Petualangan Za & Ra

Tahun ini pemerintah melarang mudik lebaran karena pandemi Covid-19 masih terjadi di negeri kita. Saya sempat sedih tak bisa mudik. Lebaran tanpa mudik itu rasanya ada sesuatu yang kurang. Sudah tradisi di masyarakat kita untuk bersilaturahmi dengan keluarga jauh saat lebaran dengan melakukan mudik. Saya pun biasanya tak luput melakukan tradisi ini. Karena saya merantau, saya biasanya memanfaatkan momen lebaran untuk pulang kampung bertemu orangtua dan anggota keluarga besar lainnya. Arti mudik itu menurut KBBI online (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu pulang ke kampung halaman. Jadi sebenarnya mudik tak harus saat menjelang lebaran dan bisa kapan saja dilakukan. Larangan mudik dari pemerintah itu berlaku untuk waktu tertentu yaitu tanggal 6 sampai 17 Mei 2021, sebelum dan sesudah waktu lebaran. Yang mana waktu tersebut memang biasanya waktu yang paling ramai dengan para pemudik. Mobil pribadi dan umum, kereta api, kapal laut, dan pesawat, semua mode transportasi tersebut ramai de...

Ramadhan identik dengan beragam makanan apalagi saat menjelang berbuka puasa, biasanya kita menyediakan berbagai macam makanan untuk buka. Salah satu yang terkenal adalah kolak pisang, tetapi tidak hanya kolak pisang yang selalu tersedia dalam menu buka puasa. Masih banyak menu buka puasa yang khas dari berbagai daerah di Indonesia. Misalnya 5 menu berikut.

Buat sebagian orang, momen Idul Fitri tak lengkap rasanya jika tidak memberi hadiah pada orangtua. Apalagi jika mereka tinggal berjauhan dan hanya setahun sekali bertemu. Tentu saja memberi hadiah pada orangtua sangat berarti. Selain untuk menunjukkan kasih sayang pada orangtua, juga untuk memenuhi kebutuhan mereka di hari raya tentunya.  Hadiah apa sih yang cocok untuk orangtua di hari Idul Fitri? Ini nih diantaranya.

Tidak terasa, beberapa hari lagi Ramadan akan berakhir dan hari raya Idul Fitri tiba. Ada rasa senang dan sedih. Sedih karena Ramadan akan berakhir, yang berarti mada-masa ibadah dilipatgandakan juga akan berakhir. Senang jika bisa menuntaskan puasa Ramadan dengan baik dan menjadi pemenang di Hari Raya Idul Fitri. Bagi anak-anak, kue lebaran adalah satu hal yang membuat senang saat lebaran. Menyiapkan kue merupakan aktivitas menyambut lebaran yang tak pernah ketinggalan. Hazelnut merupakan kue lebaran dari olahan kacang yang segar. Kue ini kerap memiliki tampilan yang mewah dan lezat. Biasanya hazelnut akan dikombinasikan dengan cokelat yang dibuat menjadi kue kering seperti cookies. Berikut ini 3 rahasia kelezatan hazelnut yang ada pada kue.

Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa. Pada bulan ini penuh dengan keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. Pahala ibadah umat Islam di bulan suci ini dilipatgandakan sehingga tidak heran orang berbondong-bondong untuk melakukan berbagai kebaikan. Hal ini yang membuat suasana Ramadan begitu berbeda dan selalu dirindukan oleh umat Islam. Di sisi lain, pengeluaran di bulan Ramadan biasanya juga meningkat karena naiknya berbagai barang kebutuhan serta adanya berbagai iuran yang harus dibayar, seperti iuran buka bersama dan iuran Tunjangan Hari Raya (THR). Naiknya harga barang mungkin dikarenakan banyaknya permintaan akan barang tertentu sehingga harganya meningkat. 

