Posts

Showing posts from September, 2013

Coretan Zaidan: Kapal Momo

Image
Sengaja, malam ini saya tidak menyodorkan buku pelajaran pada kakak Zaidan. Kita hanya ngobrol santai sambil kakak mencorat-coret kertas. Tak terasa, sudah adzan Isya saja. Artinya, kita harus shalat dan mempersiapkan kamar untuk tidur. Ya, kakak Zaidan dan adik Raissa harus tidur awal biar tidak susah bangun pagi. Tapi saya harus menunggu kakak Zaidan menyelesaikan coretannya. Tak lama kemudian, jadilah dia...KAPAL MOMO. Inilah cerita kakak tentang gambarnya yang berhasil saya korek-korek: "Ini adalah kapal penangkap ikan. Namanya Kapal Momo. Di atas kapal ada orang dewasa dan anak-anak, kotak berisi ikan, kue-kue biar tidak kelaparan selama berlayar, dan bendera. Di atas kapal terlihat awan berbentuk siput, matahari, dan kertas beterbangan (padahal bentuknya tidak seperti kertas). Di bawah kapal ada banyak ikan, ikan hiu, bintang laut, kepiting, kerang, dan ikan terbang. Eh eh..di samping kapal ada makhluk aneh. Entah apa namanya."

Surat Untuk Amih, my momtrepeneur

Image
Assalaamualakum Amih sayang, Apa kabar mih? Aku harap amih selalu sehat supaya amih tetap bisa ber aktivitas seperti biasa. Bangun dini hari untuk shalat Tahajud, mencuci baju dan piring, memasak, shalat Subuh di mesjid, jaga warung sambil menyapu dan mengepel, kadang sambil momong cucu, menyetrika, belanja ke pasar. Tentu saja aktivitas tersebut membutuhkan banyak energi. Aku saja yang usianya lebih muda kadang kewalahan. Aku harap amih selalu sehat biar bisa nengok cucu yang kebanyakan tinggal di luar kota. Selalu teringat di benak ini saat engkau berkata, "Sekarang amih malas kalau pergi jauh, cape, udah tua" dan dengan diam kutatap rambutmu yang memutih dan kulitmu yang mulai keriput. Ah, waktu ternyata telah berlalu banyak. Amih sayang, Aku harap amih selalu bahagia karena semua anakmu telah mandiri dan memiliki keluarga yang bahagia. Janganlah risau karena anak-anakmu jauh. tak jarang kudengar cerita dari bapa, diam-diam engkau sering menangis mengingat anak perempu

Coretan Zaidan

Image
"Aku memang manusia biasa. Yang tak sempurna dan banyak salah. Namun di hatiku hanya ada cinta untukmu luar biasa..." Mm..lagu siapa yah. Maklum ngga gaul dan dengarnya juga sekilas *tepok jidat. Tapi kata-katanya sangat pas untuk disampaikan pada sulungku, Zaidan. Satu malam saya mengajaknya untuk belajar, persiapan untuk wekolah esok hari, dan seperti biasa dia asyik main. Karena tidak suka diajak-ajak Zaidan cemberut . Setelah selesai belajar dia memberikan selembar kertas bertuliskan 'Surat Untuk Umi', masih dengan cemberut. Saya buka, isinya gambar tentang hari kiamat (gambar 1 & 2). Dalam hati bertanya-tanya, apa maksud anak jni? Really don't know what a child think . Tapi biarlah, mungkin dia sedang mengingatkan hari akhir supaya saya bisa bersikap lebih baik padanya sebagai bekal menuju hari akhir:). Tak lupa saya berikan pujian atas gambar yang dibuatnya. Pada malam yang sama, dia buat gambar lagi di sebuah kertas. Disana ada tulisan 'Sur

Resep Krecek

Image
Saya suka kacang-kacangan, kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, dan yang lainnya. Diolah apa saja rasanya saya tetap suka. selain rasanya yang enak, setahu saya kacang-kacangan juga kaya akan antioksidan untuk ketahanan tubuh. Salah satu olahan kacang kesukaan saya adalah Krecek.  Pertama mendengar nama masakan ini rasanya lucu, mirip-mirip kantong kresek..hehe. Pertamakali saya coba makan  Krecek yaitu beberapa tahun lalu saat masih mengontrak rumah di daerah Bangka, mampang, jakarta selatan. ada sebuah warung makan kecil yang selalu menyajikan gudeg dan krecek setiap harinya. kadang-kadang sepulang dari belajar di ma'had  Alhikmah yang terletak tidak jauh dari warung itu atau sepulang dari klinik bidan di depan warung itu, saya mampir membeli gudeg dan krecek. rasanya yang manis-manis gimanaaa gitu  memanjakan lidah saya. meski saya bukan orang yogya saya bisa menikmatinya. Beberapa hari yang lalu saat  berbelanja di tukang sayur, saya melihat seorang ibu berbelanja bahan ma

Akhirnya..Roda Dua..Horeee

Image
Ketika akhirnya Zaidan, anak sulungku, bisa bersepeda roda dua, rasanya...senaaaang sekali. Saya juga bisa melihat raut kegembiraan di wajahnya. Senyum tidak lepas dari bibirnya. Setiap kali dia bisa melangkahkan sepedanya dia melihat ke belakang, ke arah saya, sambil tertawa dan memanggil saya. Aih aih..senang saya. Tak sengaja saya juga tertawa-tawa terus saat mengantar dia les ngaji. Tapi ups..segera saya tutup mulut ini, soalnya ini lagi di jalan. Orang bisa terheran-heran melihat saya tertawa sendirian. Mm..sebenarnya sih sama Zaidan tapi dia sudah jauh di depan saya dengan sepedanya. Saya masih teringat betul, Zaidan selama dua hari-an semangat sekali belajar sepeda roda dua. Padahal saya sendiri inginnya roda sepedanya dilepas satu aja dulu, tidak langsung dua-duanya. Tapi dia sendiri bersikeras, yasudah kami biarkan saja. Saya sempat pesimis , apa dia bisa langsung naik sepeda roda dua? Soalnya, pengalaman sepupunya roda empat dulu, roda tiga, baru roda dua. Ternyata saya sal

Sedia Wortel Sebelum Pakai Kacamata

Image
Ayah saya pakai kacamata. Ibu saya pakai kacamata. Dua kakak laki- laki saya pakai kacamata. Saya pakai kacamata, sejak kelas 4 SD. Adik saya yang awalnya saya kira tidak akan berkacamata, ternyata pakai kacamata juga ketika dia mulai sibuk dengan tugaa kuliah. Lengkaplah sudah kami menjadi keluarga berkacamata, mengingatkan kami pada serial sinetron zaman dulu berjudul Keluarga Markum yang semua anggota kelurganya berkacamata. Katanya, berkacamata bisa merupakan faktor keturunan. Saya sedikit khawatir juga kalau anak-anak saya nanti harus pakai kacamata. Apalagi suami saya juga berkacamata. Saya masih ingat ketika saya harus pakai kacamata saat kelas 4 SD. Mau main ini salah, main itu salah karena takut kacamata pecah. Kalau berenang harus lepas kacamata sehingga tidak bisa melihat dengan jelas. Berkeringat sedikit lensa kacamata jadi buram. Uh, jadi tidak leluasa bermain. Keberadaan TV kabel dengan berbagai tayangan film kartun yang menarik dan berbagai games seru yang ada di gadge

Kecil-kecil Jadi Imam Shalat

Image
Malam ini ketika saya sedang menuliskan catatan ini, saya sedang merasa bangga dengan anak sulung saya yang berusia enam tahun. Sudah dua hari ini Zaidan, nama anak saya, mau menjadi imam (pemimpin) shalat dalam arti yang sebenarnya. Benar-benar dia yang memimpin, bukan hanya sekedar berdiri di depan saya yang menjadi ma'mum (yang dipimpin). Sejak batita Zaidan memang suka mengikuti gerakan kami ketika shalat sebagaimana anak kecil lainnya yang dengan cepat meniru orang dewasa. Seringkali kami ajak dia juga ke mesjid untuk shalat berjamaah. Kalau shalat di rumah dia berdiri di depan saya sebagai imam atau di samping ayahnya sebagai ma'mum laki-laki. Memang saya tidak betul-betul menempatkannya sebagai imam karena Zaidan masih kecil. Saya hanya ingin mengajarkan padanya bahwa kelak dia akan menjadi pemimpin shalat untuk keluarganya, orangtuanya, atau teman-temannya sehingga ketika saat itu datang dia sudah terbiasa. Begini loh nak, pemimpin itu adanya di depan, jadi panutan b

Mari Bersepeda

Image
"Kring kring kring ada sepeda. Sepedaku roda dua. Kudapat dari ayah karena rajin belajar" Loh ko malah nyanyi. Hehe iya nih soalnya saya sedang menggiatkan anak saya untuk bersepeda, terutama sepeda roda dua. Kenapa sepeda? Bukan tanpa alasan saya ingin anak saya yang masih enam tahun supaya bisa mengendarai sepeda roda dua. Pertama, alhamdulillah ayahnya punya rejeki untuk beli sepeda. Kedua, bersepeda bisa meringankan beban saya orangtuanya agar dia bisa bermain mengayuh sepedanya kesana kemari sehingga saya tinggal mengawasinya dari jauh. Ketiga, bersepeda melatih tubuhnya supaya bergerak sehingga dia menjadi anak yang sehat. Masalahnya adalah sampai usia enam tahun anak saya belum bisa sepeda roda dua. Memang tidak ada aturannya usia berapa anak harus bisa sepeda roda dua mengingat emaknya juga kelas 6 SD naik sepeda roda duanya masih gagap hihi. Tapi sebagian besar anak seusianya di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya sudah bisa mengendarai sepeda roda dua. Alhas