Sudah muali akhir tahun nih. Biasanya, sebagian orangtua disibukkan dengan kegiatan mencari sekolahan untuk anak-anaknya. Karena sebagian sekolah, terutama yang swasta, sudah mulai membuka pendaftaran di bulan Oktober sampai Desember. Termasuk saya, sedang bersiap-siap memasukkan si sulung ke SMP di sekitar rumah. Inginnya sih yang ada muatan agamanya, metodenya belajar aktif yang tak hanya duduk di kelas, modern dan tidak ketinggalan teknologi, serta mengedepankan akhlak mulia. Hmm, ada nggak sih sekolah yang seperti itu ya. Banyak maunya, hehe, ya.. tak apa-apa kan namanya ikhtiar. Dan ini ada informasi beberapa sekolah Menengah Pertama Islam yang sebagian sudah saya survey.
SSetiap ibu pasti khawatir kalau anaknya sakit. Bagi ibu yang punya anak kecil seperti saya (7 dan 3 tahun), seringnya anak sakit batuk, pilek, diare, atau demam. Karena itu, saya berusaha selalu siap sedia obat dan vitamin di rumah. Beberapa hari yang lalu anak kedua saya, Raissa, demam. Siang harinya ia masih ceria, namun sebentar-sebentar batuk. Malam harinya, badannya demam. Saya ambil termometer dan mengukur suhu tubuhnya. 39,3°C. Wah, tinggi juga. Langsung khawatir deh kalau panasnya tinggi begini. Mau periksa, dokter yang praktek dekat rumah sudah tutup malam itu. Raissa rewel, mengeluh panas, menangis dan minta digendong. Saya beri sari kurma setiap beberapa jam. Saya balur tubuhnya dengan minyak burung but-but. Minyak ini selalu saya sediakan di rumah. Kegunaannya yang macam-macam sangat membantu dalam setiap kondisi sakit. Minyak burung but-but bisa untuk pijat, sakit gigi, dan sebagainya. Akhirnya, Raissa tertidur. Tapi sebentar-sebentar terbangun karena panas t
Beberapa hari ini saya lagi pusiiiing banget memikirkan biaya masuk sekolah anak SD. Memang saya dan suami memutuskan untuk memasukkan anak ke sekolah swasta Islam dengan pertimbangan tertentu. Salah satunya ingin memberikan lingkungan yang baik dan pendidikan agama sejak dini kepada anak. Resikonya, sekolah swasta lebih mahal daripada sekolah negeri. Berikut saya mencoba merangkum informasi yang daya dapat dan mungkin bermanfaat buat sahabat orangtua yang sedang mempertimbangkan sekolah buat anak. Menjelang akhir tahun ini, biasanya sekolah swasta membuka pendaftaran untuk tahun ajaran berikutnya.
“Mi, beli kartu UNO dong, pake uang kakak kok…” Kata Kakak Za dengan muka memelas, saat kita berkunjung ke sebuah pusat perbelanjaan. Yah, beginilah resiko kalau mengajak anak ke pusat belanja. Laper mata, seperti emaknya, ups. Walaupun dari rumah sudah diwanti-wanti untuk tidak membeli mainan karena mainan di rumah sudah banyak, tetap saja ketika sudah sampai di lokasi belanja ada saja yang ingin dibeli anak, terutama mainan. Awalnya, saya berusaha menarik perhatian kakak ke hal lain. Tetapi tetap saja ia ketika hendak pulang ia ingat dan meminta saya untuk mengantarnya kembali ke tempat mainan. Soal mainan ini memang saya agak pelit. Mainan di rumah pun kadang hanya menjadi pajangan. Mungkin karena kakak juga semakin besar, jadi banyak mainan yang tidak terpakai lagi. Biasanya saya membelikan mainan jika ada moemen tertentu atau sebagai reward.
“Mi, kakak ngga mau makan ayamnya. Ada darahnya, haram. Hiyy…” Tumben, beberapa kali belakangan ini Zaidan menolak atau tidak menghabiskan ayam yang saya masak. Padahal, Zaidan –Raissa juga- paling suka masakan dari ayam. Mau digoreng tepung, digoreng bumbu kuning, dikecapin, diopor, disop, disate, semuanya suka. Kata Zaidan, ada darah di ayamnya. Saya perhatikan, memang ada sedikit warna merah di bagian dalam dagingnya, di dekat tulang. Wah, kok bisa ya. Perasaan sih, masaknya seperti biasa, tak ada yang berbeda.
Comments
Post a Comment
Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.