Pulang Kampung Ke Kampung Wisata Cinangneng







Hari Kamis tanggal 7 Mei kemarin, Raissa dan teman-teman sekolah berkesempatan berkunjung ke Kampung Wisata Cinangneng di Bogor. Berangkat dari Bintaro kurang lebih jam 8, kami sampai Bogor jam 11. Mm, lamanyaa karena pak supir muter-muter cari jalan ke Cinangneng. Setengah jam sebelum sampai, Raissa nangis kebelet pipis dan bis tak bisa berhenti, hiks. 

Kampung Wisata Cinangneng ini dikenal juga dengan nama Guest House Hester Basuki. Guest house ini mengelola 2 rumah tamu, satu di Cilandak dan satu lagi di Bogor. Masing-masing guest house memiliki 10 kamar. Nah, guest house yang di daerah Bogor inilah yang dikenal dengan nama Kampung Wisata Cinangneng. 


Awal mula terbentuknya Kampung Wisata Cinangneng adalah pengelola yang menjadikan ruang kosong di rumah sebagai guest house. Guest house Hester Basuki memiliki pilosofi “small is beautiful”, artinya kemampuan wisata harus selaras dengan kemampuan Hester Basuki Guest House. Meski kecil, namun indah karena banyaknya pemandangan hijau nan asri khas desa. Di sini berbeda dengan hotel. Di sini, pengunjung selain bisa menginap dan menikmati pemandangan hijau, juga bisa merasakan kehidupan desa dengan mengikuti program tur kampung.

Sumber: http://www.kampoengwisatacinangneng.com/home

 Kamar yang tersedia di guest house Hester Basuki adalah terdiri dari 1 family room dengan pemandangan kebun, 4 standard room dengan pemandangan kebun, 2 standar room dengan pemandangan sungai, dan 2 standar room di dekat kolam renang. Selain kamar, fasilitas lainnya yaitu penyewaan mobil, laundry, pelayanan kamar, kolam renang dari mata air alami, toko cenderamata, tempat parkir, kebun, restoran dan lobby.

Paket wisata sehari yang tersedia di kampung Wisata Cinangneng terdiri dari paket A (Paket Pulang Kampung) dan Paket B (Saya pun berasal dari desa). Paket yang kami pilih adalah paket pulang kampung. Dengan paket ini, kami bisa menikmati permainan angklung dengan lagu Burung Kakatua dan menyanyikan lagu sunda berjudul “Boneka Abdi”. Ini nih syair lagu Boneka Abdi. Pasti sudah banyak yang tahu karena di beberapa sekolah sudah sering diperkenalkan.


 Abdi teh ayeuna, gaduh hiji boneka
Teu kinten saena sareng lucuna
Ku abdi dierokan, erokna sae pisan
Cing mangga tingali boneka abdi

Setelah itu, kami istirahat makan siang. Untuk anak-anak, makan siangnya dengan nasi, sayur sop, ayam, tahu temped an kerupuk. Untuk dewasa, makan siang dengan nasi, sayur asem, sambal, ayam goreng, tahu, tempe, lalap, kerupuk, dan buah. Piringnya dari anyaman bambu yang diberi alas kertas nasi. Yummy, sayur asemnya seger banget. Sayangnya lupa difoto euy.

Setelah shalat, rombongan dibagi 3 kelompok. Raissa dan teman-teman dari kelompok bermain termasuk kelompok 1. Mereka akan dipandu oleh Mang Ahmad (Oh ya, di sini kita wajib manggil mamang dan teteh kepada para pemandu) untuk mengikuti berbagai kegiatan selanjutnya. Kami lalu digiring ke sebuah meja. Di sana sudah ada seorang ibu yang menunggu. Ibu itu akan menunjukkan kami cara membuat kue tradisional bernama Kue Bugis. Kue Bugis terbuat dari tepung ketan dengan isian kacang hijau. Anak-anak belajar mengaduk adonan dan memasukkan isian kacang ke dalam adonan. Setelah selesai, anak-anak diberi masing-masing 1 kue bugis yang sudah jadi. 


 






Kami juga belajar membuat minuman tradisional wedang jahe. Minuman ini terbuat dari jahe, gula dan berbagai rempah. Sayang, anak-anak tidak terlalu suka karena pedas. Jadilah guru dan orangtuanya yang minum. Enaak, hangaaat di perut. 


Mang Ahmad lalu mengantar kami ke sebuah ruangan. Di sana sudah menanti 2 teteh yang akan mengajari anak-anak menari tarian tradisional Sunda. Setiap anak diberi kain untuk menari. Raissa tidak mau menari, saya biarkan aja ia melihat teman-temannya. Maklum, Raissa pemalu kayak emaknya hihi.

Kegiatan dilanjutkan dengan membuat boneka dari daun singkong. Ini sih mainan saya waktu kecil. Maklum, saya juga kan orang kampung. Anak-anak dibuatkan boneka ini satu-satu oleh Mang Ahmad. Cekatan sekali tangan si mamang ini. Dalam beberapa menit, ia bisa membuatkan boneka untuk semua anak kelompok bermain yang berjumlah 8 orang.


Kami lalu berjalan ke sebuah tenda. Di sana anak-anak diberi sebuah topi caping untuk dicat. Setelah selesai, topi akan dijemur oleh pemandu dan diberikan nanti saat pulang dalam keadaan catnya sudah kering.


