Rumah Untuk Buah Hati


Yang pertama kali dilihat oleh buah hati adalah rumah dan lingkungannya. Tergambaarlah dalam benaknya, kehidupan pertama yang dilihat dari sekitar mereka serta berbagai cara kehidupan mereka. Jiwanya yang masih lentur siap menerima segala yang memberikan pengaruh terhadapnya sesuai dengan lingkungan pertamanya.

Iamm Ghazali mengatakan, “Anak merupakan amanah bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan mutiara yang masih polos tanpa ukiran dan gambar. Ia siap diukir dan cenderung kepada apa saja yang mempengaruhinya. Jika ia dibiasakan dan diajarkan untuk berbuat kebaikan, ia akan tumbuh menjadi anak yang baik. Dengan begitu, kedua orangtuanya akan berbahagia di dunia dan akhirat. Demiikian juga guru dan pendidiknya. Sedangkan apabila ia dibiasakan berbuat jahat dan dibiarkan begitu saja seperti membiarkan binatang ternak, maka ia akan sengsara dan binasa. Dosanya pun akan dipikul oleh orang yang bertanggungjawab untuk mengurusnya dan walinya.

Rasulullah bersabda, “Setiap anak sebenarnya dilahirkan di atas fitrah (Islam), kedua orangtuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”

Abul A’la dalam syairnya,

Anak-anak kita akan tumbuh
Menurut apa yang dibiasakn oleh orangtuanya
Anak tidaklah menjadi tercela oleh akalnya
Namun orang-orang dekatnya yang membuatnya hina

Jika rumah mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan anak, maka –untuk mewujudkan tujuan di atas- rumah harus diliputi dengan segala hal yang bisa menanamkan ruh keagamaan dan keutamaan terhadap jiwa anak.

Sumber: Mendidik Anak Bersama Nabi karya Muhammad Suwaid.

Comments

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan