Alhamdulillah, Anakku Sudah Dikhitan
Tak percaya rasanya Zaidan sudah dikhitan. Karena hal ini baru sebatas perbincangan antara saya dan suami. Namun, Allah memberikan kesempatan. Alhamdulillah, hari Sabtu tanggal 28 Juni 2014, Zaidan dikhitan di sebuah klinik sunat di Bintaro.
Sejak usia 5 tahun, saya sudah sosialisasikan pada Zaidan tentang khitan atau sunat. Saat itu tak sengaja kami lewat mesjid komplek. Ada sebuah odong-odong besar terparkir di depan mesjid. Belakangan, saya tahu bahwa odong-odong itu membawa anak-anak sunatan massal keliling komplek agar mereka bergembira.
"Wah kak, ternyata odong-odong yang kita lihat kemarin itu untuk anak-anak yang disunat. Kakak mau disunat nggak?"
"Sunat itu apa, mi?"
"Sunat itu (maaf) titit nya dipotong sedikit biar bersih."
"Aaah..nggak mau. Sakit.."
"Nggak kok, sakitnya sebentar doang. Kayak digigit semut."
"Nggak mau.."
"Liat anak-anak yang di mesjid itu. Mereka berani loh. Pulang disunat dapat hadiah terus naik odong-odong besar. Kakak mau dapat hadiah nggak?"
"Mauuu.."
"Jadi, mau disunat ya?"
"Mauu.."
(Zaidan Sebelum di sunat)
Begini kira-kira perbincangan saya dengan Zaidan dua tahun lalu. Tahun berikutnya saat Zaidan 6 tahun, mesjid komplek mengadakan lagi kegiatan sunat massal. Kali ini guru ngaji Zaidan menawarkan untuk ikut kegiatan ini. Saya mencoba berdiskusi dengan suami, apakah baik menyertakan Zaidan di sunat massal. Apakah Zaidan akan disunat di klinik saja atau di kampung halaman orangtua kami? Namun, diskusi kami tak menghasilkan keputusan akhir. Padahal Zaidan sendiri sudah bersedia. Zaidan gagal disunat saat itu. Tak apa, Allah memberi kesempatan untuk mempersiapkan Zaidan agar lebih siap.
Tahun ini, mesjid komplek mengadakan kegiatan serupa. Saya kembali mencoba bertanya lagi pada suami kapan Zaidan akan disunat. Apakah Zaidan akan ikut sunat massal? Apakah Zaidan akan disunat di klinik saja atau di kampung halaman orangtua kami? Akhirnya kami merencanakan Zaidan disunat di sebuah klinik sunat dengan waktu yang entah kapan.
Alhamdulillah, kesempatan itu datang di hari libur sekolah Zaidan, sehari menjelang bulan suci Ramadan. Hari Sabtu kemarin Zaidan akhirnya disunat di usia 7 tahun. Dalam rasa tak percaya, ada syukur tak terkira. Terimakasih Ya Allah proses sunatnya dimudahkan. Saat ini Zaidan dalam masa penyembuhan. Hari Kamis besok, Zaidan akan kontrol ke klinik dan klamp nya akan dilepas.
Mungkin, sebagian orang mengira saya ini keterlaluan. Anak masih kecil kok sudah disunat. Padahal, Rasulullah sendiri mengkhitan cucunya di usia 7 hari. Keluarga besar yang diberitahu seusai proses sunat juga bertanya kok mendadak. Sebenarnya tidak. Saya sudah sosialisasikan ke Zaidan dari 2 tahun lalu. Hanya saja, karena saya lalai, saya malah lupa memberitahukan keluarga besar bahwa kita akan mengkhitan Zaidan. Kebetulan, kondisi saya kurang fit karena flu dan kesibukan kami yang juga sedang renovasi rumah. Saya yang ingin menjadikan momen khitan Zaidan ini istimewa dengan mengundang kerabat, akhirnya cuma meminta doa-doa mereka agar Zaidan segera sehat.
Memang tak ada waktu khusus kapan harus mengkhitan anak. Khitan menjadi wajib saat anak mencapai usia baligh. Karena saat itulah anak diperintahkan shalat. Sedangkan mengkhitan anak sebelum baligh hukumnya sunah.
(Zaidan saat di sunat)
Khitan secara bahasa artinya memotong. Secara terminologis artinya memotong kulit yang menutupi alat kelamin lelaki (penis). Dalam agama Islam, khitan merupakan salah satu media pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama. Dalam hadist Rasulullah s.a.w. bersabda:"Kesucian (fitrah) itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis dan memotong kuku" (H.R. Bukhari Muslim).
Seperti yang diungkapkan para ahli kedokteran bahwa khitan mempunyai manfaat bagi kesehatan karena membuang anggota tubuh yang yang menjadi tempat persembunyian kotoran, virus, najis dan bau yang tidak sedap. Air kencing mengandung semua unsur tersebut. Ketika keluar melewati kulit yang menutupi alat kelamin, maka endapan kotoran sebagian tertahan oleh kulit tersebut. Semakin lama endapan tersebut semakin banyak. Bisa dibayangkan berapa lama seseorang melakukan kencing dalam sehari dan berapa banyak endapan yang disimpan oleh kulit penutup kelamin dalam setahun.
Tahun ini Zaidan tidak bisa melaksanakan puasa dengan maksimal karena ia harua minum obat dari dokter sunat. InsyaAllah, tahun-tahun mendatang Zaidan bisa lebih tenang belajar puasa, shalat dan ibadah lain. Mohon doa dari saudara pembaca, semoga Zaidan cepat sehat dan bisa beraktifitas lagi seperti biasa. Aamiiin.
Sumber referensi: http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1158&Itemid=1#_ftn1
Sejak usia 5 tahun, saya sudah sosialisasikan pada Zaidan tentang khitan atau sunat. Saat itu tak sengaja kami lewat mesjid komplek. Ada sebuah odong-odong besar terparkir di depan mesjid. Belakangan, saya tahu bahwa odong-odong itu membawa anak-anak sunatan massal keliling komplek agar mereka bergembira.
"Wah kak, ternyata odong-odong yang kita lihat kemarin itu untuk anak-anak yang disunat. Kakak mau disunat nggak?"
"Sunat itu apa, mi?"
"Sunat itu (maaf) titit nya dipotong sedikit biar bersih."
"Aaah..nggak mau. Sakit.."
"Nggak kok, sakitnya sebentar doang. Kayak digigit semut."
"Nggak mau.."
"Liat anak-anak yang di mesjid itu. Mereka berani loh. Pulang disunat dapat hadiah terus naik odong-odong besar. Kakak mau dapat hadiah nggak?"
"Mauuu.."
"Jadi, mau disunat ya?"
"Mauu.."
(Zaidan Sebelum di sunat)
Begini kira-kira perbincangan saya dengan Zaidan dua tahun lalu. Tahun berikutnya saat Zaidan 6 tahun, mesjid komplek mengadakan lagi kegiatan sunat massal. Kali ini guru ngaji Zaidan menawarkan untuk ikut kegiatan ini. Saya mencoba berdiskusi dengan suami, apakah baik menyertakan Zaidan di sunat massal. Apakah Zaidan akan disunat di klinik saja atau di kampung halaman orangtua kami? Namun, diskusi kami tak menghasilkan keputusan akhir. Padahal Zaidan sendiri sudah bersedia. Zaidan gagal disunat saat itu. Tak apa, Allah memberi kesempatan untuk mempersiapkan Zaidan agar lebih siap.
Tahun ini, mesjid komplek mengadakan kegiatan serupa. Saya kembali mencoba bertanya lagi pada suami kapan Zaidan akan disunat. Apakah Zaidan akan ikut sunat massal? Apakah Zaidan akan disunat di klinik saja atau di kampung halaman orangtua kami? Akhirnya kami merencanakan Zaidan disunat di sebuah klinik sunat dengan waktu yang entah kapan.
Alhamdulillah, kesempatan itu datang di hari libur sekolah Zaidan, sehari menjelang bulan suci Ramadan. Hari Sabtu kemarin Zaidan akhirnya disunat di usia 7 tahun. Dalam rasa tak percaya, ada syukur tak terkira. Terimakasih Ya Allah proses sunatnya dimudahkan. Saat ini Zaidan dalam masa penyembuhan. Hari Kamis besok, Zaidan akan kontrol ke klinik dan klamp nya akan dilepas.
Mungkin, sebagian orang mengira saya ini keterlaluan. Anak masih kecil kok sudah disunat. Padahal, Rasulullah sendiri mengkhitan cucunya di usia 7 hari. Keluarga besar yang diberitahu seusai proses sunat juga bertanya kok mendadak. Sebenarnya tidak. Saya sudah sosialisasikan ke Zaidan dari 2 tahun lalu. Hanya saja, karena saya lalai, saya malah lupa memberitahukan keluarga besar bahwa kita akan mengkhitan Zaidan. Kebetulan, kondisi saya kurang fit karena flu dan kesibukan kami yang juga sedang renovasi rumah. Saya yang ingin menjadikan momen khitan Zaidan ini istimewa dengan mengundang kerabat, akhirnya cuma meminta doa-doa mereka agar Zaidan segera sehat.
Memang tak ada waktu khusus kapan harus mengkhitan anak. Khitan menjadi wajib saat anak mencapai usia baligh. Karena saat itulah anak diperintahkan shalat. Sedangkan mengkhitan anak sebelum baligh hukumnya sunah.
(Zaidan saat di sunat)
Khitan secara bahasa artinya memotong. Secara terminologis artinya memotong kulit yang menutupi alat kelamin lelaki (penis). Dalam agama Islam, khitan merupakan salah satu media pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama. Dalam hadist Rasulullah s.a.w. bersabda:"Kesucian (fitrah) itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis dan memotong kuku" (H.R. Bukhari Muslim).
Seperti yang diungkapkan para ahli kedokteran bahwa khitan mempunyai manfaat bagi kesehatan karena membuang anggota tubuh yang yang menjadi tempat persembunyian kotoran, virus, najis dan bau yang tidak sedap. Air kencing mengandung semua unsur tersebut. Ketika keluar melewati kulit yang menutupi alat kelamin, maka endapan kotoran sebagian tertahan oleh kulit tersebut. Semakin lama endapan tersebut semakin banyak. Bisa dibayangkan berapa lama seseorang melakukan kencing dalam sehari dan berapa banyak endapan yang disimpan oleh kulit penutup kelamin dalam setahun.
Tahun ini Zaidan tidak bisa melaksanakan puasa dengan maksimal karena ia harua minum obat dari dokter sunat. InsyaAllah, tahun-tahun mendatang Zaidan bisa lebih tenang belajar puasa, shalat dan ibadah lain. Mohon doa dari saudara pembaca, semoga Zaidan cepat sehat dan bisa beraktifitas lagi seperti biasa. Aamiiin.
Sumber referensi: http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1158&Itemid=1#_ftn1
selamat ka Zaidan... cepet pulih dan bisa main lagi...
ReplyDeletede Paksi suka saya tanya mau disunat...bilangnya mau..tp dianya blm paham betul hihi
Ia mak..santai saja..tunggu kesiapan anak..:)
Deletekunjungan perdana, salam perkenalan dan selamat menunaikan ibadah puasa. silahkan berkunjung balik ketempat saya, , barangkali berminat saya punya banyak vcd pembelajaran anak2, sangat cocok sekali untuk mengasah kecerdasan dan kemampuan anak serta membantu mendidik ,membangun karakter dan moral anak sejak usia dini, semoga bermanfaat dan ditunggu kunjungan baliknya, mohon maaf bila tdk berkenan ^_^ terima kasih
ReplyDeletemakasih ya udah berkunjung..
Deleteberkunjung kemari salam, wah alhmdllh ya sudah dikhitan, semoga cepat sembuh ya Zaidan, dan selamat menunaikan ibah puasa ya bu
ReplyDeleteAmiin..makasih ya udah berkunjung..
DeleteAlhamdulillah... mantap tuh
ReplyDelete:)
minta komentarnya
http://resepberbagaikueenak.blogspot.com/2014/07/cara-membuat-banana-cake.html
Alhamdulillaah..
DeleteSelamat zaidan... tambah sholeh ya ;)
ReplyDeletemakasih ya..
Deletehati hati bu kalau sunat massal.
ReplyDeletelebih mudah si, tapi untuk anak kok coba-coba.
ribet dikit ngurus ke klinik untuk hasil yang maksimal..
Siip..mohon doanya Zaidan segera sehat..
DeleteBagi banyak keluarga di Indonesia, khitan itu proses sakral yang seharusnya diberitahukan jauh2 sehari sebelumnya ya Mbak. Selamat buat Kakak, hebat ya berani disunat :)
ReplyDeleteOya Mbak, ikutan GA saya, yuk :)
http://mugniarm.blogspot.com/2014/06/giveaway-lumia-1520-tahu-lebih-cepat.html?showComment=1404334296813#c4196200164167030252
Iya mak..saya sendiri inginnya ini acara istimewa buat Zaidan. Yaa..udah ijutan GA yg sama maaak..
Deleteselamat ya mak, wah anakku dulu penakut saat khitan tapi di cirebon ada dokter yg terkenal bisa membuat anak yg tadinya nagis tiba2 berhenti nangis dan masuk sendiri ke ruang operasi tanpa ditunggui ortunya
ReplyDeleteWah dokter siapa mak?
Deletealhamdulillah,,, semoga makin soleh yaa Zaidan
ReplyDeleteAamiin..makasih doanya ya mak..
Delete