Masuk Neraka Siapa Takut? #Laa Taghdhab...

Astaghfirullahaladzim! Saya beristighfar dan mengelus dada saat membaca Sebuah berita di website ini. Seorang ibu bernama Jennifer Maria Vargas, 34 tahun, yang tinggal di Kota San Antonio, Amerika Serikat, marah pada anaknya yang berusia 6 tahun sehingga dia mencerabut kantong zakar anaknya sampai robek!

Ya Allah, sebegitu dahsyat amarah si ibu sehingga ia berbuat demikian. jadi ingin memeluk erat anak saya yang usianya tak jauh berbeda dengan korban kekerasan di atas sambil berdoa semoga saya dijauhkan dari hal yang demikian.

Ada sebuah kata bijak dari blog TemanTakita tentang marah pada anak ini:
Amarah itu seperti api
Berhati-hatilah marah pada anak
Agar tidak membakar kebaikannya

Memang tidak semua perilaku anak sesuai dengan kemauan orangtua. Bahkan, bisa membuat orangtua marah. Marah yang kecil bisa bermanfaat, bisa membuat anak sadar akan kesalahannya. Seperti api kecil yang menjadi penerang saat malam yang gelap. Seperti api unggun yang menjadi penghangat saat malam yang dingin. Sebaliknya, marah yang tak terkendali akan melumat habis kebaikan dari seorang anak. Seperti api kebakaran yang membakar semua yang ada di hadapannya, tak peduli ia bermanfaat atau tidak.

Saya juga manusia biasa, pernah marah pada anak.

Hari-hari memiliki bayi baru cukup melelahkan. Istirahat kurang, anak rewel, tak Ada pembantu, hampir saja situasi ini membuat saya gila. Anak pertama yang awalnya sudah bisa buang air kecil sendiri, seperti menguji kesabaran saya saat adiknya lahir. Dia tiba-tiba saja minta dilayani saat hendak buang air kecil. Pekerjaan rumah tangga yang tiada habis seperti lingkaran setan yang menari-nari di atas kepala membuat saya makin mabuk emosi. Seringkali saya tiba-tiba marah pada suatu hal yang tak ada sangkut pautnya dengan anak, tapi malah anak yang jadi korban salah sasaran. Sepertinya saya saat itu memang salah satu kandidat terbaik untuk masuk neraka. naudzubillah.

Lalu, suatu malam saya sedang membantu anak pertama menghafal tugas dari sekolahnya yaitu menghafal sebuah hadist yang berbunyi, "Laa taghdhab, wa lakal jannah" artinya janganlah engkau marah maka bagimu surga. Saya pernah mendengar hadist itu. Namun, mendengar dari mulut anak sendiri yang pernah dimarahi rasanya haru sekali. Lihatlah anak 5 tahun itu (waktu itu anak saya masih 5 tahun), dia masih begitu polos, masih penuh rasa ingin tahu, masih ingin bermain-main. Berbuat salah baginya adalah wajar karena dia masih belajar, masih belum bisa membedakan mana benar mana salah. Saya peluk dan cium dia. Lalu saya teringat anak saya pernah berkata ingin masuk surga karena ayah umi tidak mau baikan dengannya. Saya pernah menuliskannya pada celoteh anak. Bahkan ia menuangkan perasaannya pada sebuah gambar, bisa dilihat disini. Saya semakin memeluk dan menciumnya. Ternyata, saya ini harus diingatkan berkali-kali agar sadar. Tak apa nak, terus ingatkan umi. Karena umi tak mau masuk neraka. Tak mau badan ini dilalap kerak neraka yang panasnya berjuta Kali panas api dunia.

Saat ini saya sedikit membenarkan kata orang bahwa semakin besar anak semakin banyak waktu untuk diri sendiri, memanjakan dan menghibur diri agar hidup seimbang jasmani dan rohani. Namun, ketika melihat ke arah lain, ke arah orangtua yang memiliki anak ABG, saya tidak sepenuhnya benar. Karena masalah yang Akan dihadapi tetap ada namun berbeda. Katanya, ketika anak kecil, yang cape hanya fisik orangtua. Namun ketika anak besar, yang capek adalah psikis oràngtua. Tak ada salahnya saya terus mempersiapkan diri pisik dan mental menghadapi apapun yang Akan terjadi.

Tips meredam amarah

Ada tips meredam amarah dari Pesantren Virtual yang tak ada salahnya kita praktekkan ketika amarah datang, antara lain:
1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda "Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu "A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim" "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk" (H.R. Bukhari Muslim).
2. Berwudlu. Rasulullah bersabda "Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah" (H.R. Abud Dawud).
3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakan"Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah" (H.R. Abu Dawud).
4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan "Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah" (H.R. Ahmad).
5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuah hadist dikatakan "Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud)." (H.R. Tirmidzi)

Selamat mencoba ya. Yuk, kita tahann amarah kita supaya Suasana rumah sedamai surga!:)



Artikel ini diikutkan sebagai peserta Fiesta Tali Kasih Blogger 2013 Blogs of Hariyanto - Masuk Neraka Siapa Takut!!!???

Sumber referensi
- http://dunia.news.viva.co.id/news/read/453832-marah--ibu-di-as-robek-kantung-zakar-anak
- http://blog.temantakita.com/hati-hati-marah-pada-anak/
- http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1118%3Atips-meredam-marah&catid=1%3Atanya-jawab&Itemid=1

Comments

  1. alhamdulillah, terimakasih sudah berkenan berpartisipasi,
    artikel sudah resmi terdaftar sebagai peserta..
    salam santun dari Makassar :-)

    ReplyDelete
  2. saya juga kadang marah mbak :) terima kasih sudah diingatkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 saling mengingtkan. Makasih udah mampir mak..

      Delete
  3. Kerasa di sentil. Hiks, masih suka marah-marah

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih sudah meninggalkan komentar yang baik dan sopan.

Popular posts from this blog

Rekomendasi Homeschooling Terbaik Untuk Solusi Belajar Anak

Bermain Kartu UNO

Usia Nanggung Bikin Bingung (Memutuskan Kapan Anak Akan Sekolah)

Biaya Masuk SMP Islam di Tangerang Selatan

Berendam Air Panas di Grage Hotel & Spa Kuningan