Ramadan itu adalah bulan yang istimewa karena banyak sekali kelebihannya dibandingkan dengan bulan lainnya. Bulan Ramadan adalah bulan latihan untuk umat Islam dan merupakan bulan diturunkannya Alquran. Bulan ini penuh dengan keberkahan dan ampunan dari Allah SWT. Pahala mengerjakan ibadah di bulan Ramadan berlipat ganda. Oleh karena itu, tidak heran jika menjelang Ramadan suasana Ramadan semakin terasa karena orang Islam antusias dengan kedatangan Ramadan. Walaupun anak yang belum baligh seperti adik Ra tidak wajib berpuasa, saya selalu menebarkan virus semangat Ramadan pada adik Ra. Iya dong, biar nanti kalau sudah wajib berpuasa adik Ra sudah nggak kaget lagi. Beberapa bulan sebelum Ramadan, saya ceritakan ke adik Ra kalau bulan Ramadan akan segera tiba, apa saja keistimewaan bulan Ramadan, apa yang harus dilakukan saat Ramadan, dan lain-lain. 

Alhamdulillah, Ramadhan akan segera datang dalam hitungan hari. Hampir semua umat Islam menyambutnya dengan gembira karena banyak sekali keutamaan di Bulan Ramadhan ini. Ramadhan adalah bulan keberkahan, dilipatgandakan amal ibadah, bulan diturunkannya Alquran, dan banyak lagi keistimewaan bulan Ramadhan lainnya. Pokoknya, Ramadhan tahun ini harus jadi Ramadhan Ekstra buat saya sekeluarga. Dalam arti, puasa Ramadhannya bisa sebulan penuh, ibadah shalat kami semakin khusyuk, baca Alqurannya semakin baik dan faham, sedekah semakin banyak, dan rajin nambah ilmu agamanya. Untuk adik Ra yang berusia 6 tahun, Ramadhan tahun ini saya berharap ia akan ekstra keras berusaha belajar puasa lebih lama. Tahun kemarin, ia bisa menyelesaikan puasa sampai dzuhur, mudah-mudahan tahun ini sampai Ashar bahkan magrib.

  Assalaamu’alaikum, sahabat Za dan Ra. Apa kabar puasanya di hari ke tiga belas ini? Semoga tetap lancar dan makin semangat ya. Bulan Ramadhan sudah memasuki sepuluh hari kedua nih dimana pada fase ini ampunan Allah SWT turun pada mereka yang beribadah Ramadhan. Yuk ah, genjot lagi ibadah Ramadhannya sebelum ia pergi tanpa sempat kita mengeruk pahala Ramadhannya. Seperti yang kita ketahui, berbuka puasa adalah salah satu moment penting dan paling dinanti saat Bulan Suci Ramadhan. Apalagi  berbuka bersama di rumah bersama keluarga, nikmatnya luar biasa. Buka puasa di rumah selain lebih hemat, juga bisa memakan makanan sehat kesukaan keluarga.

Ngabuburit adalah istilah yang kita kenal untuk berbagai kegiatan yang dilakukan selama menunggu waktu berbuka puasa. Dulu saat masih kecil, saya sering diajak teman untuk ngabuburit dengan jalan-jalan keliling kampung. Tujuannya sih selain menunggu waktu berbuka, ada juga yang hendak cari pacar, ups. Soalnya tak jarang ketika jalan-jalan itu muda mudi saling bertemu dan saling suka. Hmm, terus puasanya bagaimana tuh kalau tidak jaga hati, hehe?

Bulan Ramadhan bagiku, selain untuk beribadah sebanyak-banyaknya, juga untuk berkumpul bersama keluarga. Aku sebisa mungkin tidak berbuka puasa di luar rumah. Karena selain lebih mahal, macet, juga antri memesan makanan. Jika ingin berbuka puasa di luar rumah, harus datang ke lokasi cepat-cepat atau booking terlebih dahulu agar bisa kebagian tempat duduk. Seingatku, hanya 2 kali aku buka puasa di luar rumah yaitu pada saat arisan ibu-ibu di lingkungan rumah dan saat pulang kampung kemarin.  Kampungku terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Di sana ada sebuah rumah makan di Kawasan Wisata Sangkanhurip yang selalu ramai dikunjungi orang. Ibuku mengajak keluargaku, keluarga kakakku, dan keluarga adikku berbuka puasa di sana beberapa hari menjelng lebaran.

Pemandangan Gunung Ciremai dari depan rumah Lebaran kali ini aku rayakan di rumah orangtuaku, sementara tahun kemarin di rumah mertuaku. Aku lahir dan besar di sebuah desa di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.Udara di desaku relatif segar karena katanya terletak di kaki gunung.   Dari desaku, Gunung Ciremai terlihat gagah berdiri. Kadang warnanya hijau, kadang juga biru. Gunung ini masuk ke dalam 2 wilayah kabupaten yaitu Kuningan dan Majalengka, serta termasuk gunung tertinggi di Jawa Barat. Aku tiba empat hari sebelum lebaran. Kalau sudah tiba di rumah orangtuaku, bisa dipastikan jadi “mager” alias malas gerak. Pertama, lagi puasa dan udaranya adem, jadi ingin bobo terus. Kedua, aku tidak bisa naik motor dan kendaraan umum yang lewat depan rumah hanya ojek. Itu pun aku tidak tahu harus memanggil ojek dari mana. Kalau ingat hal ini, jadi teringat betapa beruntungnya yang hidup di kota dimana semua fasilitas umum bisa dengan mudah didapat, ojek aja tinggal pesan lewa...

“Nostalgia membuat rasa percaya diri, memberikan motivasi…blablabla” Suara penyiar radio itu terus nyerocos mengurai kesepian dalam mobil yang kunaiki saat arus balik lebaran. Sambil menatap langit yang sangat cerah di atas sana, aku mendengarkan celotehannya tentang nostalgia. Benar juga yang dikatakan penyiar laki-laki ini. Yang kurasakan pun demikian. Setelah nostalgia di kampung halaman saat mudik lebaran kemarin, biasanya aku akan kembali ke perantauan dengan hati yang lebih baik.  Pemandangan langit saat arus balik ***

Di Bulan Ramadhan –yang sebentar lagi akan berakhir, hiks-, seharusnya kita bisa berhemat. Di siang hari kita berpuasa, otomatis pengeluaran untuk makan siang tak ada. Tetapi, seringkali yang terjadi sebaliknya. Setidaknya ini terjadi pada saya. Harga barang kebutuhan pokok yang meningkat selama Ramadhan membuat pengeluaran tetap banyak, padahal yang dibeli tidak jauh berbeda dengan hari selain Ramadhan. Sedihnya lagi, seringkali makanan yang dimasak terbuang karena perut sudah terlalu kenyang saat berbuka. Selain pengeluaran untuk bahan pokok yang menjadi mahal, pengeluaran selama Ramadhan juga bertambah karena saya harus mengeluarkan uang Tunjangan Hari Raya (THR). Hari Raya belum datang, tapi saya sudah mengeluarkan THR untuk 4 pihak: satpam dan petugas kebersihan di komplek perumahan, guru-guru di sekolah dua anak saya, dan tukang pijat langganan yang tak terduga datang ke rumah minta THR. 

Kedua anak saya, Zaidan (8 tahun) dan Raissa (3 tahun 10 bulan), sempat batuk, pilek dan demam, beberapa   hari sebelum puasa. Saya sempat khawatir Zaidan tidak akan bisa puasa. Tahun lalu, Zaidan puasa penuh sampai magrib kecuali saat sakit. Kalau Raissa, baru saya beritahu saja tentang apa itu puasa, buka puasa, sahur, dan sebagainya. Saya lalu minta anak-anak untuk istirahat, minum obat, banyak makan makanan sehat dan banyak minum air putih. Alhamdulillah, sehari menjelang puasa, Zaidan dan Raissa sudah tidak demam lagi namun kadang-kadang masih batuk.