Nikah Massal

Jam tujuh pagi suasana di luar rumah sudah terdengar sibuk. Para petugas keamanan terdengar sedang bersiap-siap untuk pengamanan acara dan pengaturan kendaraan. Saya diam-diam menikmati suasana pagi ini sambil menjemur baju di depan rumah.

Ya, pagi ini di kompleks perumahan saya di Villa Bintaro Regency, Tangerang Selatan (Tangsel), sedang digelar nikahan massal. Dihadiri oleh walikota Tangsel Ibu Airin Rahmi dan wakil menteri agama RI, kompek rumah mendadak jadi wilayah terramai sedunia :D.

Begitu keluar rumah jam sepulu lewat dengan Zaidan dan Raissa, suara petasan menyambut kami. DAR DER DOR. Raissa sempat menangis karena kaget. Begitu usai, iring-iringan pengantin mengular menuju Masjid Al Muhajirin, tempat acara digelar.


Acara nikah massal ini diramaikan oleh Tanjidor, Ondel-ondel, Upacara Palang Pintu, Nasyid, Qosidahan, lenong Betawi Jaya Pimpinan H. Bolot dan bazar. Semula saya ingin juga berpartisipasi dalam bazar, tapi ternyata ayahnya anak-anak sedang dinas ke luar kota. Tak ada yang bantu pegang anak-anak, nggak jadi ikut deh.

Acara nikahan selalu menarik untuk dihadiri karena mengingatkan pada masa lalu pada momen yang sama. Saat doa-doa mengalir untuk para pasangan itu, saat itu pula saya mengharapkan doa yang sama untuk pernikahan kami. Semoga bahagia dunia akhirat.

Nikah massal diikuti bukan hanya pasangan baru saja. Ternyata ada pasangan lama juga yang baru nikah agama dan membutuhkan surat resmi. Contohnya asisten rumah tangga sebelah rumah. Dia ikut nikah massal ini agar mendapat surat nikah resmi.


Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Memang kegiatan keagamaan di mesjid komplek lumayan eksis. Bulan juni nanti saat liburan sekolah akan ada juga sunatan massal. Namun, sepertinya tidak semua warga ikut senang. Obrolan kecil dengan seorang warga menunjukkan sebagian warga sebenarnya ingin masalah banjir di komplek rumah dibenahi dulu. Uang kas mesjid kan dari warga juga. Wallahua'lam.

Saya tak mengikuti acara sampai selesai karena suasana cukup panas. Zaidan berkali-kali bertanya kapan pulang setelah mendapat mainan yang diinginkannya. Sebaliknya Raissa tak mau segera pulang. Daripada kantong bocor karena anak-anak minta ini itu, kita pulang saja dan menikmati sisa akhir pekan di rumah. Menunggu ayah anak-anak pulang.

Comments

  1. waaaah rameeee ... saya memilih jadi penonton saja deh, nggak mau jadi peserta ,,hihiiihi

    ReplyDelete
  2. Acaranya meriah banget ya Mak, seneng kalo di kompleks perumahan tetap meriah dengan kegiatan-kegiatan :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan