Posts

Showing posts from February, 2015

Jangan Sampai Ketinggalan 4 Hal Ini Saat Keluar Rumah

Image
Jalan-jalan keluar rumah yang sering saya lakukan adalah belanja di tukang sayur atau minimarket, antar anak les mengaji, ke sekolah anak, ke pengajian, main ke rumah keponakan, ke bank, dan kadang ke supermarket. Jalan-jalan ke luar kota bisa dihitung dengan jari. Mungkin satu kali saja dalam setahun saat lebaran Idul Fitri. Suatu hari, saya jemput Zaidan dari TPA (Taman Pendidikan Qur’an). Dengan keringat bercucuran di wajahnya, dia bertanya. “Umi bawa minum nggak? Hauuuus.”  “Nggak. Kan ini bukan hari Jum’at” Jawab saya. Di TPA memang dianjurkan membawa snack dan minumnya pada hari Jum’at saja. Kasihan, Zaidan kehausan sekali. Pasti dia banyak bergerak saat bermain dengan teman-temannya sambil menunggu guru TPA datang. Lain waktu saat saya jemput Zaidan lagi. Dia memgang segelas air mineral. Zaidan bilang, air ini dikasih bu guru. Bu guru bilang, sekarang boleh bawa air minum ke TPA setiap hari agar saat tidak kehausan, kata Zaidan lagi. Baiklah, kalau begitu.

Wisata Musim Dingin Ke Gala Yuzawa Jepang

Image
Ketertarikan saya pada hal berbau Jepang mungkin dimulai dari serial televisi Oshin semasa anak-anak. Salju, kimono, makan ikan mentah, rumah ala Jepang, gendong anak di punggung sambil bekerja, pengantin Jepang bermuka putih, semua hal itu menggambarkan Oshin dan Jepang di mata anak-anak seperti saya. Menarik sekali kebudayaan mereka.  Kalimat di atas saya ungkapkan di dakam tulisan saya berjudul Tabloid Halo Jepang Gratis . Memang, melihat kebudayaan orang lain yang berbeda itu menarik. Perbedaan membuat kita penasaran dan tergerak untuk mempelajari dan memahaminya, bahkan pergi ke negeri tujuan yang membuat kita tertarik pada kebudayaannya. “Mi, mau ke salju..” Begitu kata Zaidan dan Raissa tiap kali melihat kartun berlatar pemandangan salju seperti Pororo, Masha and The Bear, dan sebagainya. Namanya juga anak-anak. Melihat keseruan perang bola salju dan membuat bola salju, tentu saja hal yang sangat menarik bagi mereka. Maklum, kita hidup di negara tropis yang tak

Mengatasi Sembelit Pada Anak

Image
Dulu, sewaktu kecil, kalau ingin Buang Air Besar (BAB), saya pergi ke jamban atau kolam ikan milik bapak dan tetangga. Maaf kalau jadi mual atau jijik membayangkannya. Mau bagaimana lagi, saat itu kami memang belum memiliki toilet sendiri di rumah.  Rasanya masih ingat di benak saya saat kecil. Suatu saat malam-malam saya ingin BAB dan pergi ke jamban depan rumah dengan diantar ibu. Lamaa sekali, ibu saya berkali-kali bertanya apa saya sudah selesai. Akhirnya walau belum puas saya terpaksa menyudahi kegiatan saya karena takut ditinggal.  Lain waktu, saya lari ke kolam ikan tetangga untuk BAB. Nungging begitu aja di pinggir kolam. Aduuuh kelakuan masa kecil, untung saya masih dijaga Allah, gak ada pedofil.. naudzubillah. Lagi-lagi saya memakan waktu lama karena 'yang di dalam' susah keluar. Saya pun hampir menangis dan bingung mau ngapain. Akhirnya saya cuma bisa menunggu. Mau memanggil orang dewasa di rumah pun tidak memungkinkan. 

Mengajarkan Anak Berinfak

Image
Setiap hari Jum'at, di sekolah Zaidan murid-murid dianjurkan berinfak. Berapa saja, bisa 500,100, terserah. Semampunya, seikhlasnya. Dari kemarin, Zaidan sudah mengingatkan saya untuk membekalinya uang untuk berinfak. Langsung saja saya siapkan dan saya masukkan ke tasnya Zaidan, biar tidak lupa. Pulang belanja dari minimarket, kalau ada kembalian koin, langsung Zaidan berteriak, "Mi, mana koinnya?" Dia ingin memasukkan koin di kotak infak di depan minimarket. Kalau Zaidan yang lupa, saya yang mengingatkannya, memberinya beberapa koin untuk dimasukkan ke kotak infak. Raissa juga jadi ikut-ikutan.

D'kandang Amazing Farm mengajak Anak Cinta Hewan dan Tumbuhan

Image
Hari Rabu kemarin, Zaidan dan teman-teman dari sekolah berkesempatan mengunjungi D'kandang Farm. Awalnya, ketika Zaidan bilang mau outing , saya pikir ke Kandang Jurang miliknya Dik Doank. Eh..ternyata kandang yang lain. Sekarang di sekolah memang Zaidan sedang mempelajari hewan dan tumbuhan. Dibukanya lagi buku cerita sainsnya tentang tumbuhan lalu dibaca. Trus, seringkali Tanya ada biji ngga, ingin dia tanam. Kebetulan waktu itu masih musim mangga, adanya biji manga. Jadi ditanamnya biji mangga itu di pot, disiramnya walau tak tiap hari. Sekarang sudah muncul sedikit batangnya. Tanpa dibangunkan, Alhamdulillah Zaidan bangun sendiri pagi Rabu kemarin. Lalu berangkat jam 6 pagi ke sekolah bersama sang ayah. Saya yang khawatir dia akan bosan menunggu, karena jadwal berkumpul romobongan dari sekolah pukul 6.30. Apalagi cuaca agak mendung. Tak apa-apa biar tak terlambat, kata Zaidan. Saya bekali roti saja untuk dia sarapan, karena sarapannya di rumah baru 4 suap.

Dokter Anak di RSPP

Image
di ruang tunggu praktek dokter anak RSPP Di tulisan sebelumnya, saya cerita kalau Raissa kena radang tenggorokan. Setelah mendingan dan tinggal batuk pileknya, sekarang kakaknya yang demam, batuk dan pilek. Hari kedua demam Zaidan mencapai suhu 39,5 dan muntah kurang lebih 10 kali . Hari ketiga, demamnya mulai turun. Tapi kami khawatir dan tetap periksakan Zaidan ke dokter. Dengan alasan tertentu, kali ini kami tidak ke dokter anak yang biasanya kami periksa. padahal jaraknya lebih dekat. Kami periksa Zaidan ke dokter anak di RSPP, tak jauh dari blok M.

Melatih Percaya Diri Anak Dengan Mengikuti Lomba

Image
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, mesjid di komplek kami mengadakan berbagai acara dalam tajuk Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW pada 1 February lalu. Acara yang digelar antara lain lomba mewarnai, lomba kaligrafi, lomba MHQ, lomba pildacil, dan cerdas cermat. Lomba-lomba tersebut diikiti oleh TPA-TPA di wilayah tempat tinggal kami. Zaidan mengikuti 2 lomba, yaitu mewarnai dan MHQ.  Jam 6 pagi Zaidan baru bangun dan langsung bersiap, shalat Subuh, makan, mandi. Sebelum berangkat, Zaidan sempat menghafal lagi surat Alquran yang dilombakan. Menurut jadwal, lomba mewarnai akan dimulai jam 7 sampai 9 malam di dalam ruangan mesjid. Ternyata dalam pelaksanaannya molor, lomba baru dimulai jam 8 sampai jam 10. Mmm..duuh, 1 jam molornya. Padahal kami udah datang tepat waktu. Mungkin karena cuaca juga tidak mendukung, hujan terus menerus dari semalam, jadi mempengaruhi kedatangan peserta. Kasihan Raissa. Lagi sakit saya bawa-bawa karena tak ada yang menunggu di rumah. Akhirnya

Waspadai Radang Tenggorokan Pada Anak

Image
“Raissa, periksa ke dokter ya?” “Nggak mau, nggak mauuu.” Jawab Raissa sambil menangis. Padahal salah satu permainan yang Raissa suka adalah bermain peran sebagai dokter. Kalau ditanya mau jadi apa kalau sudah besar, jawabnya pun menjadi dokter seperti Susan si boneka bersuara cempreng. “Nanti dikasih cukuas (Sebutan Raissa untuk egg supris e, telur plastik yang didalamnya berisi coklat dan mainan), mau ya ke dokter?” “Maauu.” Jawab Raissa masih sambil menangis. Mendengar kata egg surprise , kakaknya pun, Zaidan, berteriak, “Kakak juga mauuu egg surprise !” Maka jadilah malam itu sepulang suami bekerja, kami berempat pergi ke dokter untuk memeriksakan Raissa. Rumah sakit ramai dengan pasien-pasien, anak-anak dan orangtua. Maklum, musim hujan. Kuman-kuman makin asyik berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Untung kami tak perlu menunggu lama karena sudah daftar terlebih dahulu lewat telepon.