Pengalaman Pertama Bersepatu Roda di Dunia Inline Skate


“Nggak bisa diem banget! Diem napa sih?”

Mom & dad, pernahkah mendengar orangtua berbicara pada anaknya demikian, karena sang anak berlarian dan loncat kesana kemari. Sering ya. Kalau anak diam saja, salah juga. Nanti dikira ada kelainan. Mm, mudah-mudahan sih kita semua jadi orangtua yang bijak ya. Tak apa anak banyak bergerak selama tidak membahayakan dirinya.

Saya juga waktu kecil sepertinya termasuk anak yang banyak bergerak. Buktinya, beberapa guci kesayangan ibu pernah menjadi korban karena saya tidak berhati-hati berlari, hehe. Rupanya ini menurun sama anak pertama saya, Zaidan. Dia suka sekali loncat kesana kemari, berlarian di dalam rumah bersama adiknya.

Sambil nunggu jemputan sekolah, bersepeda dulu aaah..

Agar energinya tersalurkan, kadang saya mengajaknya bermain di luar rumah sekaligus berolahraga. Kadang kami main bulutangkis di lapangan depan rumah, kadang bersepeda, berenang, kadang berjalan-jalan saja sambil belanja sayur, atau membantu pekerjaan rumah yang ringan seperti mencuci piring dan menyapu. Pokoknya bergerak dalam hal yang positif dan saya usahakan kegiatan olahraga yang beragam agar anak tidak bosan.

Olahraga itu banyak manfaatnya loh. Tak hanya untuk orang dewasa, untuk anak juga. Ini nih beberapa manfaat olahraga untuk anak:

  1. Meningkatkan kesehatan. Aktivitas fisik ini akan membantu membakar kalori yang tak dibutuhkan tubuh, dan mencegah obesitas.
  2. Meningkatkan kecerdasan. Menurut para peneliti di Michigan State University's Institute, olahraga bisa membantu mengajarkan anak untuk konsentrasi pada tugas, dan mengatur waktu lebih efektif.
  3. Lebih sportif. Dalam olahraga, anak diajarkan untuk bisa menghargai kalah dan menang dengan sportif. Anak bisa berjabat tangan dengan lawannya, tidak peduli apa pun hasil pertandingannya.
  4. Sarana sosialisasi. Bagi anak yang cenderung tertutup, olahraga bisa jadi cara yang baik untuk meningkatkan kepercayaan diri dan pergaulan. Tim olahraga menawarkan persahabatan dan kekompakan antaranggota, dan ini akan membantu anak untuk menjalin persahabatan.
  5. Membangun percaya diri. Olahraga memberikan kesempatan anak untuk belajar, berprestasi, dan berpikir positif tentang diri sendiri melalui pengembangan keterampilan.
  6. Mengajarkan kerjasama. Olahraga akan membantu anak untuk bisa bekerjasama dengan anggota lain, memahami aturan, dan mendengarkan pelatih agar berprestasi.
    Kalau udah berenang, susah diajak pulang deh.
  7. Membantu menentukan target. Olahraga memberikan pengalaman berharga bagi anak untuk menentukan tujuan jangka panjang dan pendek dalam hidup mereka. Tujuan jangka panjang misalnya memenagkan kejuaraan. Sedangkan tujuan jangka pendek misalnya menguasai keterampilan berolahraga.
  8. Membina ketekunan. hal. Anak yang gemar berolahraga sudah terlatih untuk menghadapi luka, kekecewaan, dan kekalahan. Mereka diajarkan untuk menghadapi kegagalan dengan tenang, dan berusaha lebih tekun di pertandingan berikutnya.
  9. Menghindari tindak kriminalitas. Daripada keluyuran tak jelas, sebaiknya ajak anak berolahraga karena hal ini bisa menghindarkan mereka dari pergaulan tidak benar dan tindak kriminal.
  10. Memberi kebahagiaan. Permainan bertujuan untuk memberikan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Melakukan langkah awal olahraga yang menyenangkan, membuat anak mudah berolahraga.
Pengalaman Pertama Bersepatu Roda di Dunia Inline Skate

Saya ingin sekali memberikan pengalaman olahraga yang berbeda pada anak-anak. Di sekolah, Zaidan sempat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) taekwondo. Saat jenuh dengan taekwondo, ia pun berganti ekskul futsal. Zaidan juga punya 1 set skateboard yang kadang-kadang dipakai bermain di depan rumah.

Pada suatu hari, saya bertanya sama Zaidan, apakah ia mau mencoba bermain inline skate? Awalnya dia tidak tahu apa itu inline skate. Jujur, saya juga lebih familiar dengan istilah sepatu roda dibanding inline skate. Setelah tahu bahwa inline skate itu sama dengan sepatu roda, Zaidan pun langsung mengiyakan dengan girang.

Menunggu kelas dimulai :)

Zaidan siap bersepatu roda bersama kakak instruktur.

Selama ini, saya memang tidak terlalu intens mengenalkan olahraga sepatu roda ini. Karena selain memerlukan alat –yaitu sepatu roda- yang menurut saya cukup mahal, juga karena tidak ada trek yang mendukung di dekat rumah. Zaidan cukup saya beritahu ada olahraga sepatu roda. Kami kadang juga menonton permainan ice skating di sebuah mall besar di Bintaro sebagai pengetahuan yang menarik baginya. Walau berbeda dengan inline skate, setidaknya ice skating sama-sama olahraga yang menggunakan skate.

Sejarah inline skate sendiri berasal dari bangsa Viking di Norwegia. Dahulu, mereka berseluncur di atas es memakai tulang yang diikatkan ke sepatu. Seiring dengan perkembangan jaman, banyak orang menemukan inovasi-inovasi yang menarik tentang skate. Sampai akhirnya sepatu roda muncul.

Pada hari Kamis, 11 Juni lalu, kami –saya, Zaidan, Raissa- berangkat ke sebuah Sekolah Sepatu Roda bernama Dunia Inline Skate (disingkat DIS), yang terletak di Kawasan Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah. Dunia Inline Skate didirikan tahun 2010 oleh suami istri yang cinta anak-anak, olahraga dan pendidikan, Mas Tomy Sugiarto dan Mbak Fithri Widanarti. DIS memiliki konsep yang terdiri dari arena dan penyewaan Inline Skate, sekolah Inline Skate dan toko sepatu roda didukung oleh tenaga ahli dan kompeten di bidangnya. Saat ini, DIS memiliki 5 karyawan penuh full time dan 8 karyawan freelance. DIS buka setiap hari Senin sampai Sabtu jam 9.30 - 18.00 WIB, dan hari Minggu jam 06.00 - 18.00 WIB.

Cape, tapi belum mau berhenti ^^

Ayo semangatttt

Ketemu bunda-bunda keren di Dunia Inline Skate. Yeaay..ada mbak Rebellina, Lidya Fitrian, Nunik Utami, Irma Senja, Hermini, Myra Anastasia, Rere Atemalem, Rina Susanti, Deni Andis. (foto milik DIS)

DIS memiliki visi "Menjadi Tempat Terbaik belajar, bermain dan belanja Inline Skate" dan dan telah menjadi salah satu pemimpin Industri sepatu roda. Hal ini dibuktikan dengan adanya event pertandingan secara rutin, pelatihan dan program untuk berbagai lapisan masyarakat. DIS bekerjasama dengan berbagai media dan seringkali menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas. Tim DIS memberikan layanan untuk berbagai kebutuhan inline skate. Mulai dari menjadi wasit pertandingan nasional maupun internasional hingga menjadi kebutuhan stuntman di berbagai FTV ataupun Sinetron televisi.

Sampai di DIS, Zaidan langsung masuk kelas sepatu roda bersama anak-anak lain. Selain sepatu roda, Zaidan juga dipakaikan helm dan pelindung lutut yang berguna untuk melindungi tubuh jika terjadi kecelakaan. Setelah semua peralatan dipakai, instruktur memberikan materi dan menuntun peserta bermain sepatu roda di arena.

Kurikulum pengajaran di DIS terstruktur dan dirancang agar setiap orang bisa meningkatkan pengalamannya bersepatu roda. Buktinya, tak berapa lama Zaidan bisa bersepatu roda di arena. Masih tertatih-tatih sih dan seringkali jatuh. Namun ia tak patah semangat dan malah ingin bermain terus. Instruktur juga sigap membantu jika jatuh, seperti yang terlihat di video.




sumber: duniainlineskate.com


Mas Tomy Sugiarto, memberitahu cara bermain sepatu roda yang baik yaitu dengan memindahkan berat badan ke tumit dan hindari jatuh ke belakang, karena 90% cedera dalam bersepatu roda karena jatuh ke belakang sehingga tubuh bagian belakang sakit. Oh ya, DIS juga terdaftar sebagai sebagai sekolah sepatu roda berlisensi dan terakreditasi olah badan olah raga sepatu roda nasional (PB PORSEROSI).

Mas Tomy Sugiarto juga memberikan tips merawat sepatu roda yang bisa kita praktekkan di rumah, yaitu: 
  • Sesekali memberi pelumas pada barieng sepatu roda, 
  • Selalu mengikat tali sepatu roda, 
  • Prepet pada sepatu roda disimpan rapi karena jika terinjak akan memperpendek usia sepatu roda, 
  • Serta mencuci dan menjemur sepatu bagian dalam dari sepatu roda.

Mas Tomy dan seorang instruktur memberikan penjelasan tentang inline skate
Sepatu roda di DIS, siapa mau?? Di FB dan twitter DIS selalu ada event menarik berhadiah inline skate! Wow.

Saat waktu makan siang, Zaidan sempat menolak diajak istirahat. DIS sudah mencuri hati Zaidan nih. Ini adalah pengalaman pertama Zaidan bermain inline skate. Tentu saja baginya ini pengalaman yang sangat menarik dan seru. DIS memang area main anak di Jakarta yang keren. Apalagi lokasi DIS ini dekat dengan gedung Keong Mas. Pulang dari bermain inline skate, kami bisa menonton film di Keong Mas. Ibarat pepatah, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.

Jam 3 sore, kami memutuskan untuk pulang. Mm, sebetulnya Zaidan masih betah bermain inline skate. Mungkin di lain kesempatan kami bisa datang ke sini lagi. Walau Zaidan belum punya sepatu roda anak, kami tidak khawatir karena di DIS kami bisa menyewa sepatu roda. Untuk sebagian orang mungkin ini olahraga mahal, tapi kepuasan yang didapat sebanding dengan apa yang dikeluarkan. Oh ya, sampai di rumah, Zaidan juga sempat mengeluh pegal-pegal. Namun setelah istirahat yang cukup, esok harinya pegal-pegalnya sudah hilang.  

Jika ingin kenal lebih dekat dengan Dunia Inline Skate, kita bisa intip websitenya di www.duniainlineskate.com dan media sosialnya, seperti yang terlihat di foto berikut.

Media sosial Dunia Inline Skate
Mas Tomy, Mba Fithri, dan tim DIS, kompak! (Foto milik DIS)

Oh ya, di website DIS juga ada video tentang cara bermain inline skate. Kalau kita memang tidak bisa datang langsung, bisa belajar bersepatu roda dari videonya. Ini pernah dilakukan oleh salah satu customer DIS asal Indonesia timur loh. Dia membeli sepatu roda di DIS dan belajar bersepatu roda lewat video di website DIS.

Liburan sekolah anak yang berbarengan dengan datangnya Bulan Ramadhan sudah datang, yuk serbu DIS! Bermain inline skate sambil ngabuburit menjelang berbuka puasa juga asyik karena waktu berbuka puasa jadi tidak terasa lama. So, sampai ketemu di Dunia Inline Skate!

Sumber referensi:




Comments

  1. Keren mba. Pembahasannya lengkap dan menarik, banyak manfaat yang bisa di dapat.

    DIS itu berarti di dalam TMII ya? Harus bayar tiket masuk juga dong.

    Di DIS seorang amatir pun bisa dilatih?? Seperti saya, boro-boro pernah nyoba sepatu roda, hehehe...



    ReplyDelete
    Replies
    1. bisaaaaa banget, iya di TMII..sekalian bisa jalan2 ke tempat lain :)

      Delete
  2. Anakku jg sepatu rodanya merk inline skate, ntar kpn2 mau kesini skalian main2 ke tmii. Asiik

    ReplyDelete
  3. Hingga segede ini saya belum pernah bersepatu roda, hehehe...

    ReplyDelete
  4. Asyik sekali ya bermain sepatu roda, Faiz merengek beberapa kali pingin beli sepatu yang ada rodanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Dunia inline skate Bisa nyewa sepatu roda nya:)

      Delete
  5. utk anak yg aktif, memang perlu dikenalkan dgn berbagai macam bentuk olahraga ya mak.... Farras sndiri sudah saya kenalkaan olahraga karate, renang, sepak bola, badminton dan sepatu roda. Saya ingin mengajarkan Farras pada olahraga basket

    ReplyDelete
    Replies
    1. ZAIDAN juga kalo basket Belum..mungkin nanti ketika ada Ekskul di sekolahnya:)

      Delete
  6. Banyak manfaatnya y mak maen sepatu roda...
    Jd pgn ngenalin olahraga ini jg sm si ken

    ReplyDelete
  7. Wah seru juga ya. Iyasih, buat aku yang memang belum punya anak, penting banget harus tau kebutuhan anak biar nggak jadi orang tua egois. TFS dan salam kenal mbak^^

    ReplyDelete
  8. anak saya ketagihan main di sana, Mak. Sayang banget kita kurang lama ngobrolnya, ya. Asik main inline skate hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sayang saya ga nyoba Ya mak..ga pede saya hehe biar anak saya aja

      Delete
  9. Bergembira bersama anak, interaksi yang pasti akan membekas di memori anak sampai kapanpun
    siip

    ReplyDelete
  10. Sulungku udah bisa main inline skate, Mba.... emaknya yg blm bisa nih, takut jatuh ndlosor ;)

    ReplyDelete
  11. aku belum bisa main sepatu roda :( pengen bisa kaya zaidan hihihihi

    ReplyDelete
  12. Seru banget kynya main inline skate, tapi masalahnya kita sekeluarga punya trauma sama inline skate, Dulu waktu kecil, suamiku, abinya kifah seneng main ini. Sampai suatu hari kecelakaan di tempat main, dan harus dioperasi di RS. dan sampai sekarang masih ada bekas lukanya, padahal udah puluhan tahun.

    Gak maksud nakut-nakutin ya mak, hihi. Cuman keluarga kita jadinya kalau denger atau liat inline skate langsung pada takut. Abbinya gak akan ngijinin Kifah main itu. Hiks :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. ooh ada trauma ya mba...iya sih semua olahraga beresiko kecelakaan jadi harus dilakukan hati2 ya

      Delete
  13. asik banget yaaa...coba ada klub kayak gini di ungaran, nai latihan sendiri di alun2

    ReplyDelete
  14. Wah postingannya lengkap banget nih. Asyik ya bisa belajar sepatu roda, di tempatku nggak ada seperti ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, di Jakarta kayanya cuma di DIS yg paling lengkap ada arenanya, penyewaan, toko dan sekolahnya

      Delete
  15. Suka ngeri lihat inline skating, takut jatuh. Padahal perangkatnya keamanannya memadai ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga masih ngerrii. Anak sama suami malah lebih berani. *gigit jari*

      Delete
  16. pengalaman pertama yang menyenangan. jadi ketagihan nih anak-anak mbak

    ReplyDelete
  17. kayanya mba Lidya mau main ke DIS lagi nih :)

    ReplyDelete
  18. Masa kecilku kurang bahagia euung. Ga tau gmna rasanya memakai sepatu roda hehe.

    Salam hangat untuk semua Blogger emak- emak dari Kami Blogger bapak- bapak hehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Perhatikan Hal Ini Sebelum Bermain Badminton

Bermain Kartu UNO

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)