 Tak jauh dari tempat melukis caping, ada sebuah saung berisi alat-alat musik gamelan. Di sana kami bermain gamelan dengan irama yang sederhana. Kata mang Ahamd, anak-anak dan pendamping hanya perlu mengeluarkan nada 515 (2 kali) dan 212 (2 kali). Selain mang Ahmad yang memainkan gong, ada satu petugas di saung itu yang memainkan gendang. Saya lupa nama alat di depan saya itu apa ya. Yah, namanya juga anak kelompok bermain, ada yang asal aja mukul. Yang lebih antusias main gamelan tentu saja para pendampingnya hehe.

Setelah itu, kami menyebrang sebuah jembatan yang memisahkan Kampung Wisata Cinangneng dengan kampung penduduk. Sambil menyebrang, mang Ahmad bercerita kalau nama Cinangneng itu berasal dari ci artinya air, nang artinya laki-laki, dan neng artinya perempuan. 


Kami menyusuri jalan menuju rumah penduduk yang membuat berbagai kerajinan. Pulangnya, anak-anak belajar menanam padi sawah dan memandikan kerbai. Raissa histeris dan menangis keras saat saya angkat ke sawah dan kakinya hitam penuh lumpur. Hihi, itu Cuma lumpur, Raissa. Kegiatan ini memang cocok untuk anak yang lebih besar seperti anak TK dan SD. Mereka bisa asyik main lumpur dan main air saat memandikan kerbau.



Kampung wisata Cinangneng telah memberikan sumbangan pada ekonomi masyarakat desa. Saat mengikuti program tur kampung, pengunjung bisa membeli berbagai kerajinan dari masyarakat. Selain itu, karyawan di Kampung Wisata Cinangneng pun berasal dari masyarakat asli desa. Ini adalah bentuk terbaik pariwisata yang memberi keuntungan dua arah

Tur diakhir dengan membersihkan diri di tempat yang sudah disediakan. Setelah shalat Ashar, kami beristirahat sejenak di lobby atau kantin sambil menunggu yang lain selesai beres-beres. Kalau lapar, bisa beli makanan di kantin yang juga menyediakan cenderamata.

Sebelum naik bis, para pemandu memberikan sertifikat secara simbolis pada guru. Mereka mengucapkan terima kasih. Kita juga mengucapkan terima kasih dalam bahasa sunda, “Hatur nuhuuuun”. Anak-anak menyalami para pemandu lalu naik bis dan kami pulaaaang.



Alhamdulillah, dibalik keberangkatan yang telat, semoga anak-anak dapat pengalaman yang menarik dan puas bersenang-senang. Buat kamu yang akan mencoba datang ke sini, datanglah lebih awal agar bisa menikmati tur dengan santai dan tidak terburu-buru. Carilah terlebih dulu informasi lokasi menuju kesana agar dapat datang tepat waktu. 

Buat pengelola kampung Wisata Cinangneng, mohon ditingkatkan berbagai pelayanannya dengan menambah kegiatan yang menarik yang bisa menjadi pilihan pengunjung, serta memperbaiki jalan menuju rumah penduduk yang cukup sempit. Buat guru dan para pendamping, terimakasih atas kebersamaan ini. Tetap semangat ya bu guru!

Bila ingin mengetahui informasi lebih lanjut tentang Kampung Wisata Cinangneng, bapak ibu om tante bisa menghubungi alamat berikut:

Kantor Jakarta di Jl. MPR III Dalam No. 45 Cilandak, Jakarta Selatan 12430
Telp. : 021 - 7657217 / 7662573
Fax. : 021 - 7662573 / 3142323
Kantor Bogor di Jl. Babakan Kemang Rt. 01 / Rw. 02 Cihideung Udik, Kec. Ciampea, Bogor 16620
Telp. : 0251 - 8621 895
Fax. : 0251 - 8621 897
Email: info@kampoengwisatacinangneng.com
 .
 

Comments

  1. Jadi pengen coba liburan ke sana juga :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebaiknya pagi mba datangnya, biar puasss dan ga buru-buru kaya kami

      Delete
  2. jadi kepengen ajak keponakan ke sini.
    kebetulan kantor di JKT deet dari rumah nih.
    aaahhh zaman sekarang. liburan pulang kampung gini jadi mahal ya. Kalau denger cerita abang saya, setiap hari itulah yang mereka lakukan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iih mak, waktu kecil saya juga tinggal di desa, becek0becekan. nah anak saya yg malah jauh dr desa

      Delete
  3. Berwisata smbil belajar y mak..
    Pasti si kecil seneng ini mah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. seneng mak, apalagi kalo dibawain oleh-oleh tinggal dompet emaknya yg tipis :(

      Delete
  4. Dekat kantorku tapi belum pernah kesana

    ReplyDelete
  5. bawa anak perempuan kl urusan ke toilet rada ribet ya mbak. semoga Raissa ga trauma ke depannya.

    ReplyDelete
  6. asik banget libyrannya ya mak ;)

    ReplyDelete
  7. Hahah.. Raissa gayanya lucu amat :D

    ReplyDelete
  8. asiknya berkunjung ke Kampung Wisata Cinangneng di Bogor.

    ReplyDelete
  9. Budget yg dikeluarkan kira2 hbs brp ya bun ? Aku rencanany cuma 6 org nih family time aja kira2 bsa dapet paket ga ya?

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)