Posts

Showing posts from April, 2014

Buah Ikhlas

Image
Ikhlas itu seperti surat Al Ikhlas, tak ada kata ikhlas di dalamnya.. Beberapa kali saya pernah mendengar dan membaca kalimat di atas. Saya renungkan. Ya, ada benarnya kalimat itu. Ikhlas itu tak perlu kita berkata, saya ikhlas jika anu dan anu. Cukup perbuatan yang ditunjukkan dan Allah SWT yang akan menilainya apakah kita ikhlas atau tidak. Kira-kira delapan tahun lalu, saya kembali ke Jakarta, kali ini diboyong oleh suami. Kami masih awal sekali menikah, masih pengantin baru. Siang hari saat suami pergi mencari nafkah, kadang saya merasa kesepian. Oleh karena itu suami menganjurkan untuk ikut pengajian dekat rumah kontrakan. Diantarnya saya ke sebuah rumah sekaligus markas sebuah yayasan sosial di Jalan Bangka Jakarta Selatan yang salah satu kegiatannya mengadakan pengajian rutin. Sementara suami menunggu di teras, saya memasuki rumah megah bertingkat dua itu dengan takjub. Adem, furniture yang sebagian besar dari kayu menghias rumah dengan elegan. Tak lama seorang wanita

Rani dan Tiga Gadis Kecil

Image
Kemarin saat menjemput kakak Zaidan les ngaji di dekat rumah, saya mendapati 3 anak perempuan kecil yang agak lusuh (mungkin karena belum mandi sore aja) sedang bermain di teras mesjid. Usianya sekitar 4 atau 5 tahunan. Mereka langsung menyambut kedatangan Raissa yang bersepeda pink. "Halo dede..namanya siapa?" Tanya mereka. "Namanya Raissa. Loh..sedang pada ngapain di sini? Sama siapa di sini?" Tanya saya sambil celingak celinguk, heran melihat tiga anak kecil ini tanpa ada yang mendampingi. Apalagi dengan kasus yang baru-baru ini terjadi di sebuah sekolah internasional, saya jadi khawatir kalau melihat anak kecil main tanpa didampingi orang dewasa. Meakipun ini di lingkungan mesjid, tak ada yang menjamin keamanannya. Di sekolah mahal yang pengawasannya ketat pun malah terjadi pelecehan seksual pada anak. "Sedang main..." jawab mereka. "Kok nggak ada yang menemani main sih. Kalau main di luar hati-hati ya nanti ada orang jahat loh.." kata

A Place To Remember: Warung Mamih

Image
Jika kamu melakukan perjalanan dari Cirebon ke Kuningan (jawa barat), Sebelum mencapai pusat kota Kuningan kamu akan melewati sebuah belokan di sebelah kiri jalan raya menuju arah Desa Cilowa. Saya suka menyebutnya pengkolan Desa Cilowa (Pengkolan=belokan, mengkol=belok). Ada tugu bertuliskan Desa Cilowa di pengkolan itu. Di sebelah kanan pengkolan ada sebuah warung makanan kecil dan kios cukur. Di sebelah kiri ada saung yang menaungi motor-motor milik para tukang ojek. Masuklah ke pengkolan itu, jalan terus kira-kira 1 kilometer. Selama perjalanan kamu akan menemukan rumah-rumah penduduk berdinding batu bata dilapis semen dan dicat warna-warni, menandakan desa itu taraf hidup penduduknya cukup baik. Kamu juga akan menemukan hamparan sawah kehijauan yang diiringi hembusan angin segar. Sebelum mencapai batas desa Cilowa dengan desa lain, kamu akan menemukan sebuah warung di kiri jalan. (Zaidan dan Raissa di depan Warung Mamih) Warung yang menyatu dengan rumah tempat tinggal, me

Belajar Dari Ibu Michelle dan Ibu Yoyoh

Image
Adiknya makan kacang disuapi, mau disuapi juga padahal udah bisa buka sendiri. Adiknya tidur diusap-usap, mau diusap-usap juga padahal udah mau 7 tahun. Adiknya dibacain buku, mau dibacain juga padahal udah bisa baca. Adiknya makan bubur bayi, mau juga disuapi bubur bayi. Adiknya mandi berendam di ember, mau juga berendam di ember. Adiknya minum susu pakai botol, mau juga minum susu pakai botol!!!! Duuuh..kadang-kadang merasa pusing bin seru berbagi perhatian dengan dua anak ini. Padahal baru dua ya. Salut pada ibu yang bisa tetap sabar dengan anak banyak. Jadi berfikir juga, bagaimana seorang lelaki memutuskan menikah lagi (maaf ya pendapat pribadi aja) sementara istrinya berupaya membagi Kasih sayang pada anak-anaknya. Ini mah bukan pengalaman pribadi ya. Iseng saya foto si kakak yang sedang minum susu pakai dot. Srooot..srooot. "Kalau teman kakak ada yang lihat foto ini gimana ya?" Tanya saya iseng. "Aah..umi..jangan dikirim ke siapa-siapa.." kata Za

Celoteh Raissa: Maikat & Cukuas

Image
Sambil menunggu kakak Zaidan pulang, saya dan Raissa biasanya menonton film kartun di youtube . Seperti siang kemarin, kami menonton kartun anak muslim tentang malaikat Allah. Tiba-tiba Raissa bertanya, "Mi, maikat itu apa?" "Malaikat itu makhluk Allah yang kerjanya ibadaaah aja sama Allah. Mengerti?" "Meti..(baca: mengerti)" katanya seolah sudah mengerti. Lalu Raissa melihat lagi layar tablet yang menayangkan kartun. Tak lama, dia bertanya lagi, "Mi, maikat itu apa?" Haduh, nanya lagi. Bukankah Raissa sudah menanyakan pertanyaan yang sama barusan. Saya jawab dengan jawaban yang sama dan diakhiri dengan kata 'mengerti?'. "Meti.." jawab Raissa lagi. Anak-anak batita seperti Raissa memang kerap kali menanyakan pertanyaan yang sama meskipun sudah diberitahu jawabannya. Menurut Dr. Brenda Hussey-Gardner, spesialis perkembangan anak dan penulis buku: Parenting To Make Difference: Your One to Four Year Old Child, ada tiga

Membuat Mainan Dari Kulit Jeruk Bali Bersama Anak

Image
Setiap suami pulang kerja, anak-anak akan menyambutnya. Seperti tadi malam. Begitu mendengar suara motor ayahnya, Zaidan dan Raissa berlarian ke pintu. "Ayaaah..ayaaah...ayah bawa apa?" Tanya Raisaa. "Bawa buah" "Waah.." kata Raissa dengan terkagum-kagum. Apapun yang ayahnya bawa dia selalu antusias walaupun hanya sebuah jeruk. " ini buah apa?" Tanya Raissa. "Jeruk bali" jawab ayahnya. Tiba-tiba kakak Zaidan yang ada di kamar menghambur ke arah saya. "Mi, umi pernah bilang kan kalau waktu kecil pernah buat mainan dari kulit jeruk bali?" "Iya" jawab saya. Masih ingat saja dia, padahal saya bilang hal itu udah 2 minggu-an yang lalu. "Aaah ..bikinin..bikinin..sekarang ayo.." dan hebohlah Zaidan mau dibuatkan mainan dari kulit jeruk. "Jangan sekarang ya, besok aja, sudah malam" kata saya. Kalau udah magrib begini inginnya saya kegiatan yang tidak banyak menghasilkan sampah, misalnya

Aku MOVE ON Demi Anak-anak

Image
Sudah hampir tiga tahun ini setelah keluar dari pekerjaan dan melahirkan buah hati kedua, saya tidak memakai jasa Asisten Rumah Tangga. Bukan gaya-gayaan, sok kuat, sok super, tapi memang ini pilihan yang saya buat untuk efisiensi. Saya ingin anak sekolah di tempat yang berkualitas yang tentu nya biaya nya tidak sedikit. Apalagi saya baru melahirkan anak kedua waktu itu yang tentunya menambah pengeluaran rumah tangga. Maka saya mengalah dana ART dialokasikan untuk menambah dana sekolah anak. Pekerjaan ini sangat menyenangkan dan memang saya sangat harapkan ketika masih bekerja di luar rumah. Mengurus rumah dan keluarga dengan tangan sendiri. Rasanya luar biasa melihat tumbuh kembang anak tiap harinya, mengatur rumah, memasak makanan kesukaan anak. Suatu berkah tiada duanya dan waktu yang sangat berharga yang jarang didapat ketika masih bekerja. Ya, ini menyenangkan...pada awalnya. Lalu saya tidak tahu setelah berapa lama saya mulai 'merasa' kewalahan. Pagi buta saya bangun, m

Semangat Kartini di Dada Wylvera

Image
Apakah bila terlanjur salah akan tetap dianggap salah? Tak ada waktu lagi benahi diri Tak ada tempat lagi untuk kembali Ini adalah syair lagu Ebiet G. Ade berjudul 'Kalian Dengarlah Keluhanku' yang membuka sebuah tulisan berjudul ' Kertas-kertas Berisi Penyesalan dan Harapan' di blog wylvera.com. Lagu itu mengingatkan penulisnya pada keberadaan anak-anak di Lembaga pemasyarakatan (lapas) anak pria, Tangerang, yang pernah dikunjunginya. Sambil melihat coretan anak-anak itu, syair lagu Ebiet G.Ade kembali terngiang di telinganya. Dulu, saat masih anak-anak dia sangat alergi dengan yang namanya penjara. Dia menarik sepeda sekencang-kencangnya saat melewati sebuah lapas si kota kelahirannya. Baginya, penjara adalah tempat orang jahat yang sudah melakukan kesalahan besar dan tidak bisa diampuni. Namun itu dulu, sekarang dia malah rindu untuk bisa datang lagi ke lapas. Oleh karena itu, dia membagikan ilmu menulisnya pada anak-anak di lapas anak pria Tangerang

Celoteh anak: Bulan Madu

Image
Pagi itu sambil menunggu jemputan sekolah, Saya suapi Zaidan. Saya lihat dia asyik main sambil mengunyah makanannya. Diam-Diam saya ganti channel TV ke tayangan infotainment. Cerita nya ingin tayangan yang ringan sedikit, mengalihkan perhatian sebentar dari berita politik dan kriminal *hihi..cari alasan. Infotainment sedang menayangkan artis Dude dan Alyssa yang pulang berbuat madu dari Turki. Duh..asyik ya yang habis Bulan madu. Katanya makanan Turki enak-enak. Jadi ingin ke Turki hihi. Juga jadi ingat mba Ade Anita yang nge-fans sama Dude. Eh tiba-tiba yang lagi asyik main menoleh ke TV dan mulai memberikan serentetan pertanyaan. "Mi, emang ada Bulan madu?" "Iya ada" "Kapan?" "Tidak ada di kalender." "Bulan madu apa sih?" "Kalo orang baru menikah lalu pergi Jalan-jalan berdua" "Ko berdua. Kakaknya mana?" (Kakak itu maksudnya anak yang Sudah besar) "Belum ada kakaknya" Cut! Untunglah, adik

Ada Paku di Empal Gentong

Image
Sudah kurang lebih sebulan ini saya terkena penyakit 'malas memasak'. Ceritanya saya sedang mengalami krisis kepercayaan diri dalam memasak. Merasa menyesal tidak mahir memasak hingga kadang merasa makanan yang sudah susah payah dimasak tidak disentuh. Nah, akhirnya saya jadi sering beli saja makan di luar rumah. Seperti beberapa hari yang lalu. Saya pulang dari bank untuk memperpanjang ATM lalu mampir ke pasar yang tak jauh dari bank untuk membeli empal gentong di sebuah kios langganan. Di rumah saya buka bungkusan empal gentong . Saya mengambil beberapa sendok, saya tuang ke nasi, dan saya suapi Zaidan dan Raissa. Raooos pisan . Setelah beberapa suap, tiba-tiba Zaidan memasukkan tangannya ke mulut lalu mengeluarkan sebuah benda dari mulutnya. PAKU! Ada paku di empal gentong ! Astaghfirullah dan Alhamdulilah! Kaget sekaligus bersyukur paku sepanjang kurang lebih 5 cm itu tak tertelan Zaidan. Allah melindungi kami. Bisa jadi juga paku tersebut berasal dari beras. Ta