyak juga yang suka minum oabt sembarang yaaa..

    ReplyDelete
  25. aku termasuk salah satu yang sebisa mungkin tidak menggunakan obat-obatan kimia. Aku percaya pada mekanisme tubuh untuk mengobati diri sendiri asal istirahat dan asupan cukup. Tetapi ada kalanya terpkasa juga bawa anak-anak ke puskesmas, soalnya anaknya rewel enggak sabaran. Eh, sering banget di kasih antibiotik. saat aku protes ke petugas medisnya, dia malah tersinggung. jadilah antibiotik itu tidak kugunakan dan kusimpan saja. Numpuk banget di rumah karena enggak dipakai. baca tulisan Mak Kania, jadi makin yakin dnegan pilihan sikap agar berhati-hati dnegan obat. Makasih nih Mak sharingnya

    ReplyDelete
  26. Setuju sekali, jangan sedikit-sedikit minum obat. bahkan ada orang yang makan obat seperti makan saja.

    ReplyDelete
  27. Acara seru sekali tuhh .. makasih ya atas informasinya !

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan