Menghafal Qur'an Dengan Metode FAHIM Qur'an

Sudah kurang lebih dua minggu ini, anak pertama saya (Zaidan, 7 tahun) mengikuti trial les menghafal Al Qur'an dengan metode FAHIM Qur'an di mesjid komplek. Sebagai muslim, kita seharusnya hafal sebagian isi Al Qur'an, minimal surat-surat pendek yang dapat dibaca saat kita shalat.

Menghafal Al Qur'an memiliki banyak keutamaan, diantaranya Ridho Allah, akan menjadi penolong (syafaat) bagi penghafalnya, benteng dan perisai hidup, Nikmat mampu menghafal AlQuran sama dengan nikmat kenabian, Kebaikan dan berkah bagi penghafalnya, Rasulullah sering mengutamakan yang hafalannya lebih banyak, Para ahli Quran adalah keluarga Allah yang berjalan di atas bumi, Dipakaikan mahkota dari cahaya di hari kiamat yang cahayanya seperti cahaya matahari, dan sebagainya. Bukan hanya bagi penghafalnya, bagi orangtua penghafal pun akan dipakaikan jubah kemuliaan yang tak bisa dibandingkan dengan dunia dan seisinya.


Subhanallah ya. Jadi malu, hafalan kabur-kaburan karena merasa sok sibuk, tak ada waktu atau tak mampu menghafal. Melihat ajang hafidz cilik di televisi swasta Ramadhan lalu, jadi semakin malu. Memasukkan Zaidan ke les menghafal Al Qur'an, mudah-mudahan jadi langkah baru mencapai ridha-Nya.

FAHIM Qur'an merupakan singkatan dari Fast, Active, Happy and Integrated in Memorizing Al Qur'an. Metode FAHIM Qur'an adalah metode menghafal Al Qur'an dengan cepat, aktif, menyenangkan dan terintegrasi dalam menghafal Al Quran. Melihat namanya metode ini memang cocok diterapkan untuk anak-anak sejak balita. Metode ini diciptakan oleh (mantan) guru hafizh Qur'an di Azhari Islamic School Ust. Sobari Sutarip yang telah mempraktekkan metode ini kepada anak didiknya sehingga tamat SD mereka hafizh Qur'an 18 juz!

Dengan metode FAHIM Qur'an, menghafal Al Quran bisa dilakukan dengan bermain ular tangga, petak umpet, rebut kursi, lempar koin, dan sebagainya. Anak tidak kehilangan dunia bermainnya, sekaligus menjadi hafidz Qur'an.


Sebenarnya kita orangtua bisa menerapkan metode ini di rumah. Namun diperlukan kesabaran, keistiqomahan, kreatifitas dan teladan orangtua dalam menghafal Al Qur'an. Merasa banyak kekurangan dalam hal ini, maka kami mempercayakan Zaidan ke tangan bapak dan ibu ustadzah di tempat les. Di rumah, kita tetap harus mengulang hafalan Qur'an anak supaya tidak lepas.

Les menghafal Al Qur'an di mesjid komplek berlangsung selepas shalat Maghrib sampai jam 8 malam. Tidak hanya anak-anak dari komplek saja yang ikut les, tapi ada juga dari komplek perumahan lain yang letaknya lebih jauh. Peserta les paling kecil usia TK dan paling besar usia SMP. Sejauh ini Zaidan masih asyik mengikuti les walau pulang malam. Semoga saja Zaidan bisa istiqomah.

Sumber referensi: maryam-qonita.blogspot.com, susiana-manasih.blogspot.com


Comments

  1. waduuuuh jadi malu nih sama anak kecil, jadi pengen juga hafal Qur'an mak... kok rasanya berat sekali yaaa ? hiks

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan