Tips Mengelola Uang THR



THR (Tunjangan Hari Raya) biasanya diterima oleh seseorang yang bekerja pada perusahaan. Tapi, sekarang pengertian THR lebih luas lagi. Tak hanya pekerja di perusahaan seperti suami saya yang bisa menerima THR, pekerja di perumahan seperti asisten rumah tangga (ART) pun bisa mendapat THR tergantung kebijakan majikannya. Bahkan, anak-anak juga ikutan dapat THR!

Dalam undang-undang ketenagakerjaan, THR diberi pengertian sebagai pendapatan non upah yang wajib dibayarkan oleh Pengusaha kepada pekerja/buruh atau keluarganya menjelang Hari Raya Keagamaan. THR ini wajib dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan. Cara menghitung THR sendiri diatur secara khusus dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan (Permenaker 6/2016), sebagai berikut.



a.  Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 (satu) bulan upah;
b.   Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan, diberikan secara proporsional sesuai masa kerja dengan perhitungan:


THR lebaran
Ra, sepupu, dan Za. Foto credit Mang Hanan

Walaupun tidak bekerja secara formal, saya bersyukur mengenal hobi ngeblog dan masuk ke komunitas-komunitas blogger yang memberi banyak manfaat. Karena dari komunitaslah saya mengetahu berbagai ilmu ngeblog dan lomba-lomba dimana ada lomba yang saya ikuti memilih saya sebagai salah satu pemenang. Alhamdulillah, hadiah lomba diterima tak lama sebelum lebaran. Saya anggap ini sebagai THR saya sebagai blogger. Alhamdulillah, syukur saya panjatkan pada Ilahi.

Namanya juga THR, kebanyakan dipakai untuk kebutuhan hari raya. Eits, tapi kalau bisa sih jangan dihabiskan, menurut saya. Karena setelah hari raya masih ada hari lainnya yang akan kita jalani. Ada baiknya kita kelola uang THR dengan penuh perhitungan agar tidak sia-sia. Ini tips saya dalam mengelola uang THR:

1. Buat daftar kebutuhan yang mengharuskan kita keluarkan dananya. Contohnya seperti ini:

  • Kebutuhan hari raya (makanan, pakaian, memberi THR pada saudara, zakat fitrah, mudik, dan lain-lain) 50 % dari THR
  • Jalan-jalan dan silaturahim sebesar 20% dari THR
  • Kebutuhan sekolah anak (daftar ulang, baju sekolah, buku, dan lain-lain) sebesar 30% dari THR yang diterima.


Saya sendiri tidak melakukan pencatatan tertulis, tapi biasanya langsung saya pisahkan uang yang akan saya pakai untuk berbagai kebutuhan. Tahun ini, ada 3 kebutuhan mendesak selain kebutuhan hari raya. Ra harus daftar ulang, Za harus memeriksakan matanya dan kemungkinan perlu beli kacamata untuk Za, dan saya perlu mesin cuci baru karena yang lama sudah rusak dan sudah diberikan ke pemulung. Setelah kebutuhan hari raya disisihkan, sisanya ya untuk 3 kebutuhan ini yang dipilih berdasarkan prioritas, mana dulu yang harus dipenuhi.

2. Patuh pada komitmen yang kita buat. Misalnya, jika kita berkomitmen menggunakan uang THR hanya 50%, maka patuhilah komitmen tersebut.

3. Uang THR yang didapatkan anak-anak digunakan untuk kebutuhan sekolah anak atau ditabung. Jajan dikit boleh lah untuk membeli mainan atau buku baru yang tidak terlalu mahal harganya.

Itu saja sih tips saya mengelola uang THR. Hanya 3 kata kuncinya yaitu buat daftar kebutuhan, patuhi, dan menabung. Bagaimana dengan sahabat? Share juga dong tips mengelola THRnya!

Sumber referensi:
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt51bc31ad7b95b/dasar-perhitungan-besaran-tunjangan-hari-raya-thr


Comments

  1. THR ku wes dibawa orang kaburrrrrrr

    ReplyDelete
    Replies
    1. duuuh, innalillahi wa inna ilaihi raajiun :( insyaallah ada ganti yg lebih besar ya mba

      Delete
  2. htipsnya bagus bgt mba, lebih kurangnya samaan kayak gitu juga tipsnya ...

    ReplyDelete
  3. nah, saya juga termasuk yang misahin uang, mbak. Biar ga kepake2.

    ReplyDelete
  4. betul mbak Kania, dan aku akhirnya dapat THR pertama dari anakku yang sulung, alhamdulilah

    ReplyDelete
  5. THR saya selalu habis untuk membeli keperluan lebaran.
    Mulai dari penyiapan kue, pakaian, dan lain-lain.
    Salam hangat dari Jombang

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan